Chapter 17
"Jadi kau benar-benar membawanya?" Jimin menatap Sooyoung dengan pandangan takjub sesaat setelah dirinya mendekat pada Taehyung dan Sooyoung yang saling bergandengan (Taehyung sudah pasti menggandeng tangan Sooyoung erat padahal Sooyoung tidak ingin digandeng atau tidak sudi membalas gandengan tangan posesifnya Taehyung itu). Jimin melebarkan senyumnya pada Sooyoung sambil mengulurkan tangan kanannya sopan sebagai tanda ingin berkenalan. "Hai! Aku rasa kau sudah lupa kalau sekitar dua belas tahun yang lalu kita pernah bertemu. Aku teman Taehyung satu-satunya di dunia ini, Park Jimin. Senang sekali bisa kembali melihatmu, Sooyoung!"
Sooyoung menyerngitkan dahinya agak bingung. Ia sendiri seperti merasa pernah mendengar nama lelaki yang sekarang masih menunggu sambutan dari uluran tangannya yang meminta Sooyoung untuk berjabat ini entah kapan dan dimana, tapi Sooyoung tidak yakin ia pernah melihat rupa lelaki ini. Sooyoung melirik Taehyung takut-takut (Benar-benar takut karena merasa serba salah). Apa kalau ia menyambut hangat uluran tangan temannya Taehyung ini, tiba-tiba ia akan diseret paksa keluar oleh Taehyung, dilempar masuk kedalam mobil kemudian didorong dan ditampar saat tiba dirumah nanti? Atau, malah sebaliknya? Jika Sooyoung diam dan tidak menanggapi uluran tangan lelaki yang sok akrab padanya ini, yang jelas-jelas temannya Taehyung ini, maka Taehyung justru akan melakukan hal-hal yang jauh lebih gila dari apa yang pernah terbesit olehnya saat pulang dan tiba di rumah nanti? Sooyoung sempat menarik nafasnya hingga Taehyung sedikit melirik dada Sooyoung saat membusung untuk menghirup udara.
"Jangan sok akrab dengannya!' Taehyung segera menampar uluran tangan Jimin sebelum Sooyoung memutuskan keputusan yang paling tepat yang mungkin ia ambil.
Baguslah! Diam-diam ia menyukuri akan tindakan kasar Taehyung pada temannya itu walau kelihatannya Jimin agak kesal (Kesal-kesal sayang).
Jimin berdecak pada Taehyung sebelum berkomentar pedas, "Kau menampar tanganku yang hanya ingin bersalaman untuk perkenalan, tapi kau tidak menampar seluruh lelaki yang sedari tadi sudah diam-diam atau secara terang-terangan menatap kagum pada Sooyoung? Ck...!" Jimin berdecak sekali lagi sebelum melanjutkan, "Tidak adil untuk ku, dude!"
"Tuan Kim, kita beretemu lagi?!" Jungkook yang entah kehadirannya datang dari mana dan tentu membuat wajah Taehyung yang sebelumnya sudah ingin mencela Jimin, semakin tertekuk tidak senang melihat kedatangan lelaki yang kenapa bisa ada dipesta alumni sekolahnya padahal Jungkook bukanlah alumni dari sekolah yang sama dengannya.
Taehyung segera menarik tangan Sooyoung yang ada digenggamannya untuk bermaksud menyuruh tubuh Sooyoung agar bisa berdiri dibelakang tubunya. Taehyung ingin menutupi Sooyoung dari jangkauan Joongkook sepertinya. Tapi tentu saja Jungkook sudah melihat kehadiran Sooyoung yang sedari masuk dari pintu utama selalu digandeng mesra oleh Taehyung. Taehyung menatap Jungkook tidak suka, "Apa yang kau lakukan disini?"
Jungkook kembali tersenyum, tipe senyuman yang membuat para gadis bisa langsung bertekuk lutut padanya. "Temanku memintaku untuk mendampinginya diacara ini." Kemudian Jungkook menjulurkan kepalanya untuk melirik Sooyoung. Tapi Taehyung dengan segala pemikiran primitifnya segera menutup-nutupi Sooyoung (Entah apa yang ada didalam pikiran Taehyung saat ini. Dia memang luar biasa berbeda! Seperti kotak tertutup yang penuh akan kejutan).
Jungkook semakin melebarkan senyumnya karena merasa lucu melihat tingkah Taehyung yang tampak seperti bocah berusia tiga tahun yang sedang mencoba menyembunyikan sebatang cokelat terlezat dari teman-temannya, tapi anehnya bocah Batita itu ingin sekali memarkan cokelat miliknya padahal ia tahu teman-temannya bisa saja tergiur dan memintanya berbagi hingga bocah itu bersifat seolah-seolah takut ada yang ingin mencoba merampas cokelat miliknya itu. Sifat yang begitu murni, lucu tapi sudah pasti sangat menyebalkan. "Apa aku bisa membahas sedikit masalah tuan Lee padamu malam ini?" Jungkook menatap Taehyung dengan penuh harap dan menambahkan, "Aku hanya perlu lima menit, aku bersumpah! Sejak dua hari yang lalu setelah kita berdiskusi via telepon, aku masih menunggu respon mu. Tadi pagi pun aku sempat berkunjung ke firma hukum mu, tapi sekertarismu bilang kau tidak akan datang ke kantor karena sejak dua hari yang lalu ada begitu banyak urusan yang sedang kau tangani di luar. Jadi bisakah kau memberikan waktu berhargamu itu secara cuma-cuma hanya untuk lima menit padaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding a Good Person
Fanfiction"Aku akan semakin gila jika aku menerima tawaran untuk menikah denganmu." Lelaki itu tersenyum sambil menjawab santai, "Sayangnya aku tidak sedang memberikanmu sebuah pilihan. Kau tahu kalau aku bukan tipe orang yang bersabar." "Seharusnya kau yang...