10

1.2K 219 44
                                    

Chapter 10

"Kau yakin kau baik-baik saja?"

Sooyoung hanya menatap kosong wajah khawatir Namjoon hingga Namjoon kembali membuka suaranya, "Dengarkan aku! Aku tahu mungkin aku bukanlah dokter paling handal yang ada di dunia ini. Aku juga bukan super hero yang punya kekuatan khusus yang bisa membaca setiap pikiran manusia dan bisa menolong seluruh umat manusia di bumi. Tapi percayalah, semua dokter pasti punya niat besar untuk menyembuhkan pasiennya. Aku tidak peduli kalau calon suamimu itu mengatakan aku ini terlalu banyak ikut campur pada urusan kalian. Aku benar-benar ingin membantumu. Aku tulus ingin membantumu, menyembuhkan lukamu dan menghilangkan seluruh beban pikiran yang menghambat dan menyiksa dirimu." Namjoon sekarang berdiri dari kursi ruangannya dan melangkah mendekat pada kursi pasien yang biasanya dipakai untuk konseling dengannya yang sekarang sedang ditempati oleh Sooyoung.

Namjoon berjongkok agar tubuh tingginya bisa sejajar dengan tubuh Sooyoung yang sedang duduk pada kursi pasiennya. Ia tersenyum sebelum kembali berbicara, "Apa aku boleh menceritakan sebuah cerita terkelam dalam hidupku?" Namjoon menatap wajah Sooyoung, kembali tersenyum setelah melihat Sooyoung menganggukan kepalanya dan ia  melanjutkan, "Dulu saat aku masih menjadi dokter residen, aku pernah mendapati pasien yang secara garis besar punya masalah yang sama sepertimu. Namanya Jung Hye Ra. Hye Ra tidak senang didekati, bersentuhan dan diajak bicara. Dia lebih senang menyendiri. Ia lebih suka memendam seluruh pendapatnya, masalahnya, sakitnya dan deritanya. Saat semua dokter termasuk diriku menanyai kabar tentangnya, dia akan menjawab kalau dirinya baik-baik saja. Dia juga sama cantiknya sepertimu dan sama keras kepalanya sepertimu. Hingga suatu pagi, saat aku ditugaskan untuk mengecek kondisinya, aku menemukan dirinya sudah tergantung kaku diatas pelapon kamar mandi dengan banyak tetesan darah yang keluar dari pergelangan tangan kirinya. Saat itu juga dia mati. Dia mati, gantung diri dan mengiris urat nadi tangannya sendiri. Dia mati membawa semua beban hidupnya. Dia memilih mati karena dia tidak baik-baik padahal dia selalu berkata kalau dia baik-baik saja. Dia mati dihadapanku saat itu, padahal sore hari sebelumnya ia mulai bicara padaku dan mengatakan kalau ia butuh bantuanku. Aku bahkan belum sempat menolong dan menyelamatkannya. Dan sampai saat ini, aku menyesal karena belum bisa menolongnya, mendengarkan semua keluh kesahnya"

Namjoon tersenyum kembali saat memerhatikan wajah datar Sooyoung. Ia lalu meneruskan, "Aku menceritakan ini karena aku tidak ingin ada orang lain yang bernasib sama seperti Hye Ra lagi dan aku tidak ingin ada penyesalan lagi yang terjadi dihidupku. Aku tidak ingin ada banyak orang yang memiliki masalah dengan sakit pikiran yang menyiksa sepertinya. Penyakit yang biasanya sangat sulit untuk diceritakan pada orang lain hingga akhirnya si penderita lebih memilih manyakiti dirinya sendiri bahkan memilih untuk membunuh dirinya sendiri." Namjoon menggeleng-gelengkan kepalanya dihadapan Sooyoung, "Aku tidak ingin kau seperti itu. Aku ingin kau sembuh, bebas dari semua beban dalam benakmu. Aku ingin kau tertawa bahagia, Sooyoung."

Namjoon bangun setelah beberapa detik menatap wajah Sooyoung yang masih diam dan tidak banyak bereaksi padanya. Kemudian ia menyodorkan secarik kartu nama yang ia ambil dari saku jasnya kehadapan Sooyoung, "Ini, ambilah! Hubungi aku kalau sesuatu yang buruk terjadi padamu. Telepon aku dan beritahu aku dimana keberadaanmu saat kau merasa benar-benar butuh pertolonganku. Aku akan datang secepatnya dan menolongmu, ambilah!"

Sambil melirik gelisah, Sooyoung pelan-palan menggerakan satu tangannya. Kemudian ia mengambil secarik kartu nama yang barusan Namjoon berikan untuknya.

"Aku berharap kau menghubungiku, tapi bukan karena membutuhkan pertolonganku, tapi karena untuk memberikan kabar bahagia tentangmu. Aku sangat berharap calon suamimu benar-benar akan menjagamu, merawatmu dan membahagiakanmu, Park Sooyoung! Sampai bertemu kembali..."

Finding a Good PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang