Namanya Nabila, Nama panjangnya Nabila Putri. Aku dulu sering memanggilnya Lala, kami pernah sekali bertemu di dunia nyata. Tapi di dunia Maya sudah tidak bisa di hitung berapa kali kami bercengkrama.
Dia bisa di bilang adik kelasku dulu saat masih SD. Namun, karena murid di SD ku terlalu banyak. Jadi kami tidak sempat saling mengenal. Ketika aku sudah menginjak kelas IX SMP aku di kenalkan oleh temanku yang juga saudaranya. Jadi, kami bisa saling kenal dan banyak mengenal satu sama lain.
Dulu aku pikir aku ingin menjadikannya sebagai cinta monyet ku. Tapi, sepertinya kehendak berkata lain. Saat itu Ujian Nasional sudah dekat, aku pun harus lebih fokus untuk belajar agar bisa mendapatkan nilai yang bagus dan lulus dengan hasil baik.
Aku meninggalkan banyak hal yang membuatku harus membagi fokus, Terutama Hp yang padahal aku dan Lala sudah cukup dekat. Aku mengorbankan itu semua dan akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan saat Ujian Nasional.
Setelah Ujian Nasional berakhir, aku kembali teringat pada Lala yang sebelumnya sudah bisa sempat mencuri perhatianku. Namun, Ketika aku menanyakan kepada saudaranya, Ternyata dia sudah dekat dengan lelaki lain.
Meskipun aku tahu itu baru dekat, tapi entah mengapa aku lebih baik memutuskan untuk melupakannya saja. Karena ku pikir tidak ada untungnya untukku merusak hubungan mereka.
Oia, perihal Bu Nina. Aku belum banyak menceritakan tentangnya. Dia dulunya adalah tetanggaku dan teman masa kecil ibuku, seperti yang tadi ia katakan. Ibuku dan Beliau sudah bersahabat sejak mengeyam pendidikan SMP, ketika sudah lulus S1 nya. Dia memutuskan untuk menikah dengan pria asal kota ini dan melanjutkan studinya hingga S2.
Saat aku diterima melanjutkan studi di kampus ini ketika kebetulan orangtuaku ingin membantuku mengurus administrasi, beliau bertemu lagi dengan Bu Nina. Akhirnya orangtukupun mempercayakan aku kepada Bu Nina.
Sudah beberapa kali sebenarnya aku terlambat, seperti yang sebelumnya aku ceritakan. Dan puncaknya aku harus menyetujui kesepakatan dari beliau yang membawaku berakhir di ruangan ini.
"Kalian berdua saling kenal ?" Ulang Bu Nina bertanya kepada kami berdua.
"Iya Bu." Jawab ku dan Lala serempak bersamaan.
"Tapi kenapa seperti sama sama heran begitu?" Bu Nina bertanya atas keheranan kami.
"Emmm" kami kembali berseruan bersamaan.
Aku memandang ke mukanya seperti memberikan isyarat untuk mempersilahkan dia bicara duluan.
"Dulu pernah kenal Bu." Singkat saja Lala memberikan penjelasan.
"Hmmm, maklum lah kan kalian berasal dari kota yang sama." Jawab Bu Nina seperti memaklumi.
Aku heran, mengapa emosinya langsung turun begitu saja. Padahal tadi dia masih seperti ingin meluapkan lebih banyak lagi emosinya kepadaku.
"Baiklah kalau begitu, karena saya mau memeriksa tugas Lala. Kamu udah boleh pergi mad, tapi inget! Jangan kamu ulangi lagi kejadian ini. Kalau kamu berani mengulang lagi, saya tidak segan akan mengurangi nilaimu di semua mata kuliah yang saya ampu."
"Waduh.!" Pikirku.
Padahal dia mengampu 3 mata kuliah di jurusanku, gawat saja kalau sampai aku harus mendapatkan pengurangan nilai. Bisa-bisa aku harus tinggal semester dan mengulang lagi semester depan, jangan sampai hal itu terjadi. Aku ingin cepat menyelesaikan ini semua, masa depan sudah menungguku.
Setelah tadi Bu Nina mengusirku, atau bahasa halusnya mempersilahkan aku keluar dari ruangannya. Aku memutuskan untuk mengobrol sebentar dengan Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Merelakan
Romance[NOVELET PERTAMA SILAHKAN DI BACA] Kamu pernah jatuh cinta ? Apa yang bisa kau lakukan ketika cinta itu pergi tanpa bisa kau cegah? "Mungkin hanyalah merelakan cara terbaik untuk membuatnya bahagia." -Ismail Rahmad . Aku hanya ingin sedikit berbagi...