"mi-mianheyo Rose-ah, jongmal mianhe". hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Chanyeol tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk mendapat maaf dari yeoja di hadapannya ini. oh ayolah... sejak kapan Park Chanyeol yang fams nan dingin itu peduli dengan hal seperti itu? bahkan meminta maaf saja ia tidak sudi, namun semua egonya itu seperti menghilang entah kemana. yang ia pikirkan sekarang hanyalah mendapat maaf.
Sedari tadi Ròse hanya diam tanpa ingin mengatakan sesuatu."Ròse-ah kumohon maafkan aku. aku tau apa yang kukatakan tak seharusnya aku mengatakannya, percayalah aku hanya bercanda aku tak berniat untuk--"."Chanyeol-ah... kau keterlaluan hiks aku... aku... hiks membencimu... kau pikir aku ini wanita macam apa huh?". ucap Ròse yang sudah terisak. "Ròse-ah aku tak pernah berpikir seperti itu tentangmu kumohon".ucap Chanyeol bersungguh sungguh.
entah kenapa ada sesuatu yang mendorong hatinya untuk mendekap Ròse sekedar memberinya ketenangan."Yak siapa yang menyuruhmu menyentuhku huh?". ucap Ròse sambil mengahapus airmatanya. dan sesegera mungkin Chanyeol melepaskan dekapanya.
"Ròse-ah apa kau sudah memaafkanku?". tanya Chanyeol dengan hati-hati."tidak, tentu saja belum kau pikir semudah itu aku memafkanmu?". ucap Ròse agak kesal. Seketika tatapanya Chanyeol menjadi sendu menggambarkan penyesalan." mianhe mianhe mianhe. jongmal jongmal mianhe, kau bisa memukulku atau apapun asalkan kau memaafkanku kumohon". oh ya tuhan Ròse tak tahan dengan tatapan itu, tatapan yang menggambarkan betapa menyesalnya ia dengan perbuatannya.
Ròse sedikit mendongak."Chanyeol-ah apa kau tau, aku sangat membencimu". ucap Ròse. Chanyeol hanya diam tanpa sepatah katapun."tapi--". Ròse belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi ponsel Chanyeol berdering menandakan seseorang menelponnya.
Chanyeol segera menjawab teleponnya.'yeoboseyo'
'Chanyeolie kau kemana huh?? eomma sangat menghawatirkanmu ditamba lagi hujan sangat deras dan kau juga tak membawa mobilmu, eomma sangat memnghawatirkanmu'
'oh yeolie sedang di rumah teman eomma, eomma tenanglah aku akan segerah pulang'
'baiklah'
Setelah itu teleponnya terputus."emm Ròse-yah aku akan pulang sekali lagi maafkan aku". ucap Chanyeol meminta maaf seraya melangkah keluar."tapi di luar sedang turun hujan dan sangat deras apa kau tak ingin menunggu sebentar lagi". ucap Ròse."oh aku juga ingin menunggu sebentar lagi tapi eomma sangat khawatir jadi aku harus segera pulang". ucapnya dan segerah berlalu pergi.
Ròse hanya melihat Chanyeol dari balik jendela seraya menghumbuskan napas kasar."dia pasti akan sakit". ucapnya. tanpa di sadari eommanya memperhatikannya, perlahan eommanya mendekatinya."siapa namja itu Ròse? dia temanmu? atau pacarmu? dan kenapa malam malam dia kemari? lalu kenapa dia pulang di saat hujan seperti ini? apa kau mengusirnya?". tanya eomma bertubi tubi.
"oh god mom, bertanya itu satu satu jangan bertubi tubi seperti itu". ucap Ròse agak kesal."okay kalu begitu jawablah pertanyaan eomma". ucap eommanya."dia teman sekelasku namanya Park Chanyeol, dia kemari untuk.....emmm....". ucapnya berpikir sejenak."untuk apa Ròse?". tanya eommanya lagi."untuk mengambil bukunya eomma, karena besok kami ulangan". ucapnya berbohong."tapi tadi eomma mendengarnya meminta maaf padamu, dia pasti pacarmukan". ucap eommanya sambil memicingkan matanya."ck terserah eomma sajalah Ròse mau tidur, good night mom". ucap Ròse seraya berjalan melewati eommanya."ck eomma bukan mom". ralat eommanya karena di panggil mom.
Bulan mulai berganti dengan matahari yang menyambut fajar. Seorang wanita paruh baya terlihat sedang mengetuk pintu kamar anaknya."Yeolie ireona, apa kau tak kesekolah hari ini?". ucapnya namun tak ada jawaban. ia mencoba sekali lagi tetapi hasilnya nihil. karena tak mendapat jawaban ia langsung saja masuk dan mendapati Chanyeol masi terbaring di ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Famous At School
FanfictionBagaimana jadinya jika Park Chanyeol. namja yang terkenal akan ketampananya, kecerdasanya, dan tak lupa sikap dinginya bisa berubah drastis hanya karena pertemuannya dengan Ròse/Park Chaeyeong yeoja yg justru jauh dari sifat dingin.