I. P. U
_____
Dia ... adalah Lai Guan Lin, dan dia adalah kekasihku.
Kekasih yang sudah lama menjalin kisah kasih bersama denganku selama dua tahun kurang dua bulan.
Aku bertemu dengannya secara kebetulan dan juga terasa unik, aku ingat jelas saat itu adalah awal musim semi. Dan juga, saat itu aku sedang flu berat.
Lalu, dia datang. Menghampiriku sambil menyodorkan sapu tangan rajutnya yang indah. Dan dia tersenyum manis kepadaku.
~~~~
Itu adalah pertama kalinya aku bertemu denganmu, Lai Guan Lin.
Hari Senin itu, aku mendapat kabar buruk tentangmu. Kau terbaring lemah di rumah sakit, dan aku hanya bisa menatapmu dengan hati perih. Hari itu perasaanku seperti bercampur aduk dan bergejolak.
Hatiku juga terasa sangat gemetar, bahkan aku tidak bisa memejamkan mata barang sekejap ketika menungguimu di kamar inap yang penuh dengan bau obat-obatan itu.
Aku tau kau sangat benci dengan bau rumah sakit, kau pernah bilang agar aku jangan pernah sekalipun ke sana. Tapi nyatanya aku ada di sana, Lin. Menunggu kamu bangun agar kita bisa bercanda tawa bersama lagi.
Sekarang aku akhirnya bisa memberitahumu. Dulu aku benar-benar merasa takut. Karena aku pikir itu adalah saat terakhirku bertemu denganmu, Lin.
Kau selalu memelukku di masa-masa sulitku, terutama saat menjelang ujian akhir. Tangan besarmu menenangkan hatiku begitu kamu mendekapku dalam pelukan hangatmu itu.
Kau memelukku dengan erat meskipun aku melakukan kesalahan, kau selalu memaafkan kesalahan-kesalahanku itu. Kau menyemangatiku agar aku tidak melakukan kesalahan yang sama.
Aku masih ingat tatapan matamu saat itu, bahkan hingga kini pun aku selalu mengingatnya dengan jelas. Tatapan lembut penuh cinta yang kau berikan padaku, aku merasa sangat terberkati.
Kau tahu? Aku akan mengukirnya dihatiku untuk selamanya, aku tidak ingin lupa dengan hari pertama kita jumpa bahkan kenangan-kenangan kita itu.
Lin, kau membuatku seolah-olah terlahir kembali ke dunia yang fana ini. Lai Guan Lin, kau benar-benar membuatku merasa beruntung telah dilahirkan ke dunia ini, kau tau?
Aku berjanji, aku tidak akan pernah melupakanmu.
Lin, aku akan menjadi seorang yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya seperti katamu dulu. Aku tidak ingin membuatmu kecewa dengan semua perbuatanku.
Aku berjanji, aku berjanji padamu. Percayalah padaku.
Karena ... kau adalah cahayaku.
Aku sungguh-sungguh berjanji, aku tidak akan pernah melupakanmu, Lai Guan Lin.
Kau akan selalu menjadi cahayaku, kapanpun dan di manapun itu, kau akan tetap menjadi cahaya penyemangatku.
Aku berjanji, aku tidak akan pernah melupakanmu. Lihat, aku bahkan mengulanginya beberapa kali. Jadi, jangan anggap aku sedang bercanda. Kau selalu berpikir begitu.
Kau akan selalu menjadi cahayaku, penerang hidup sekaligus jiwaku. Aku juga berjanji akan menjaga cahaya itu agar terus menyinari hari-hariku.
Karena tanpamu, hidupku terasa kurang dan tak berarti apa-apa. Seperti masakan tanpa bumbu penyedap, juga seperti bumi yang membutuhkan matahari dan bulan untuk penerangannya.
Kau adalah arti sesungguhnya dalam hidupku, Lai Guan Lin.
May 13, 2018
~~~~
