part .4. FEELING PROBLEM

4K 148 1
                                        

Brian sudah berdiri di hadapannya dengan wajahnya menahan amarah tatapan mata tajam nan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brian sudah berdiri di hadapannya dengan wajahnya menahan amarah tatapan mata tajam nan dingin. Ingin rasanya Wizzy menghilang begitu saja berharap ada pintu Doraemon yang bisa membawanya pergi kemana saja menjauh dari pria itu.

"Ikut aku sekarang !!" Brian dengan nada serius. Menarik tangan Wizzy masuk ke dalam mobilnya

Wizzy hanya pucat pasi, menggigit bibirnya

" Astaga segitu salahnya kah ?! dalam keadaan normal saja tatapannya begitu tajam misterius. Apalgi sekarang !! Semestinya Brian tahu jika dia sibuk bekerja"

"Jangan gigit bibirmu, nanti kau terluka" ucapnya lagi tapi masih menatap wizzy dengan garang.
Wizzy segera berhenti dengan wajah menunduk.

Brian menggenggam tangan wizzy seperti saat pertama kali Brian memaksa Wizzy masuk kedalam mobilnya.

Brian tidak melepaskan genggamannya hingga tiba dirumahnya. Brian hanya diam seribu bahasa dan itu alarm tanda bahaya bagi Wizzy. Wizzy berpikir keras mencari cara agar amarah Brian mereda.

"Maafkan aku Brian. Ponselku di dalam tas. Dan aku sangat sibuk seharian ini" Wizzy hanya meremas blazernya

"Mengabaikan ku seharian ? begitu ?!. Lupa denganku? Bersama pria lain? Lupa dengan janjimu?. Pekerjaan apa yang membuatmu seharian melupakan ku? Huh?" Cecar Brian dengan penuh penekanan pada setiap kalimatnya

"Yah Tuhan tatapannya bagai malaikat maut saja" batin Wizzy

" Aku tidak bermaksud lupa dan mengabaikanmu Brian. Aku tidak mengaktifkan nada ponselku karena aku sedang sibuk bekerja... "

"Kau membuatku marah Wizzy. Setega itu untuk mengabaikan ku" kembali Brian terdiam menatap Wizzy. Yah Brian memang sedang marah Wizzy sangat tahu.

Perutnya semakin terasa nyeri.

Mereka sudah tiba, Brian menyuruh supirnya untuk turun lebih dulu. Wizzy berusaha melepaskan genggaman Brian,

"Cukup Brian lepaskan aku" Wizzy kalah tenaga dengan pria di sampingnya itu

"Kau ingin aku melakukannya di sini ?!" Brian dengan matanya yang merah menahan marah. Wizzy tidak paham dengan ucapan Brian namun memilih diam saja.

Genggaman Brian tidak kasar, bahkan tidak menyakiti Wizzy, hanya tatapannya saja belum berubah.

Wizzy tahu ini kesalahannya, tadi ia berjanji menelpon Brian, tapi ia lupa bahkan tidak mengangkat satupun panggilan Brian

"Wizzy" katanya lagi tidak sabar

"Maafkan aku" wizzy dengan suara tercekat. Berusaha menahan nyeri di perutnya. Berharap ini pertama dan kali terakhir Brian marah padanya . Dia sudah begitu lelah seharian bekerja

Mereka pun turun dari mobil. Brian masih menggenggam tangan Wizzy dengan tatapan yang tak terbaca. Wizzy merasa pusing, kepalanya berat, matanya berkunang-kunang rasa sakit dan nyeri di perutnya tiba-tiba muncul.

Feeling ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang