CHAPTER 5

24 0 0
                                    

Hari demi hari Tara dan Adit lewati bersama dan mereka terlihat lebih dekat. Beberapa orang mengira mereka berpacaran tapi jika ditanya mereka hanya mengatakan bahwa mereka hanya berteman saja.

Tak terasa waktu perlombaan sudah tiba. Tara dan Adit mengikuti perlombaan cerdas cermat yang diikuti seluruh sekolah. Perlombaan berjalan dengan baik, mereka melewati babak penyisihan dan tersisa 3 group termasuk mereka di babak final.

Di babak final Tara dan Adit bersaing dengan ketat dengan sekolah lainnya. Mereka pun terlihat lebih kompak di banding sekolah lainnya. Mereka seperti mengerti satu sama lain. Walau mereka kompak tapi mereka tidak memenangkan lomba tersebut. Mereka meraih posisi ke tiga dalam perlombaan tersebut.

Setelah perlombaan selesai, guru yang menemai mereka yaitu Ibu Titi mengizinkan mereka untuk pulang setelah selesai perlombaan. Tara dan Adit tidak langsung pulang, mereka berencana untuk merayakan kemenangan mereka ya walaupun hanya sebagai juara tiga. Mereka mengunjungi salah satu café dan memesan beberapa makanan. Tara dan Adit terlihat sangat lapar karena memesan banyak makanan mungkin karena otak dan tenaga mereka terkuras dalam perlombaan tadi.

"Tadi itu bener-bener pertandingan yang menegangkan banget." Kata Tara memulai pembicaraan

"Iya bener banget. Udah gitu lawan kita kelas berat, kita aja sampai gak bisa kejar nilai mereka." Komentar Adit mengingat perlombaan tadi.

"Tapi untung aja kamu bantu aku jawab tadi. Kalau gak aku benar-benar blank banget." Kata Tara berterima kasih pada Adit. Memang tadi saat pertandingan Tara memencet bel duluan setelah pertanyaan diajukan tapi itu tanpa pikir panjang sehingga Tara tidak tahu jawabannya. Untungnya Adit langsung membantu Tara menjawabnya sehingga Tara tidak terlalu merasa menjadi beban jika tidak menjawab karena jika salah jawab atau tidak menjawab poinnya langsung dikurang

"Kamu juga banyak membantuku untuk menjawab pertanyaannya kok." Kata Adit merendah

Setelah beberapa lama mereka membahas tentang perlombaan tadi, seorang pelayan datang dan membawakan makanan untuk Tara dan Adit. Selama menikmati makanan mereka saling bercanda.

"Dit, kamu tahu gak pertama kali pas kita dipasangkan untuk lomba, semua teman-temanku langsung berebut mau kenalan dengan kamu." Kata Tara sambil tertawa mengingat saat dulu semua teman-temannya merengek berkenalan dengan Adit.

"Loh kok bisa?" Tanya Adit sedikit heran

"Ya bisa lah. Secara kamu itu cowok paling pinter, ganteng, tajir pula. Gimana semua cewek di sekolah pada gak kelepek-kelepek coba." Kata Tara menjelaskan

"Hmm...Terus kamu termasuk juga semua cewek yang kelepek kelepek sama aku?" Tanya Adit sambil menaikkan sebelah alisnya. Tara hampir tersedak mendengar pertanyaan Adit yang entah itu serius atau hanya gurauan saja.

"Menurutmu aku termasuk golongan cewek yang mana?" Tara berusaha menenangkan diri dan menjawab pertanyaan Adit setenang mungkin.

"Menurutku ya?" Adit menatap Tara sejenak sambil mengelus dagunya. "Menurutku kamu itu beda dan aku suka itu." Jawab Adit sambil tetap menatap Tara, membuat Tara agak sedikit malu apalagi setelah mendengar ucapan Adit yang membuat pipi Tara merona merah.

"Kamu ini ya Dit, buat aku malu aja." Kata Tara dengan malu-malu.

"Memang bener kok kamu itu beda dibanding cewek yang lain."

"Beda gimana coba?"

"Kamu itu baik, cantik, pinter, dan semua yang ada di kamu aku suka kok. Bahkan aku aja merasa nyaman di dekat kamu. Padahal aku bukan orang yang gampang dekat dan nyaman sama orang loh apalagi cewek." Adit masih menatap Tara dengan lurus. "Kamu itu juga unik, buktinya kamu mau bantuin anak-anak jalanan dan jadikan mereka jadi anak asuhmu.Kamu memang beda dari yang lain deh." Kata Adit memuji Tara. Tara yang mendengarnya menjadi malu dan wajahnya menjadi merah padam.

"Sama satu lagi Tar, wajah kamu juga lucu banget kalo merah gitu." Lanjut Adit kemudian tertawa terbahak-bahak melihat wajah Tara yang merah seperti tomat. Tara langsung membuang muka dengan ekspresi cemberut dan marah pada Adit.

"Duh, ada yang ngambek nih sepertinya." Canda Adit sambil tertawa. Tara yang pura-pura ngambek akhirnya ikut tertawa.

"Awas aja kamu ya. Ntar kamu kubalas loh." Tara berpura-pura marah lagi sambil membuang muka.

"Aduh cewek cantik gak boleh ngambek donk. Ntar makin merah tuh muka loh kalo ngambek." Canda Adit lagi, Tara kemudian berdiri sambil mencoba menjitak kepala Adit.

"Tapi jujur nih Tar, pas pertama kali kenal kamu, aku kira kamu itu cewek aneh yang sok akrab dengan orang dan juga cewek manja dan gak bisa apa-apa." Kata Adit mulai agak serius. "Sekarang setelah aku makin dekat sama kamu, aku jadi sadar kamu tuh cewek yang beda." Lanjut Adit yang tiba-tiba menjadi malu-malu menatap Tara.

"Jadi sekarang cewek aneh yang sok akrab dan manja ini sudah bisa meluluhkan pangeran terpopuler satu sekolah tapi berhati dingin seperti es?" Sekarang berbalik Tara yang menggoda Adit.

"Yah bisa dibilang begitu." Jawab Adit dengan jelas dan membuat hati Tara berdetak lebih kencang dari biasanya. "Kamu itu seseorang yang special buat aku." Adit mengatakan dengan ekspresi tenang walau sebenarnya jantung Adit berdetak dengan kencang dan berharap Tara tidak mendengar detak jantungnya ini.

Tara menatap Adit sebentar kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah luar. Mereka hanya terdiam sesaat dan menghindari pandangan satu sama lain. Mereka juga melanjutkan acara makan dengan suasana agak canggung karena masing-masing mereka yang merasa malu dan detak jantung mereka yang tidak bisa tenang.

"Gimana makanannya?" Tanya Tara memulai pembicaraan sekaligus memecah keheningan di antara mereka berdua.

"Lumayan enak kok. Kamu mau coba?" Jawab Adit berusaha untuk tidak bersikap tegang dan juga canggung. Tara tanpa malu-malu mencoba makanan yang dipesan Adit yaitu chicken cordon bleu. Tara pun menawarkan makanan yang dia pesan yaitu nasi goreng seafood. Awalnya Adit menolak tapi karena dipaksa Tara akhirnya Adit mencicipi nasi gorengnya Tara.

Setelah selesai makan, mereka berjalan-jalan ke mall. Mereka berjalan ke arah Time zone dan memainkan semua permainan di sana. Mereka benar-benar menikmati waktu mereka berdua. Setelah seharian mereka menghabiskan waktu bermain di sana, Adit dan Tara duduk di kursi kayu yang terletak di tengah mall, beberapa orang tua duduk di sana sejenak untuk melepas lelah ataupun menunggu seseorang.

"Tar, kamu haus gak?" Tanya Adit pada Tara yang duduk di sebelahnya

"Agak haus sih." Jawab Tara

"Ya uda tunggu bentar ya aku beliin kamu minum." Adit kemudian pergi ke arah penjual bubble tea. Adit mengantri sambil melihat-lihat minuman yang akan dia beli untuk dirinya dan Tara. Setelah mengantri agak lama, tibalah Adit berdiri di depan kasir dan memesanan 2 gelas minuman dan membayarnya.

Seorang pelayan meracik 2 gelas bubble tea pesanan Adit dengan ahlinya dan cepat. Pelayan tersebut kemudian memberikan 2 gelas bubble tea tersebut kepada Adit. Adit bermaksud membawa minumannya kepada Tara yang sedang menunggunya tidak jauh dari sana. Tiba-tiba Adit berhenti dan wajahnya yang tadi senyum berubah menjadi pucat ketika melihat seseorang yang berada di hadapannya yang sangat ia kenal.

MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang