35

1.2K 176 46
                                    

Chapter 35

Sooyoung membuka kedua matanya, ia kemudian tersenyum. Tersenyum secerah matahari pagi ini yang menyapanya lewat celah-celah jendela kamarnya. Tersenyum saat menyaksikan Taehyung yang masih memejam tampan berada tepat disampingnya, memeluknya. Membuka mata setelah cukup beristirahat dan kemudian tersenyum adalah suatu berkah yang baru Sooyoung rasakan untuk kali pertamanya dalam hidupnya yang biasanya selalu brengsek. Ia sekali lagi, tersenyum lalu menggeser satu tangan Taehyung yang melilit perutnya posesif kemudain bangun pelan-pelan.

"Kau mau kemana?" Dengan nada suara yang khas bangun tidur, Taehyung bertanya tanpa membuka matanya sambil memegangi lengan Sooyoung. "Jangan pergi!"

"Aku harus membuat sarapan. Sebentar lagi Jisung pasti pulang!"

Masih terus memejam, Taehyung menggelengkan kepalanya seperti BALITA lucu yang tidak mau ditinggal ibunya untuk beraktifitas pagi. "Kau kan tidak bisa memasak. Lebih baik beli saja! Hasil makananmu pasti tidak enak."

Sooyoung rasa, ia memang selalu saja harus melotot karena terpancing kesal kalau berhadapan dengan Kim Taehyung. "Kalau hanya membuat roti panggang dan telur goreng, aku juga bisa." Setelahnya, Sooyoung sentakan saja tangan kanannya yang masih dipegaing Taehyung. Ia lalu segera bergegas mencari pakaiannya yang baru ia sadari entah terbang dan pergi kemana sedari semalam. "Kim Taehyung kau memang brengsek!"

"Brengsek, tapi kau suka."

Sooyoung menolehkan kepalanya ke belakang, lalu mengambil bantal terdekat dan melemparkannya ke wajah tampan Taehyung. "Pulang kau sana!"

Masih dalam keadaan memejam, Taehyung tersenyum alih-alih marah karena baru saja dilempari bantal oleh Sooyoung. Ia kemudian menaikan selimutnya yang sebelumnya turun sampai diperutnya yang telanjang, kini ia naikan hingga ke bawah dagunya. "Aku tidak akan pulang kalau kau dan Jisung tidak ikut denganku."

Sooyoung yang sebenarnya masih kesal, hanya bisa melirik lelaki itu tajam. Kemudian ia melirik jam didinding nya dan bergegas mengenakan pakaiannya lalu keluar dari kamarnya.

***

Tidak perlu menyajikan sarapan sempurna dengan sajian lauk-pauk yang menggugah selera khas restaurant, tidak perlu berlama-lama didapur dan tidak perlu mengotori banyak perlengkapan dapur. Karena Sooyoung bukanlah tipe perempuan yang punya banyak potensi untuk memasak. Memang benar apa kata Taehyung, masakan Sooyoung sembilan puluh lima persen bisa tergolong tidak enak alias hambar atau terkadang terasa aneh. Saking anehnya hingga kau yang menyicipinya harus mengerok lidahmu agar lidahmu bisa kembali menyecap rasa enak setelah menyecap rasa yang tidak karuan dari masakannya Sooyoung tadi. Ckckckck, seperah itulah hasil masakannya.

"Bukankah aku sudah bilang, kalau lebih baik kita beli saja?" Taehyung yang sepertinya sudah tersadar, keluar dari kamarnya dan langsung memeluk tubuh Sooyoung dari belakang dengan erat.

"Bukankah aku juga sudah bilang kalau aku hanya menggoreng telur dan memanggang roti? Itu hal mudah!"

Taehyung tersenyum, mengecup samping leher Sooyoung dan berbisik rendah. "Aku rasa aku mulai menyukai rumah ini. Kecil dan tidak luas!"

"Apa kau punya kebiasaan untuk mengejek hal yang kau sukai?"

"Entahlah! Tapi rumah kecil ini bisa membuatku cepat menemukanmu." Taehyung mengeratkan pelukannya lalu melanjutkan. "Baru buka pintu kamar saja aku sudah bisa melihatmu. Kau jadi tidak bisa bersembunyikan? Apa kita menetap disini saja yah?"

Sooyoung yang sedang mengolesi selai pada roti yang baru saja selesai ia panggang, menghentikan gerakannya lalu menolehkan kepalanya (walau sulit karena pelukan Taehyung begitu erat). "Memangnya siapa yang mengizinkanmu untuk tinggal disini?"

Finding a Good PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang