Aku kembali terbangun dari tidurku hari ini. Tubuhku masih dipenuhi berbagai kabel, selang dan jarum untuk menopang hidupku yang kurasa tidak lama lagi akan berakhir. Kakak dan ibuku masih setia menungguiku disini. Aku harap ini semua segera berakhir. Aku akan meminta sesuatu pada mereka.
"Ibu.."
"Kau sudah bangun nak?"
"Iya ibu. Kakak, ibu, aku minta maaf sudah selalu merepotkan kalian."
"Sudahlah nak, kau tidak boleh berkata seperti itu."
"Ibu, bolehkah aku meminta sesuatu?"
"Apapun itu pasti akan ibu berikan sayang."
"Ijinkan aku berdua bersama Aime sebentar saja. Sore ini. Di atap gedung rumah sakit."
"Tapi Hiroki, keadaanmu masih lemah bahkan kau belum melewati masa kritismu !!"
Kakakku hampir saja melarangku dengan nada bicara yang cukup tinggi.
"Sudahlah Taka, biarkan saja."
Ibuku mengelus pundak kakakku.
"Ibu, aku takut kehilangan Hiroki."
"Tidak sayang, Hiroki akan baik-baik saja."
Mereka berdua menangis saling berpelukan dihadapanku. Tanpa terasa air mataku ikut menetes melihat ini semua. Tidak ada kata selain kata maaf yang bisa aku ucapkan, aku harap kalian tidak akan menangisi kepergianku kelak.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story is My Life
Short StoryAngst story. Banyak sih chapternya tapi bacanya ga sampe 5 menit kelar.