part.6. FEELING PROBLEM

3.3K 134 0
                                        

" Demian ?!" Brian menatap Wizzy tidak suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Demian ?!" Brian menatap Wizzy tidak suka. Wajah garang Brian kembali terlihat. Sebenarnya Wizzy tidak tahu Demian akan datang apalagi dalam situasi seperti ini. Bagaimana kalau Brian sampai marah tidak jelas kepada Demian. Atau bagaimana jika Demian memergokinya bersama Brian di sini.

" Ah itu.. kami akan ada rapat pagi-pagi sekali. Kemarin pak Bram mengangkat Demian menjadi manajernya. Jadi aku harus memberikan laporan kantor padanya" jelas Wizzy setengah berbohong

🔔 Ting tong ting tong

" Aku harus turun menyapa Demian sebentar, kau mau ikut " ucap Wizzy basa basi seperti yang di harapkan Brian malah menggeleng

" Baiklah kau di kamar saja , jangan kemana-mana dengan pakaian seperti ini" pinta Wizzy

Wizzy turun dengan cepat membuka pintu untuk Demian.

" Maaf agak lama , aku sedang bersiap"

"Kebetulan aku lewat, aku pikir kau sudah pergi tapi mobilmu masih terparkir. Bagaimana kalau kita berangkat bersama"  ucap Demian tanpa pikir panjang Wizzy segera mengiyakan.

"Oke baiklah. Aku akan mengambil tasku dulu"

Wizzy masuk kembali ke dalam rumah. Brian masih di sana di tempat tidurnya dengan wajah datar nan dinginnya.

"Brian aku harus segera ke kantor, tidak apa-apa jika aku meninggalkanmu di sini ? tunggulah sampai bajumu kering " jelas Wizzy

" Apa dia datang menjemputmu dan ingin semobil denganmu ?" Kini Brian bertanya dengan nada datar namun ekspresi wajahnya menunjukkan ia tidak suka dengan keadaan saat ini.

" Brian please. Aku hanya akan ke kantor untuk bekerja. Demian adalah anak bossku sekaligus manager baru kami" ucap Wizzy setengah berbisik

" Aku tidak ingin kau tergoda dengan pria lain Wizzy" ucap Brian sambil memeluk pinggang Wizzy yang berdiri di tepi ranjang. Kalimat Brian terdengar dari hatinya

"Oke baiklah. Dan bisa kah aku pergi sekarang" ucap Wizzy mengusap-usap kepala Brian seperti anak kecil. Brian kini melonggarkan pelukannya.

"Mana ciumannya?" Kalimatnya berupa perintah. Wizzy memutar bola matanya sedikit kesal dan mendekatkan wajahnya pada Brian. Pria itu langsung melumat lembut bibir Wizzy hingga beberapa saat lamanya.

" Aku harus pergi " ucapnya mendorong tubuh Brian dan segera meninggalkan Brian di kamarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Wizzy kau sudah mengaudit laporan keuangan yang ku minta ?" Ucap Demian menghampiri meja kerja asisten papanya itu.

" Semuanya sudah ku cek ulang, tidak ada kesalahan" ucap Wizzy menyerahkan  dokumen dalam sebuah map

"Hmm Demian. Siang ini kita ada janji dengan pak Burhan untuk kebutuhan software baru yang ia rancang. Kau tahu kan sebulan belakangan ini banyak yang ingin menjatuhkan perusahaan ini karena sistem operasi komputer kurang bekerja dengan baik. Pak Bram tidak ingin terjadi kebobolan" lanjutnya

Feeling ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang