//•Untuk Langit•//
⚫⚫⚫⚫
Langit...
Seringkali aku bertanya-tanya
Pantaskah bila aku masih ada
Padahal dunia seolah telah tidak adil padaku yang dicap pendustaLangit...
Salahkah bila aku membela raga ini?
Salahkah bila aku hanya berharap hadir ku di hargai disini?Langit...
Mungkin aku memang bukan siapa-siapa
Mungkin pula aku bukan apa-apa
Namun setidaknya biarkan aku bahagia
Dengan mereka yang melihatku walau hanya sekejap mataKetahuilah wahai langit...
Betapa hati ini kosong
Betapa hati ini hampa
Betapa hati ini lemah
Betapa hati ini rapuhLangit...
Aku benci seperti ini
Meskipun aku tau aku memanglah buta
Namun setidaknya jangan biarkan aku tersisihkan semacam ini
Jangan biarkan aku merasakan pahitnya kesendirian di tengah kesulitan yang sebetulnya sangatlah ku perlukan orang lainLangit...
Wujudmu sudah tidak dapat ku lihat lagi
Semuanya telah gelap seiring berjalannya waktu
Aku merindu melihat bentukmu namun Tuhan dengan teganya mencabut semua ituLangit...
Tidakkah kamu kasihan dengan gadis buta yang telah dicap pendusta ini?—dari, aku yang telah buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ungkap Rasa Lewat Jalinan Kata
PuisiHighest Rank: #492 on Poetry [10/05/2018] Kala lidah ini sudah tak lagi mampu tuk katakan perihal rasa, jalinan kata yang tertuang pada tulisan, kan sanggup ungkapkan segalanya. -sang penulis.