I Want You

432 58 0
                                    

Aku tidak pernah seserakah ini dalam menginginkan sesuatu sebelum bertemu dengannya.

Aku tidak menginginkan apa-apa lagi didunia ini selain dirinya.

Aku akan menyerah pada apapun, tapi tidak dengan dirinya.

I want you, even your name

Your eyes, even your smallest gestures.

"Park Jihoon!"

Namanya. Dia menoleh lalu tersenyum saat pemuda dengan kulit tan berambut merah itu memanggil namanya. Si pemuda kulit tan tadi berlari dan menghampirinya lalu mereka berjalan berdampingan. Jihoon sempat melirikku sebentar sebelum melambaikan tangannya dan terkekeh.

Park Jihoon. Sangat manis.

.

.

.

I want to hold even your memories

Your time, all of your moments

I want to have it.

"Guanlin-ah, bagaimana menurutmu? Yang merah atau yang hitam? Tapi aku menyukai yang pink. Ah, ini sangat membingungkan".

Aku memutar bola mataku malas -hanya akting tentu saja- lalu mengambilkan tas yang berwarna pink itu, warna kesukaannya.

"Tidak mau, tas ini pemberian orang itu! Ya! Aku kan sudah bilang padamu kalau aku tidak mau memakai apapun pemberiannya lagi. Aku akan membuangnya".

Dia sudah mengatakan hal ini waktu pertama kali dia dan orang itu putus.

Dia juga mengatakan hal ini setelah sebulan lamanya mereka putus.

Ini sudah bulan ke sepuluh sejak mereka bahkan tidak pernah berhubungan lagi tapi barang itu masih terpajang dengan tidak tahu dirinya di lemari Jihoon.

"Kalau begitu pakailah yang hitam". Jawabku asal.

"Aku akan memakai yang merah, hitam akan membuat auraku terlihat gelap! Memangnya aku ini kau?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku.Beruntunglah dia ini Park Jihoon.

.

.

.

My hidden feelings keep seeping out

Whenever I see you

I get so dizzy, youre so pretty

Wanna be your love

"Jihoon mengikuti kencan buta?"

Hampir saja aku tersedak makanan yang sedang kumakan saat mendengar Jisung hyung dengan santainya mengatakan kalau Jihoon mengikuti kencan buta tadi malam.

"Hm! Sepertinya dia akan membuka hatinya untuk orang baru. Tapi aku heran kenapa tidak dengan Woojin saja?Bukankah mereka sangat dekat? Dan sikap protektif Woojin itu... siapapun akan berpikir mereka berpacaran".

Jisung hyung menatapku tajam, membuatku agak bergidik ketakutan karena tatapannya.

"Lee Guanlin! Bukankah kau juga dekat dengannya?"

Aku masih harus memompa rongga pernapasanku sampai tiba-tiba saja si pemilik nama menghampiri meja makan siang kami.

"Ada apa ini? Tadi aku dengar ada yang menyebut namaku?"

Songfiction " Rhapsody In May "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang