1

1.9K 250 50
                                    

Chapter 1

"Aku sudah menyelidikinya!"

Taehyung menghentikan gerakan lihai sepuluh jarinya diatas keyboard komputer kerjanya lalu menolehkan kepalanya ke samping, pada Jimin yang menampilkan senyuman kebanggaan miliknya. Ada satu binder file yang ia bawa ditangannya.

"Kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu memangnya?"

"Ck... Aku membawa kabar baik untukmu. Kenapa kau masih saja sinis padaku hanya karena aku lupa mengetuk pintu kerjamu ini sih?" Jimin dengan sedikit tata krama yang ia miliki, segera duduk tanpa dipersilahkan disalah satu kursi yang ada dalam ruang kerja Taehyung itu. "Apa sebenarnya yang sedang kau rencanakan pada perempuan itu?"

Taehyung berdiri dari kursi kebesarannya kemudian melangkah lalu duduk disamping Jimin. Taehyung merebut satu binder file yang sebelumnya dibawa Jimin. Ia mengamati dan membaca keseluruhan kalimat yang tertera disana.

"Anxiety Disorder! Mood Disorder!" Taehyung mengerutkan keningnya saat melihat catatan medis yang paling akhir, yang dicetak tebal seperti itu adalah hal yang paling penting dan istimewa setelah dua kalimat tadi. "Psychotic Disorder?" Taehyung mengatakannya dengan nada tanya pada Jimin serta kedua alis yang terangkat.

"Entahlah!"

Mereka berdua saling memandang dalam diam untuk beberapa detik kemudian saling tersenyum penuh makna.

"Jangan pura-pura terkejut! Bukankah kau yang membuat hal yang terakhir itu tertulis dan terdiagnosa padanya?" Jimin bertanya. Sedikit memojokan dan agak condong menuduh Taehyung.

Taehyung kembali membaca isi file yang sebelumnya terjeda tanpa mau peduli untuk berbagi atensinya. Ia hanya menjawab dengan santainya, "Untuk apa aku melakukannya?"

Jimin memicingkan kedua matanya semakin curiga ke arah wajah temannya yang ia sudah kenali sejak mereka berteman dibangku sekolah menengah atas itu. Benar! Jimin yakin, sangat yakin kalau si brengsek Taehyung tetaplah si brengsek. Salah satu tipe lelaki yang luarannya terlihat bak malaikat penolong namun dalamnya memiliki hati seperti iblis. Kim Taehyung si lelaki menyedihkan yang hatinya telah terluka sejak lama, yang menaruh dendam pada satu perempuan. Perempuan yang mampu membuat seorang anak bodoh yang paling terkenal nakal dan tidak punya semangat hidup berubah menjadi seorang pengacara paling sukses abad ini.

"Kau masih mencurigaiku?" Taehyung melirik Jimin angkuh.

Jimin berdiri, "Jika seekor srigala menggunakan kostum domba untuk berpura-pura menjadi domba, apa menurutmu orang yang melihat masih memercayai kalau srigala itu adalah benar-benar seekor domba?"

"Tergantung!" Taehyung masih menjawab seadanya. Atensinya juga masih tertuju pada file-file yang dibawakan Jimin untuknya.

Jimin menampilkan senyum pongahnya, " For me, it's absolutely big no! Mata mereka sangat berbeda! Aura tatapan mata srigala memancarkan sinar bahaya. Bukan tatapan tipe polos yang murni seperti seekor domba." Setelahnya, Jimin berniat untuk melangkahkan kakinya keluar. Tugas beratnya sudah selesai dalam membantu temannya itu. Semoga saja apa yang ada didalam pikirannya tidak benar-benar menjadi kenyataan. Bukankah sebaik-baiknya teman adalah yang tidak ingin melihat temannya semakin rusak dan menderita? Maka salah satu harapan yang Jimin inginkan adalah Kim Taehyung tidak akan melakukan tindakan lebih jahat lagi, lebih brengsek lagi dan lebih melukai dirinya sendiri lagi.

"Lain kali jangan lupa untuk mengentuk pintu!" Taehyung sengaja berkata agak kencang saat tahu Jimin berniat pergi dari ruang kerjanya.

Jimin hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh lagi pada Taehyung. Toh ia mengerti kalau Taehyung juga tidak akan mau repot-repot menatap wajahnya atau mengatakan kata terima kasih padanya karena telah membantunya. Taehyung bukanlah tipe lelaki yang seperti itu.

Finding a Good PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang