halo, masih ingat cerita ini? seperti nya tidak.
(Namakamu) mengerjapkan matanya dengan pelan. Sedikit terkejut dengan cahaya yang masuk ke matanya, melihat sekelilingnya dan ia berada di UKS. Bangun dari tidurnya dan merasa sedikit pusing. "Aku kenapa bisa disini ya?"
"Sudah sadar?" (Namakamu) menoleh ke arah jendela UKS. Disana ada lelaki berambut ungu sedikit ada abu-abunya. Dahi gadis itu tampak mengernyit, "Siapa?"
"Orang yang membawamu kesini. Kamu pingsan di tengah lorong. Jarang sekali pembuat masalah pingsan seperti itu ya," ejeknya dengan kekehan.
(Namakamu) tidak peduli dengan ejekan tersebut, (Namakamu) sibuk memandang mata lelaki itu. Lembut dan seperti tidak ada dosa. "Kamu siapa?" tanya (Namakamu).
Lelaki itu mengangkat satu alisnya, paham dengan pertanyaan (Namakamu). "Derian," jawabnya singkat.
Lelaki bernama Derian itu berjalan mendekat ke arah kasur yang duduki oleh (Namakamu) menunduk menatap wajah gadis itu lebih dekat. Tindakan itu membuat jantung (Namakamu) makin berdetak lebih kencang. (Namakamu) bisa melihat mata yang lembut itu dari dekat. "Aku tahu kamu di 17 tahun yang lalu sepertinya. Kamu siapa?"
"Ha?" respon (Namakamu) hanya cengo setelah mendengar pertanyaan dari Derian. 17 tahun yang lalu?
Derian menggeleng. "Lupakan saja. Pertanyaan tidak penting. Baiklah, kamu ingin istirahat disini atau mengikuti pelajaran?"
"Aku disini saja lebih baik. Aku sedang malas bertemu anak kelas." jawab (Namakamu) pelan, namun Derian dapat mendengar nya.
Derian mengangguk mengerti. "Kalau begitu aku tinggal dulu, anak Alfian." Derian menyeringai lalu membalikkan badan segera keluar dari UKS. Tapi sebelum itu, (Namakamu) mencegatnya dengan pertanyaan.
"Darimana kamu tahu nama ayahku?"
"Dari Iqbaal yang berdiri disamping kasurmu itu, (Namakamu)."
gua ngetik apa ya ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten to Ten
Teen Fiction"Kamu tau, kenapa jam dinding yang ada di toko selalu menunjukkan pukul 10.10?" "Gak tau. Emangnya kenapa?" "Coba perhatiin jarum panjang dan jarum pendeknya. Kayak bentuk senyuman kan? Iya biar orang yang liat ikut tersenyum. Trik psikologi marketi...