REMINISCENCE

484 63 7
                                    

[A SongFiction of 'Always (Acoustic Ver.) by Wanna One']
Lai Guanlin/Park Jihoon
Hurf/Comfort - Drama


.
.
.


Pemuda tampan yang tengah duduk disalah satu bangku taman tiba-tiba tersentak kaget dari lamunannya, ia mengedipkan kedua matanya beberapa kali sambil berusaha menormalkan kembali detak jantungnya yang sempat tidak karuan. Lai Guanlin-nama pemuda itu-menatap kesekeliling taman tempatnya berada dengan tatapan canggung, khawatir jika ada yang memperhatikan tindakan konyolnya yang tersentak kaget dengan sendirinya padahal tidak terjadi hal apapun yang dapat membuat seseorang menjadi kaget disana. Taman itu sepi, hanya ada dirinya dan itu membuatnya sadar bahwa hari sudah mulai gelap. Padahal seingatnya, ia berada di taman ini sejak hari masih cerah dengan matahari berada tepat diatas kepalanya. Sudah berapa lama ia berada taman itu? Entahlah, Guanlin sendiri tidak yakin. Mungkin sekitar empat jam.

Ya, empat jam.

Selama empat jam Guanlin termenung hinggga melamun karena menunggu seseorang.
Seseorang yang bahkan dirinya tahu dengan jelas tidak akan pernah datang.

Slowly close your eyesFeel it, all the time we'll be togetherThe memories, the promisesEven the familiar faces

Guanlin menghela napas panjang, mengacak-acak rambutnya yang sudah tidak rapi karena telah dimainkan oleh angin selama lebih dari empat jam ia duduk termenung di taman itu. Kepalanya menoleh kearah menara jam yang ada, pukul 05:45 sore. Menyadari bahwa tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan-kecuali pulang ke rumah, Guanlin memilih menyandarkan tubuhnya lagi pada bangku itu hingga kepalanya mendongak ke langit lalu memejamkan matanya sambil bernafas dengan pelan-pelan dan teratur. Sore ini, Lai Guanlin hanya ingin menikmati ketenangan yang terjadi sejenak di dunia yang penuh dengan huru-hara ini.

Such so precious timesEach is so special to meEven though it's hardI gain strength from you who will smile when you see me

"-Lin, Guanlin!!"

Sekali lagi, Guanlin tersentak kaget. "Ah...,"

"Dasar, kebiasaan," sahut seseorang yang sudah mengagetkan Guanlin dari suasana tenangnya.

Guanlin menoleh dan kedua matanya kembali melebar karena kaget saat menemukan siapa yang mengajaknya bicara itu. "Kamu...," lidahnya mendadak kelu.

"Uh, kamu kenapa, Lin? Sedang sakit?" Orang itu-yang awalnya kesal-langsung menunjukkan raut khawatir saat tidak mendapati cengiran khas dari Guanlin yang biasanya ditunjukkan setiap kali ia kesal dengan tingkah pemuda tampan itu.

"Jihoon-hyung," panggil Guanlin lemah dengan tangan terulur untuk menyentuh pipi chubby milik seseorang yang tengah berdiri dihadapannya itu.

Park Jihoon, nama lengkap orang itu, memberikan tatapan khawatir pada Guanlin sambil mendekatkan dirinya agar ia lebih mudah dijangkau. "Ada apa, Guanlin-ah?"

Tidak ada jawaban, hanya ada keheningan dengan Jihoon yang membiarkan Guanlin mengelus pipi kanannya dengan gerakan pelan. Kedua mata Guanlin bergerak-gerak, seakan tengah memastikan bahwa sosok yang ada dihadapannya ini memang nyata. Setelah yakin bahwa sosok itu benar-benar nyata, seulas senyuman bahagia yang terlihat lemah terukir diwajah Guanlin dengan kedua mata yang berkaca-kaca lalu dengan sedikit tiba-tiba ia menarik Jihoon hingga duduk dipangkuannya dan memeluk pemuda yang lebih tua itu dengan erat.

Songfiction " Rhapsody In May "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang