Bagian V

282 13 2
                                    

Hari-hari terus berlalu dengan rutinitas yang semakin kesini semakin padat. Namun, itu semua tidak menyurutkan langkahku untuk terus berusaha belajar mengembangkan diri.

Dan yang paling penting adalah, aku dan Lala sekarang sudah tak jarang untuk bertemu. Seminggu bisa di bilang, 3 kali kami memutuskan untuk sekedar makan siang bersama. Seperti yang sedang kami lakukan saat ini.

"Pekerjaan kamu yang kemaren, akhirnya bisa sukses ?" Tanyanya kepadaku di sela sela makan siang.

"Ya, Alhamdulillah." Jawabku sambil tersenyum.

"Wah, syukurlah kalau begitu."

"Tugas kelompok yang katanya kemarin kamu kerjain sendiri gimana ?" Aku sekarang yang bertanya

"Ngga sepenuhnya aku kerjain sendiri kali mad, temenku akhirnya mau ikutan kerja."

"Ya kan kalo beneran kamu kerjain sendiri, kapan kapan aku bisa nitip. Hehehe."

Entah apa yang saat ini aku rasakan, aku sudah terlanjur nyaman untuk berbicara dengan orang ini. Aku bisa melepaskan semua yang sedang aku rasa berat, dan diapun begitu.

Apakah ini sudah waktunya bagiku untuk mengutarakan perasaan ? Tunggu dulu, sebentar lagi. Jangan terlalu terburu-buru, aku masih takut akan sebuah penolakan.

"Besok Minggu kamu ada acara ngga ?" Tanyaku kepada nya setelah kami sama-sama telah menyelesaikan makan siang kami.

"Ngga ada si, mau ngajak jalan emang ?"

"Ya engga si, aku ngga biasa pergi gitu kalau hari Minggu."

"Lah terus ngapain?"

"Tidur di rumah seharian."

"Hahaha"

Dia tertawa lagi untuk kesekian kalinya. Kau tahu ?, Aku sangat menyukai moment ketika aku bisa melihat orang yang sedang diam diam aku cintai bahagia. Apalagi kebahagiaan itu dari apa yang kita upayakan.

Nabila Putri, aku pikir aku tidak akan pernah kembali bertemu dengannya. Kau tahu ? Dahulu aku sudah berusaha untuk melupakanmu dengan semua tenagaku sampai aku bisa benar-benar lupa, tapi ternyata dia kembali hadir ke dalam hidupku.

Kalau bisa di bilang cantik, dia cantik. Wajahnya yang berbalut kerudung cerah dan paduan bajunya yang tidak terlalu memperlihatkan temukan badannya sangatlah menarik perhatianku, apalagi ketika senyumnya sedang merekah. Seakan aku ingin waktu berhenti untuk sebentar saja, agar bisa aku menikmati kebahagiaan ini.

Kamu tahu tentang isu yang mengatakan bahwa cowo itu tidak peka ? Ya, itu hanyalah isu saja. Sebagai kaum lelaki kami juga memiliki wibawa, terkadang kami ingin membuktikan bahwa wanita yang sedang kami perjuangkan juga memperjuangkan kami. Namun, seringkali para wanita itu menyangka bahwa kami sedang menjauh. Padahal Kami hanya ingin tahu saja, sejauh mana mereka bisa menghargai kami.

Aku sebenarnya bukanlah tipe orang yang romantis, namun apabila untuk mengupayakan kebahagiaan seseorang yang aku cintai. Aku akan berusaha semampuku.

Hari ini aku hanya masuk 2 mata kuliah saja. karena seperti yang aku ketahui, dosennya sedang sibuk untuk rapat mempersiapkan pergantian rektor yang baru. Aku pikir kalau pulang terlalu cepat juga nantinya aku bosan di kosan, lebih baik aku coba ajak Lala untuk pergi.

Barangkali dia juga kosong, pikirku.

"Kamu kosong ngga sekarang ?" Lalu aku tekan sent

Tak berselang lima menit sepertinya hapeku berdering.

From : Lala

"Aku kosong, bete dari tadi di kelas cuman ngerumpi aja."

Aku kembali mengirim pesan.
"Gimana kalau kita keluar aja ?"

Tentang MerelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang