part .10. FEELING PROBLEM

2.5K 102 0
                                        

LANJUT...
SELAMAT MEMBACA

Wizzy dan Vania sedang membersihkan taman di halaman rumah mereka. Vania mendapat panggilan dari Wizzy bahwa ia kerepotan membersihkan taman yang sudah lama tidak ia tata. Namun Vania yakin ini bukanlah soal tanaman kenapa Wizzy memanggilnya datang.

" Kak Wizzy aku tahu kalau kakak lagi ada masalah. Soal Demian? " Vania to the point. Wizzy tak mampu menutupi perubahan wajahnya yang tiba-tiba sendu.

" Kakak cuma berharap ini pilihan terbaik meski kakak belum yakin"

" Kak Wizzy waktu kakak masih banyak untuk itu semua. Toh kak Demian tidak buru-buru dan memaksa kakak untuk menikah secepatnya kan. Kak Wizzy jalani saja dulu. Selama ini kak Demian bersikap baik, dia juga sangat sopan" Vania memberi semangat untuk Wizzy.

Bukan itu yang di takutkan wizzy. Jika memang nanti pernikahan itu terjadi. Wizzy akan lebih sering bertemu dengan Brian. Memikirkan itu membuat Wizzy jadi nelangsa.

" Di hati kakak ada orang lain" Ucap Wizzy membuat Vania menatapnya cukup lama.

" Tapi sepertinya kita tidak di takdirkan bersama" Lanjutnya lagi. Vania hanya terdiam mendengar keluhan Wizzy. Tak berapa lama Demian datang.

" Sepertinya aku mengganggu waktu kalian" Demian datang dengan senyum manis di wajahnya.

Vania terkejut apa Demian sudah datang sejak tadi, dan mendengar percakapannya barusan dengan Wizzy.

" Hai Vania, senang bertemu denganmu di sini. Bagaimana keadaan para penghuni panti?"

" Semuanya baik-baik saja kak" Jawab Vania terbata kehadiran Demian membuatnya jadi gugup. Menyadari itu Wizzy hanya tersenyum dengan ekspresi Vania.

" Oh yah Wizzy. Maaf jika ini mendadak, kebetulan tadi aku sedang di jalan lalu orang dari Wijaya Grup menghubungiku untuk menghadiri peluncuran produk terbaru mereka. Tapi berhubung aku belum pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,  jadi aku memintamu untuk menemaniku agar aku tidak berada di situasi canggung" Jelas Demian dengan senyum miring merasa tidak enak mengganggu hari libur Wizzy.

" Ya aku memang mengenal beberapa dari mereka. Tapi aku belum pernah bertemu dengan Presdir dari Wijaya grup. Sepertinya itu ide yang baik untuk mengenal lebih dekat dengan mereka. Berhubung perusahaan kita akan menjalin kerjasama dengan Wijaya grup" Ucap Wizzy.

"Jadi kau mau pergi bersamaku?" Demian mengangkat alis seraya tersenyum begitu manis menatap lembut Wizzy.

Sementara itu Vania sedang berandai-andai ketika memandang wajah Demian. Jika saja senyum itu di tujukan padanya. Tatapannya penuh cinta pada Wizzy, senyumnya begitu menawan. Siapaun pasti jatuh hati.

" Van.. Vania.. " Wizzy membuyarkan lamunannya dan jadi salah tingkah.

" Kakak akan pergi bersama Demian. Maaf harus meninggalkanmu" Ucap Wizzy berharap Vania tidak kecewa

" Ah iya tidak apa-apa. Kakak pergi saja. Lagi pula setelah membereskan ini. Aku akan kembali ke panti" Jawab Vania

" Hmm baiklah aku akan ganti baju dulu" Ucap Wizzy pada Demian lalu masuk ke dalam.

" Vania apa kau sudah menemukan kepala Panti yang baru?"  Tanya Demian

" Soal itu belum kak. Kami belum menemukan kandidat yang tepat. Berhubung mengurus panti adalah tanggung jawab yang besar"

" Kalau begitu aku akan membantumu. Aku punya beberapa kenalan di lembaga sosial. Aku rasa mereka bisa menemukan kepala panti yang baru" Jelas Demian.

" Dengan begitu kau bisa kembali bekerja" Lanjutnya membuat senyum Vania semakin mengembang merasa Demian begitu perhatian.

Tak berapa lama Wizzy keluar dan bersiap pergi bersama Demian. Vania tak
hentinya tersenyum bahagia membayangkan bagaimana jika di posisi Wizzy saat ini bersama Demian.

Feeling ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang