part .7. FEELING PROBLEM

3.2K 135 0
                                        

Mohon maaf untuk para pembaca yang sudah mengikuti dan membaca sampai selesai
Nhysa revisi ulang dan mengubah semua isi part-nya karena part2 awal sepertinya saya kerjakan asal2an dalam pembuatan kalimatnya..
Tapi ini tidak akan keluar dari jalan cerita kok hanya memperkuat cerita nya saja

Terimakasih buat kalian yang masih setia membaca karya saya 😘😍

Ok selamat membaca...

Ok selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Weekend ini Wizzy sudah berjanji pada Vania jika ia akan datang mengunjungi saudara-saudaranya yang berada di panti. Wizzy menyiapkan segala sesuatunya yang ingin ia bawa dan akan di bagikan pada penghuni panti. Demian sengaja mampir untuk mengunjungi Wizzy di rumahnya. Melihat Wizzy berbenah memasukkan  banyak barang ke mobilnya.

Demian pun bersikeras untuk ikut bersama Wizzy ke panti. Jadilah mereka pergi bersama.

" Aku sudah pernah ke sana sebelumnya, waktu aku masih SMA. Papa mengajakku kesana bersama mama"

" Maaf jadi mengingatkan mu dengan almarhuma mamamu Demian" Wizzy jadi tidak enak hati

" Tidak apa-apa. Mama akan selalu di hatiku." Ucap Demian tersenyum manis

" Akhirnya akan ada wanita yang akan menyayangi ku seperti mama. Bahkan lebih" lanjutnya sambil membayangkan bagaimana mana masa depannya dengan Wizzy. Demian menggenggam tangan Wizzy seraya fokus menyetir mobil.

Wizzy sudah mengatakan pada Brian jika hari ini akan ke panti. Untung saja Brian tidak ada saat Demian datang mengunjunginya.

.
.
.
.
.
.
.

Sementara itu di apartemennya. Brian sedang menatap pemandangan dari ketinggian.

Seorang wanita dengan style high class memeluknya dari belakang. Bibirnya merah mereka dengan kulit eksotis yang begitu sexy.

Brian menghela napas berat.

" Kenapa kau katakan pada papamu bahwa kita akan menikah Rebecca " tatapannya melirik tajam Rebecca

" Karena itulah yang akan terjadi sayang" ucap Rebecca seraya meraba perut Brian yang terasa sempurna milik seorang pria. Dengan senyum puas di bibirnya. Tertawa sinis dengan tatapannya bagai rubah licik

" Tidak ada yang terjadi di antara kita " ketus Brian menepis tangan Rebecca dengan kasar.

" Kau tidak bisa menolakku Brian. Aku punya kartu untuk membungkammu. Dan sebentar lagi kau akan jadi milikku sepenuhnya" kembali Rebecca tersenyum licik

" Kau ingin apa, semua saham ku akan ku berikan utnukmu " ucap Brian dengan nada gusar

" Wow Brian easy.. something happen to you.." kini Rebecca mendekatkan tubuhnya pada Brian yang menatapnya jengah

Feeling ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang