ㅡ 5. 11:11

1K 171 5
                                    

10:50 PM

Herin dan Mark sekarang sedang duduk sembari menatap ke atas untuk melihat langit di balkon milik kamar Herin.

Menikmati udara dingin dan juga langit biru gelap yang indah karena banyaknya bintang-bintang menghiasi langit tersebut.

Herin dengan piyama berwarna putihnya sedang memejamkan matanya, menikmati udara dingin dan sensasi berdua bersama Mark.

Begitupun juga dengan Mark, yang sedari tadi memperhatikan wajah teduh Herin yang terlihat indah, membuat Mark betah melihatnya.

Melihat Herin yang sedang tersenyum sembari memejamkan matanya itu membuat hati Mark tenang.

Bahkan, Mark lebih senang melihat wajah Herin daripada bintang di atas sana.

"Kak," panggil Herin, membuat Mark berhenti menatap gadis itu untuk sesaat.

"Kenapa, Rin?" tanyanya.

Herin membuka kelopak matanya, lalu menoleh ke arah Mark yang duduk di sebelah kirinya.

"Kalau mau kesini, tuh, bilang dulu. kan, tadi aku jadi kaget. Malah kamar aku berantakan banget." Herin cemberut.

itu membuat Mark gemas.

"Ya gapapa dong, jadi kakak bisa tau kamu di rumah ngapain aja."

"Jahat."

Kemudian hening lagi.

Herin memutar lagu Best part milik Daniel Caesar yang berduet dengan H.E.R versi piano dari playlist miliknya.

Kedua remaja itu tiba-tiba ingat sesuatu.

Herin mengingat perkataan Ning Ning.

Sedangkan Mark memikirkan perkataan Lucas.

Mark maupun Herin sedang berperang dengan pikiran mereka masing-masing

Herin bingung, apa yang selama ini ia rasakan itu adalah rasa suka pada pemuda di sampingnya?

Mark masih tetap berpikir, bahwa confess bukanlah jalan satu-satunya.

Herin menggelengkan kepalanya pelan.

Gadis itu meraih ponselnya, ingin mengganti lagu.

Tetapi, matanya tak sengaja melirik kearah jam yang berada di ponselnya.

Tepat saat matanya melirik kesana, jam itu berganti menjadi 11:11

Herin ingat sesuatu.

"Kak!"

Mark yang saat itu masih berperang dengan pikirannya terkejut.

"Apa, Rin? Kamu ngangetin aja!"

"Ini," Herin menunjuk jam yang ada di ponselnya, "jam 11:11!" katanya antusias.

Mark menyernyit bingung, "emangnya kenapa, Rin?"

"Kak Mark gak tau? Katanya 11:11 itu angka malaikat. Kalau engga sengaja lihat angka itu, kita bisa make a wish dan nanti bisa terkabulkan!"

Mark ketawa, "Kamu percaya yang gituan?"

Herin mendengus, "Orang beneran! coba ya," gadis itu langsung memejamkan matanya.

"Herin mau dikasih umur yang panjang!" katanya dengan cepat.

Mark yang berada di samping Herin hanya bisa terkekeh gemas karena permintaan polos yang gadis itu inginkan.

"Kalo kak Mark permintaannya apa? Jangan lama-lama, nanti jamnya berubah." kata Herin saat sudah selesai mengucapkan permintaannya.

Mark yang tadinya terkekeh langsung diam.

Dia harus minta apa?

"Apa aja, kak, yang kakak pengenin banget!" kata Herin seperti bisa membaca pikiran pemuda itu.

Mark yang tadinya menunduk sekarang sudah mengangkat kepalanya.

Menatap Herin dengan tulus.

"permintaan kakak, semoga kakak bisa terus sama kamu, Rin." Mark tersenyum.

Herin tertegun.

"Sekalinya kakak bukan buat kamu." lanjut Mark dalam hati.

11:11 PM
.
.
.
.
.
11:12 PM

11:12 PM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
11:11 ㅡmark herin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang