BAGIAN 8

72 19 15
                                    

.

Tanyakan pada diri sendiri
apa benar sesuka itu
Jangan mengatakannya
hanya karena untuk menyugesti

🌸🏵️🌷🌷🌷🏵️🌸





1

Rasa ngantuk yang masih mengalir dalam diri ku kini ku paksakan bangun untuk memulai rutinitas, apalagi kalau bukan sekolah.

Semalaman begadang untuk menyelesaikan materi pelajaran Fisika yang memutar otak, ini ku lakukan bukan karena aku anak rajin, sama sekali bukan, tapi jadwal ujian fisika untuk hari ini yang membuat ku begitu, setidak nya ada pencerahaan sedikit dalam menyelesaikan ujian nanti, biar sedikit, sisanya ya berdoa sajalahh hihi.

Sesampainya di sekolah ,Aku memilih jalan melewati lapangan untuk sampai ke ruangan tempat ujian ku, tadi di parkiran aku bertemu Rinu , jadi sekarang aku berjalan dengan nya melewati lapangan , jarak melewati lapangan lebih dekat ke ruangan ujian ku dari pada melewati tiap tiap koridor , dari lapangan dapat ku lihat balkon lantai 2 gedung sekolah yang juga bisa langsung memandang ke lapangan, di sana ada Amar, bersama Ebong juga Koko , mereka kawan akrabnya .

***
Perlu ku ceritakan sedikit tentang Ebong, Ebong itu Anak Basket , ku akui dia jagonya soal basket, dia juga lihai bergitar , aku juga berkawan akrab dengannya ,dulu dia sering cerita mengenai gebetannya, dan selalu bermotivasi memiliki pacar seperti Raisa (penyanyi berbakat ,cantik, dan terkenal).

"tapi itu hanya mustahil, hanya keinginan yang digantung di depan mata seakan keinginan itu seperti kail pancing yang di depan mata , dan tak akan pernah dapat" katanya (lebay gak sih?!)

Tak selepas dari keinginan nya itu, memang ku akui banyak yang suka dengan nya (kecuali Aku) mulai dari kelas bawah sampai menengah keatas pada suka dia karena kalau diibaratkan film (ini katanya) dia itu Aliando , yang memiliki segudang prestasi, yang setiap dia memasukan bola ke ring basket selalu ada teriak heboh dari para cewe, tapi dia gak peduli dengan kehadiran para cewe itu , karena dia hanya punya satu tujuan , yaitu bisa pacaran sama Raisa!.

Tapi dari semua itu aku sangat nyaman berkawan dengannya karena menurutku kami memiliki selera humor yang sama, dan satu lagi , dia suka mentraktirku es krim!yey!!

Sekarang Ebong lebih sering berkawan dengan Amar dan koko, bisa dibilang mereka itu biang rusuhnya kelas, tapi jujur kalau mereka gak ada , kelas jadi sepi.

Waktu itu , di kelas, saat pelajaran sedang kosong , mereka datang ke aku yang lagi ngobrol sama Tia juga Rinu,
Ebong bilang:
"Ada kawan ku, suka dengan mu" kata Ebong tiba-tiba

"He?!" Aku bingung

"Siapa bong" Rinu nanya

"Aku" Kata Amar menunjuk dirinya sendiri

" Amar" kata nya lagi menyodorkan tangan, sambil senyum (maksudnya seolah olah dia sedang mengenalkan dirinya ke aku)

"Sudah tau " kata ku

"Sudah tau kalau aku suka kamu ?" dia tanya

"Sudah tau nama mu" ku jawab

*yang lain ketawa

Begitulah kalau ada mereka , tidak jauh jauh dari hal yang membuat tertawa, tapi aku gak tau apa yang dikatakan mereka itu serius atau bercanda, yang jelas waktu itu aku tidak begitu menanggapinya.

***
Sebelum aku benar benar melewati lapangan, tepat saat aku dan Rinu ada di tengah lapangan, Amar teriak memanggil ku dari balkon lantai 2 gedung sekolah itu

"Apa?" kata ku, hal ini membuat aku juga Rinu berhenti dan menoleh ke arah mereka

"Semangat Ujiannya!"
" Jangan lupa berDoa!"
"Jangan lupa jawab soal ujiannya!"
" dann.. "
"Jangan lupa ... apa lagi bong?" Amar tanya ke Ebong

"Napas" jawab Ebong

"Oh iya"
"Jangan lupa bernapas!!" sambung nya, senyum.

Dia mengatakan ini dengan sedikit teriak sehingga banyak telinga yang mendengar

"Ciee" kata Rinu
dan aku jadi malu tambah kikuk di buatnya, bersamaan dengan itu bel masuk berbunyi, hal ini dapat mengalihkan suasana, syukurnya.

"Turun!" kata ku ke Amar ( maksud ku , aku menyuruhnya turun untuk dia tidak melakukan yang aneh aneh lagi, dan juga sudah harus masuk kelas)

"Apaa?" dia tanya , mungkin gak dengar

"Turunnn!!ih"

" Oh, iyaa" katanya , dan dengan menyebalkannya dia malah ingin turun terjun langsung dari balkon itu, bikin aku kaget!!

"Eh! Turun lewat tangga !" kataku teriak
Dia malah ketawa!

"Siap" katanya , senyum

2
Selepas melaksanakan ujian yang menguras otak ku, setelah bergulat dengan hukum Newton , teori kinetic gas, atau perpindahan kalor dan materi lainnya yang hidup dalam fisika, membuat ku ingin lekas keluar dari ruangan ini dan menghirup udara bebas ( saat ujian begini sekolah ku juga menggunakan sistem roling kelas, jadi di ruangan ujian ini hanya aku dan Rinu yang merupakan anak 12 IPA 2) .

Ku bereskan buku buku untuk segara pulang, aku sempat mengajak Rinu pulang bareng, tapi dia mau bertemu dengan Adi dulu , jadi aku akan duluan pulang ( Adi itu pacarnya Rinu, anak 11 IPS 1, hubungan mereka sudah 1 tahun waktu itu, dan sampai detik ini, detik aku mengetik kisah ini , hubungan mereka masih awet saja, entah pakai pengawet merek apa, kalau mau tau , silahkan tanya ke Rinu langsung)

Saat aku mulai berdiri meninggalkan tempat duduk , Amar datang , bawa air minum mineral, lalu disodorkannya ke meja ku
"Apa ?" kata ku ( aku tanya perihal air mineral )

"Ini?" dia balik nanya sambil nunjuk air mineral

Aku mengangguk

"Ini minuman" " Gini aja pake tanya" katanya "ayo" sambungnya lagi (ngajak pulang)

Aku mengerutkan dahi , kenapa dia ini, orang ini, seorang Amar begitu mudahnya memberikan perhatian kepada ku, bukannya aku Ge-er atau apalah , tapi ini nyatanya, di sadari atau tidak, dia selalu memberikan perhatian ke aku, meski dalam bentuk yang kecil dan sederhana.

Padahal kata Tia banyak cewe yang suka ke dia.

Dijalan menuju parkiran dengan langkah kami yang seirama menyusuri koridor sekolah, Amar bilang

"Ana" katanya, nada bicara nya tenang sembari menoleh ke arah ku sebentar lalu senyum

"Yaa?"

"Rasa ku telah diperbaharui"

"Ha?" aku bingung

" Kemarin suka, sekarang sudah jadi Cinta ke kamu" ujarnya

Aku berhenti, kaget. Serius, hampir hampir tak percaya dia akan bicara begitu, aku bingung harus bagaimana dan berusaha memastika tidak ada yang mendengar apa katanya tadi, Karena keadaan saat itu sedang ramai.

Ah, Gila! Bagaimana ia bisa begitu bebas, bicara blakblakan! Seolah hal itu bukan sesuatu yang berat baginya.

Dia masih tetap berjalan seolah tidak sadar bahwa aku berhenti jalan, beberapa langkah dia berjalan setelah itu, dia berhenti lalu noleh ke aku, sambil senyum.

" Jadi pulang gak?" dia tanya " atau mau tidur di sini sampai besok" sambungnya lagi

"Pulang lah!" kataku sambil kembali berjalan

3
Selesai dari gosok gigi sebelum tidur, aku kembali ke kamar, aku langsung senyum mengingat apa yang dikatakan Amar siang tadi, ah kok jadi gini! Pasti muka ku memerah saat dia mengatakan hal macam tadi, kepalaku dipenuhi kata - kata

"Kamu yang namanya Amar! Maunya apa sih! Jangan bikin aku jadi pusing!"

Sudahlah, setelah itu kututup mataku dengan bantal, agar bisa benar benar tidur, tanpa memikirkan yang aneh aneh!.

****

Maafkan atas segala kekurangan dalam kisah ini . Mari melanjutkan😊➡️➡️➡️

SPJU {Sadar Penuh Juga Utuh}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang