13. GWS

300 104 33
                                    

Sejak kejadian penolakan itu, Arga jarang terlihat di depan Sena. Cowok itu benar-benar menjauh. Bahkan akun Instagram Sena juga diblokir. Dan setelah kejadian itu pula Sena sering kali mendapat bully an dari penggemar Arga dan... Arjuna? Entah kenapa penggemar Arjuna ikut mem-bully Sena, mungkin karena Arga kakak dari Arjuna jadi mereka tidak terima?

Pernah saat Sena pergi ke toilet sendirian tiba-tiba ia dikejutkan dengan segerombolan siswi kelas XII di dalam toilet. Karena merasa tidak nyaman, ia berpikir untuk keluar dari toilet itu dan mencari toilet lain. Belum sempat melewati pintu, Sena ditarik kembali secara paksa. Didorong nya tubuh Sena pada dinding secara kasar. Beruntung Dewi Fortuna sedang berpihak padanya, Retta tiba-tiba memasuki toilet dengan membawa penggaris kayu ditangan kanannya. Tanpa diperintah segerombolan siswi itu berhamburan keluar toilet. Tidak sampai disitu, di luar toilet sudah ada Arjuna dan Nanda yang sedang berjaga. Mereka berdua menyeret semua siswi itu ke ruang kesiswaan.

Sena menghela napas gusar setelah mengingat kejadian itu kembali. Ia menoleh pada sebuah meja paling ujung di kantin. Meja yang selalu terisi dengan empat cowok sableng saat jam istirahat tiba. Tapi itu dulu, sebelum kejadian seminggu yang lalu. Meja itu memang selalu diduduki oleh orang yang sama, hanya satu orang yang tidak pernah hadir lagi. Cowok yang membuatnya terkena hukuman, cowok menyebalkan yang membuatnya masuk ke dalam sebuah masalah.

Sena juga tidak menduga bahwa mengenal Arga lebih dalam akan membuatnya mendapat sebuah masalah. Masalah yang Sena tak yakin bisa diselesaikannya atau tidak. Tak bisa dipungkiri, hatinya terlalu jatuh pada cowok itu.

Seandainya waktu dapat diputar kembali, apakah ia akan melakukan suatu hal yang sama?

Di sisi lain, seorang cowok bersurai hitam sedang memainkan sebuah rubik di dalam perpustakaan. Sesekali menggerutu karena tidak bisa menyelesaikan rubik itu dengan cepat. Ia melempar rubik itu dengan perasaan kesal.

Bodoamat! Bukan punya gue! -Batin Arga.

Sejak sampai sekolah tadi ia langsung menuju perpustakaan. Biar saja dia ditulis alfa, sudah biasa.

Arga mengusap wajahnya dengan kasar. Beberapa hari ini ia sering merasa badmood. Tentu saja penyebabnya adalah kejadian memalukan seminggu yang lalu. Arga memang sengaja menjauhi gadis itu. Ia ingin melupakan kejadian dulu. Hingga sekarang ia sering malu sendiri jika mengingatnya lagi.

Tetapi ada yang aneh pada dirinya, Arga merasa seperti kehilangan. Bolehkah Arga jujur jika dulu jantungnya pernah berdetak lebih cepat karena Sena? Pertama, saat melihat Sena di cafe mamanya untuk membantu mengerjakan tugas kimia. Kedua, saat Arga menghirup aroma gadis itu di dalam mobil.

Wajah gadis itu mirip dengan seseorang yang Arga kenal. Hanya saja sikap mereka bertolak belakang. Ah, Arga merindukannya. Dia yang membuat Arga selalu tersenyum, dia yang selalu ada saat Arga sedih, dia yang membuat Arga merasa nyaman, dan dia yang meninggalkan Arga tanpa kabar hingga sekarang.

Arga beranjak dari duduknya. Mengambil rubik yang ia lempar tadi dan melangkah keluar menuju rooftop.

☕☕☕

Tetttt! Tettt!

Suara riuh mengisi setiap ruang kelas ketika terdengar bel pulang berbunyi. Semua siswa SMA Antarium berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Sena, dengan earphone yang bertengger ditelinganya, ia berjalan menuju luar sekolah.

Belum sampai satu meter, seseorang menabraknya. Ia merasakan sebuah benturan pada kepalanya yang lama-kelamaan terasa berat. Pusing, itu yang ia rasakan.

Arga, dia lah yang menabrak Sena. Ia tak fokus memperhatikan jalan karena sibuk mengecek buku-buku yang ia bawa. Buku kimia para dayangnya, eh sahabatnya. Setelah istirahat selesai, Arga memutuskan kembali ke kelas. Sialnya ia langsung disambut VANARA alias Vano, Nanda, Ezra. Mereka bertiga serempak memberikan buku itu. Pasti Arga selalu mengerjakan tugas kimia mereka, karena hanya dia yang pintar kimia.

Self EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang