Perempuan yang merasa pintu kamarnya terbuka itu ikut membuka kedua matanya. Dengan cekatan, ia menghidupkan lampu kamarnya yang sebelumnya mati. FYI, ia tidak suka tidur dalam suasana yang terang.
"Hallo, manis!" Lelaki yang sudah tidak mengenakan seragam yang biasanya perempuan lihat itu tersenyum padanya.
"Apa yang kau lakukan dikamarku malam-malam?" Perempuan itu bertanya skeptis, penuh curiga.
Lelaki itu menatap dengan pandangan lapar ke si perempuan seiring dengan kakinya yang melangkah mendekati ranjang perempuan itu.
Sooyoung melebarkan kedua matanya dan segera bergerak cepat, berusaha turun dari ranjang tidurnya. Tapi gerakannya sudah terbaca oleh si kepala perawat Na. Sooyoung didorong hingga setengah tubuhnya kembali berbaring ditepian ranjang single bed nya dengan kedua kaki yang menggantung ke bawah.
"Lepaskan aku brengsek!" Sooyoung meronta-ronta dengan mata yang menatap nyalang ke arah perawat Na yang tersenyum kesenangan.
"Kenapa aku harus melepaskan makhluk indah sepertimu? Aku tidak gila sepertimu, sayang." Perawat Na semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh Sooyoung yang sedari tadi terus saja bergerak gelisah, merongrong minta dilepaskan.
"Lepaskan aku!"
Perawat Na mengencangkan jeratan tangannya pada kedua tangan Sooyoung, mengangkat kedua tangan perempuan itu ke atas, memerangkapnya menjadi satu. Lalu dengan kurang ajarnya, mulutnya mengendus leher jenjang Sooyoung liar dan menggebu-gebu.
Sooyoung yang tidak ingin tinggal diam, masih saja mencoba melepaskan diri. Kemudian matanya yang sudah mengeluarkan setitik air disetiap sudutnya melihat sebuah sisir yang tergeletak begitu saja diatas nakas tempat tidurnya. Ia ingin meraih sisir itu.
Dan disaat perawat Na lengah karena terlalu bernafsu dengan leher putih mulus Sooyoung yang sering diam-diam sering ia fantasikan, lepasan disalah satu tangan Sooyoung mengendur dan terlepas hingga Kemudian dengan sekuat tenaga, Sooyoung mencoba meraih sisir itu sampai dapat. Setelahnya, dengan amarah yang tak tertahankan, Sooyoung colok saja mata kanan perawat Na hingga ujung sisir itu sukses menancap ke dalam mata kanannya dan mengeluarkan banyak darah yang berceceran jatuh ke atas lantai kamarnya yang dingin.
Kepala perawat Na berteriak kesakitan dan meminta tolong dengan darah yang sudah membanjiri dan menutupi sebagian wajahnya. Sedang Sooyoung, ia hanya melotot marah memerhatikan perawat Na yang kesakitan. Sooyoung lebih suka melihat lelaki kurang ajar itu menderita kesakitan dibanding ikut berteriak meminta bantuan. Biarlah orang lain semakin mengatakan dirinya gila. Ia tidak peduli! Persetan dengan manusia normal!
Seseorang yang merasa terganggu dan mendengar suara gaduh teriakan perawat Na, masuk, mengintip semua yang terjadi kemudian segera berlari untuk kembali meminta pertolongan pada orang banyak.
Setelah beberapa menit, semua orang berkumpul dengan raut wajah panik. Di sisi lain, tak jauh dari ceceran darah yang keluar dari mata perawat Na, disana Sooyoung berdiri sambil tersenyum licik. Dan sayangnya semua orang disana hanya memerhatikan senyuman licik Sooyoung yang sengaja Sooyoung tampilkan untuk perawat Na itu. Tidak ada yang memerhatikan kondisi Sooyoung saat itu. Kondisinya yang terlihat agak kacau dengan rambut berantakan serta seragam atasannya yang agak melorot menampilkan tali branya. Ada tanda memerah juga disekitaran lehernya.
Taehyung menjeda dan memerhatikan sosok Sooyoung dari layar komputernya, ia tersenyum dengan sendirinya. Kemudian ia mengambil ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang. Setelah merasa tersambung dan seseorang mengangkat teleponnya dari sebrang sana, ia membuka suaranya.
"Hapus dan buang saja rekaman cctv nya! Buat catatan medis lebih rinci yang mengatakan kalau mental Sooyoung semakin bermasalah lalu pindahkan dan kurung saja ia disalah satu bangsal rumah sakit yang paling jauh dari jangkauan orang lain!"
Taehyung menutup ponselnya sambil tersenyum pongah. Kemudian ia meraih satu gelas yang berisikan anggurnya dan menyecap rasanya, menikmati cairan itu mengalir memanas ketenggorokannya.
"Park Sooyoung! Welcome to the hell baby...."
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding a Good Person
Fanfic"Aku akan semakin gila jika aku menerima tawaran untuk menikah denganmu." Lelaki itu tersenyum sambil menjawab santai, "Sayangnya aku tidak sedang memberikanmu sebuah pilihan. Kau tahu kalau aku bukan tipe orang yang bersabar." "Seharusnya kau yang...