CHAPTER 3

30 2 0
                                    

Tara kembali ke rumahnya, saat dia ke kamar Tara kaget karena Leony sedang tiduran sambil membaca majalah di kamarnya. Tara kemudian meletakkan tasnya ke meja dan mengempaskan badannya ke sebelah Leony.

"Baru pulang jam segini, Tar?" Tanya Leony setelah melihat jam yang berada di meja di samping tempat tidurnya.

"Ya gitu deh. Biasalah, kan aku ikut pelatihan untuk lomba cerdas cermat. Terus ngapain kamu ke sini?" Tara heran karena Leony datang ke rumahnya padahal setahu dia sedang tidak ada tugas ataupun test besok. Itu karena Leony biasanya datang ke rumah dia kalau ada test dan tugas.

"Emang aku gak boleh datang apa?" Leony menutup majalah yang di baca dan kemudian meletekan ke meja di samping ranjang Tara.

"Bukannya gak boleh, tapi kan biasa kamu datang kalau ada tugas atau test. Nah seingat aku besok gak ada tugas ataupun test deh."

"Ih Tara, kan aku datang ke sini gak cuma pas ada tugas atau test. Jelas-jelas aku tiap hari ke rumah kamu." Leony membela diri sambil memonyongkan bibirnya

"Iya emang bener kamu ke rumah aku tapi kamu kan gak cari aku kalau ke sini. Kamu kan selalu cari kak Reno." Balas Tara kemudian duduk sambil menyandarkan diri di ranjangnya. Leony hanya tersenyum malu mendengar perkataan Tara. Sebenarnya Tara dan Leony adalah teman sejak SMP dan kebetulan rumah mereka juga tidak begitu jauh bisa di bilang masih satu kompleks perumahan. Leony bukan hanya sahabat dengan Tara tapi juga dia berhubungan dekat dengan saudara laki-laki Tara yaitu Reno. Mereka sudah berpacaran hampir dua tahun, itupun karena dicomblangin oleh Tara.

"Jangan jujur gitu donk Tar. Aku kan jadi malu." Leony hanya tersenyum, Tara hanya menggeleng kepala dan kemudian melempar bantal yang ada di dekatnya dan melempar ke wajah Leony. "Jadi kamu di sini napain?" Tanya Tara langsung ke Leony

"Habis Kak Reno gak ada sih makanya aku ke sini. Eh, ternyata kamu belum pulang makanya aku nunggu aja di kamar kamu." Kata Leony meletakkan bantal yang dilempar Tara tadi kepangkuannya.

"Oh jadi karena kak Reno gak ada ya baru cari aku. Jadi aku cuma jadi cadangan aja nih." Sindir Tara tapi dengan wajah Tara yang agak serius sehingga Leony mengira Tara marah padanya.

"Duh Tar jangan jutek gitu donk. Kamu tetep sahabatku yang paling baik kok. Lagipula kita kan selalu ketemu di sekolah dari pagi sampai siang jadi gantian dong dengan kak Reno." Tara yang mendengar perkataan Leony tertawa. "Terus gimana kamu dengan Adit?" Tanya Leony pada Tara sedikit penasaran

"Gimana apanya?" Tara mengangkat salah satu alisnya

"Ya gimana perkembangan kamu dengan Adit. Apakah kalian sudah mulai dekat atau malah lebih?" Goda Leony

"Duh Leony, aku sama Adit kan cuma ikut lomba cerdas cermat dan sekarang lagi masa pelatihan ya pasti deket Cuma sebagai partner aja."

"Tara, kamu ini jangan pura-pura gitu. Aku sudah jadi sahabat kamu lumayan lama loh jadi aku pasti tahu kalau kamu suka sama seseorang atau cuma anggap teman biasa. Aku tahu kamu itu uda suka sama Adit sejak dulu kan?"

"Jangan bercandalah Leony. Aku gak suka sama Adit." Kata Tara agak sedikit salah tingkah.

"Tar, kamu itu gak bisa bohong sama aku. Kamu dari dulu sudah perhatiin Adit uda gitu selalu muji Adit. Aku bisa lihat dimata kamu melihat Adit adalah seseorang yang spesial."

"Leony, aku beneran gak suka sama Adit. Aku cuma kagum aja sama dia karena dia itu kan murid berprestasi dan menurutku dia juga orang yang baik."

"Tuh apa aku bilang kamu muji Adit lagi kan." Leony tersenyum jahil melihat Tara salah tingkah. Ketika Leony mau menggoda Tara tiba-tiba pintu Tara terbuka. Setelah melihat sosok yang sangat dikenal mereka berdua, Leony langsung berjalan menuju ke arah sosok tersebut.

"Tuh pangeran kamu sudah datang, Leony." Tara memanyunkan bibirnya ketika melihat Kak Reno saudara laki-lakinya itu berdiri di depan pintu dan Leony yang dalam sekejap sudah berada di sisi kekasihnya itu. "Mentang-mentang pacarnya datang temennya langsung dilupain." Kata Tara pura-pura sedih.

"Ya elah Tar, kan tadi aku uda temenin kamu. Jadi gak masalah donk aku barengan sama Kak Reno dulu." Kata Leony sambil ketawa melihat tingkah Tara kemudian meninggalkan Tara duduk di kamarnya sedangkan Leony dan Reno berjalan menuju ke arah ruang tamu.

******************

Lain kejadian di rumah Tara, lain juga yang terjadi di rumah Adit. Saat sampai di rumahnya Adit terkejut melihat seorang pria yang dia sangat kenal duduk di ruang tamu rumahnya. Bibir Adit melengkung dan berlari memeluk pria tersebut.

"Ayah, kapan sampainya?" Tanya Adit tanpa basa basi setelah memeluk pria tersebut yang adalah ayahnya sendiri. Sang ayah mengacak-acak rambut anaknya sambil tersenyum

"Ayah baru sampai tadi siang. Ayah mau kasih kejutan buat kamu." Adit terlihat sangat senang dan melepas rindu pada ayahnya itu. "Kamu baru pulang sekolah ya?" Tanya ayah Adit setelah melihat jam tangannya.

"Iya yah. Tadi ikut pembinaan untuk lomba cerdas cermat yah makanya aku pulang agak sore yah." Jelas Adit pada Ayahnya itu.

"Terus gimana sekolah kamu? Baik-baik aja kan?"

"Baik kok yah. Kan ayah tahu sendiri kalau aku itu juara di sekolah." Adit dan ayahnya tertawa karena Adit agak pamer dengan prestasi dia.

"Iya deh ayah tahu anak ayah ini pinter dan hebat." Puji sang ayah lalu menyuruh Adit untuk mandi dan bersiap-siap karena ayahnya ingin mengajak Adit untuk makan malam bersama di luar. Mereka ingin menghabiskan waktu bersama karena sudah lama mereka tidak bertemu. Bisa di bilang ayahnya Adit ini sangat sibuk dengan bisnis dia yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Tapi ayahnya itu tetap memberi waktu dan perhatiannya untuk Adit apalagi setelah ibunya Adit meninggal.

Di sebuah restaurant mereka memesan makanan kepada seorang pelayan. Sambil menunggu makanan datang mereka bercanda gurau.

"Jadi gimana dengan kegiatanmu di sekolah? Ada hal yang menarik yang bisa diceritakan ke ayah?" Tanya Ayah Adit memulai pembicaraan

"Ya semua seperti biasa aja yah. Ke sekolah, belajar, pulang." Jawab Adit singkat, padat dan jelas.

"Astaga Adit cuma itu aja kamu kasih tau ayahmu ini? Apa tidak ada kejadian menarik di sekolah?"

"Gak ada yah."

"Huh.." Ayah Adit menghela napas, dan kemudian dia teringat dengan lomba cerdas cermat yang diikuti Adit. "Lalu gimana dengan lomba yang mau kamu ikutin?"

"Cerdas cermat maksud ayah? Ya sejauh ini sih biasa-biasa aja sih yah."

"Lalu cewek yang satu team dengan kamu siapa namanya?"

"Tara"

"Oh jadi namanya Tara. Namanya aja sudah bagus apalagi orangnya."

"Ih ayah sok tau banget sih. Kan bisa aja dia itu jelek,berkacamata, gendut dan pendek." Gurau Adit membuat mereka tertawa bersama. Tiba-tiba pelayan datang membawa makanan dan mereka menahan tawa mereka.

"Kamu ini Dit. Kok malah jelekin teman sendiri sih." Kata Ayahnya setelah pelayannya pergi

"Canda aja kok yah." Adit mulai mencicipi makanan yang dia pesan tadi.

"Tapi dia cantik kan?" Tanya ayahnya lagi

"Ya kalau mau jujur Tara sih memang cantik dan dia juga baik." Jawab Adit dengan senyum malu-malu

"Wah sepertinya anak ayah sudah mulai suka sama cewek lagi nih." Goda Ayah Adit

"Apaan sih ayah. Dia cuma teman aja yah. Gak lebih kok."

"Ya untuk sekarang aja teman tapi nanti siapa yang tau coba."

"Ayah!!"

"Dit, ayah bahagia kalau jagoan kesayangan ayah ini bahagia juga. Kalau kebahagiaan kamu dengan dia maka kamu harus perjuangkan kebahagiaan itu."

"Ayah, kebahagiaan aku itu adalah bersama ayah. Lagipula untuk sekarang aku gak mau mikirin cinta lagi yah. Ayah kan tau sendiri kenapa." Kata Adit dengan ekspresi agak sedih dan juga kecewa.

"Ayah ngerti kok. Ayah cuma mau kamu bahagia aja Dit." Kata sang Ayah dan kemudian mengacak rambut Adit. Adi memanyunkan mulutnya sambil merapikan rambutnya kembali. Mereka pun melanjutkan acara makan malam dengan gurauan

MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang