//• sedang aku? •//
Terkadang, aku iri dengan Geez dan Ann yang bisa bertahan hanya berbekalkan e-mail. Terbentangkan jarak, waktu dan usia. Namun mereka tidak mengeluh. Walau sempat goyah, pada akhirnya mereka bersatu. Pertemuan mereka tidak lama, hanya setahun sekali. Namun, mereka saling percaya diri bahwa mereka ditakdirkan menjadi cinta sejati.
Sedang aku? Disini aku juga menunggu. Tanpa kepastian yang jelas. Tanpa tahu apakah ia masih mengingat atau bahkan mungkin sudah lupa denganku. Aku seperti orang bodoh, patah hati untuk seseorang yang tak tahu dimana rimbanya. Patah hati pada orang yang mungkin sudah mematri nama lain di hatinya.
Aku bergetar hebat, jika kembali memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi itu. Aku ingin menangis, jika mengingat aku bukanlah siapa-siapa baginya. Lantas, apakah aku yang terlalu bodoh, hingga masih bisa berharap pada angan-angan semu?
—dari, sosok yang mencoba melupakan cintanya. Namun, gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ungkap Rasa Lewat Jalinan Kata
PoesíaHighest Rank: #492 on Poetry [10/05/2018] Kala lidah ini sudah tak lagi mampu tuk katakan perihal rasa, jalinan kata yang tertuang pada tulisan, kan sanggup ungkapkan segalanya. -sang penulis.