11. Stupid Liar

2.3K 329 106
                                        

Flashback On
.
.
.
.

Semester tiga merupakan semester yang paling melelahkan bagi Mino karena mata kuliahnya mulai berat dan cukup menguras otaknya. Tugas presentasi juga ngga kalah gilanya, membuat dirinya mendadak jadi makhluk penghuni perpus dan sering bikin tugas kelompok sana sini.

Itu juga sebuah alasan yang membuatnya memutuskan buat tinggal di kos. Waktu itu Jinwoo yang kebetulan tinggal sendirian di kos karena temen satu kamarnya pindah kuliah, nawarin Mino buat ngekos bareng. Mino pun setuju karena dia pikir bakal lebih efisien buat ke kampus, berhubung dia yang mulai sibuk dan jarak dari kampus ke rumahnya lumayan jauh.

Awalnya Bundanya menolak, karena ngga mau pisah sama anak bungsunya dan karena ngga tega juga membiarkan anak kesayangannya tinggal dirumah kecil yang minim fasilitas. Apalagi anaknya itu menolak buat dibawain mobil dan fasilitas mewah yang lain. Mino memilih pake motor ninjanya ke kampus, karena kalo bawa mobil dia merasa ngga enak sama temen kosnya yang lain. Dan karena Mino terus membujuk Bundanya, akhirnya dengan berat hati dia di ijinin asal semua kartu kreditnya dibawa dan harus sering pulang ke rumah tiap weekend. Oke, itu sih syarat yang gampang buat Mino.

Jadi dia pun bertransformasi dari anak rumahan yang berkecukupan menjadi anak kos yang tetep aja berkecukupan. Lol😂

Dan disinilah kisah awal mulanya dia tau tentang Irene.

Jinwoo adalah anak klub jurnalistik dan saat itu dirinya menjadi bagian dari pengurus buletin kampus. Dia di dapuk sebagai tim pengumpul saat masih trainee. Jadi setiap karya mahasiswa yang masuk, langsung dipegang Jinwoo buat disatuin.

Mino yang udah sekamar sama Jinwoo kadang ngga sengaja ikut baca karya karya mahasiwa lain yang menumpuk di meja belajarnya. Dan saat itu dia tertarik sama essay dan puisi milik nama pena Baechu. Tulisan essay nya lugas dan opininya kritis, tapi tetep mudah dimengerti. Bahasanya juga ngga kaku kaku amat, dan enak dibaca lama lama. Puisi Baechu juga bagus. Meskipun pake bahasa Inggris, tapi pemilihan diksinya ngga ribet. Udah gitu ngga alay pula. Itu membuatnya tanpa sadar selalu nunggu karya Baechu tiap minggunya.

Sampai suatu hari Mino merasa dirinya merasa aneh kalo baca puisinya Baechu. Bukan, bukan karena puisinya jelek. Tapi terkadang puisinya Baechu seakan akan emang ditujukan buat seseorang. Dan Mino dengan bodoh plus percaya dirinya, merasa kalau puisi itu buatnya.

Entah kenapa, tapi itu sering terjadi. Awalnya dia biasa aja, sampai akhirnya dia merasa kepo banget lalu memberanikan diri tanya ke Jinwoo dan siap dengan konsekuensi dia bakal di ketawain habis habisan.

"Nu, nama pena Baechu itu siapa sih?" tanya Mino suatu hari.

Jinwoo yang saat itu lagi sibuk dengan MacBook didepannya cuma bergumam ngga jelas.

"Woy ampas tahu"

"Brisik lo, ganggu aja" Jinwoo masih serius sama kerjaannya

"Baechu itu siapa" ulang Mino.

"Kenapa emangnya?" Jinwoo menatap Mino sebel.

"Iya gue kepo aja sih, abisnya tulisan dia bagus"

"Oh gitu, tapi sorry aja No, gue ngga bisa membocorkan identitas klien" jawab Jinwoo sambil nahan ketawa, kemudian dia sibuk dengan MacBooknya lagi.

"Serius deh Nu, dia siapa sih? Cewe apa cowo?"

"Cewe, seangkatan sama kita" Jinwoo ngalah

"Serius lo? Siapa deh Nu kasih tau gue"

"Kenapa sih penasaran bgt"

"Abisnya kadang gue ngerasa puisinya kaya ditujuin buat gue" Mino akhirnya keceplosan.

Mino Crush -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang