17;rindu

8.3K 744 87
                                    

Judulnya aja udah mewakili hehe
Maaf bikin kalian nunggu:")








***







Pagi ini Lisa bangun lebih awal, membangunkan Bambam yang memang susah bangun pagi. Lisa jadi berfikir apa Bambam istirahat dan makan dengan baik selama ia tidak ada. Meski Lisa tahu kalau Bambam masuk sekolah jam tujuh, tapi bangun jam lima pagi pun wajib. Setidaknya membiasakan adiknya ini untuk lebih memanfaatkan waktu. Terlebih saat Bambam sendiri, anak itu harus membuat sarapan sendiri dan pastinya membutuhkan waktu diluar jam berangkatnya.

Suara decikan daging yang dimasukkan ke dalam penggorengan membuat Bambam terburu keluar dari kamar mandi. Lisa yang melihatnya pun hanya tersenyum kecil.

Lisa jadi ingat dulu saat mereka masih di rumah orang tua mereka, Bambam sering mengganggunya saat memasak. Karena kalau tidak makan saat Lisa sedang memasak, belum tentu ia mendapatkan jatah makan dari ibu tirinya.

Ah, ibu.. apa dia makan dengan baik disana?

Terbesit di benak Lisa ingin mengunjungi ibu tirinya, memastikan beliau sehat-sehat saja. Lisa tahu kalau wanita itu tidak pernah memperlakukan dirinya bak anaknya, apalagi saat ayahnya meninggal. Tapi Lisa tetap merasakan kehangatan dulu saat mereka sedang berkumpul bersama ayah, disaat bersama ayah ibu tirinya ini sangat hangat dan baik padanya. Setidaknya ada hal yang membuat Lisa bahagia meski hanya sebentar.

"Ah, panas!" Ternyata Bambam yang sudah memasukan sepotong daging ke mulutnya tanpa sepengetahuan Lisa.

"Yaaa! Kenapa makan langsung dari wajan?"

"Hehe, sudah biasa bukan seperti ini?"

"Ish! Pakai bajumu dulu, nanti Nuna siapkan makanan di meja!"

"Satu potong lagi."

"Mau Nuna pukul dengan wajan ini, heo?"

"Haha, iya aku ke kamar."

Seperginya Bambam, Lisa menyajikan nasi putih beserta daging ayam fillet yang baru saja digorengnya di atas meja makan. Tak lupa juga menyiapkan susu yang masih ada di lemari

Lisa sebenarnya heran, darimana Bambam bisa mengisi lemari es ini dengan berbagai makanan, minuman dan sayur. Tapi ia tidak ada niat untuk bertanya, karena pasti ini perlakuan dari Jungkook. Pria itu salah satunya yang menjadi pelaku utama atas keheranan ini.

Lisa jadi rindu. Ia menyunggingkan senyumnya saat menuangkan susu ke dalam gelas milik Bambam.

Apa dia merindukanku?

"Ah! Lupakan, Lisa!"

"Kenapa Nuna?" Tanya Bambam yang sudah rapi dengan seragamnya dan langsung duduk.

"Enggak, kau cepat sekali?"

"Harus! Kalau tidak nanti aku tidak kebagian sarapan yang Nuna buatkan, hehe."

"Aish! Apa aku serakus itu?"

"Tidak, aku bercanda Nuna."

Bambam rindu, akhirnya ia bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama Lisa. Semenjak tinggal disini, ia selalu menangis di tiap pagi dan malam. Rasanya lebih baik ia dipukuli ibu tirinya daripada harus merasakan kesepian.

2ND || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang