Bab 7

972 70 8
                                    

Hari hampir tengah malam saat Suzy mengunci pintu toko miliknya, ia melirik jam tangannya sekilas kemudian tersenyum puas. Hari ini toko miliknya kedatangan pelanggan yang cukup banyak dari biasanya, sepertinya dia harus mempertimbangkan untuk memperkerjakan karyawan. Ya, walau Taehyung sedikit banyak menolongnya tapi alien itu tak bisa diharapkan menolongnya di dapur.

Melewati keremangan jalan yang hanya diterangi cahaya lampu jalan, Suzy mengusir rasa takut dengan berbicara sendiri,"ahhh... aku rasa akan memperkerjakan karyawan mulai besok. Akhir-akhir ini pelanggan bertambah, omona!? apa aku baiknya buka cabang baru ?" Matanya melebar membayangkan lembaran won di tangannya. "Anio anio, aku fokus ini dulu, baru nanti buka cabangnya. Hahaha..." debatnya.

Berulang kali yeoja cantik itu menggosok kedua tangannya, meniup-niup pelan kemudian menyembunyikannya dikedua kantong jaket miliknya. Wajah sumringahnya mendadak berubah.

"Aisshhh...Seharusnya aku tidak menolak kebaikan Taehyung," Suzy mendesah kesal dengan dirinya sendiri. Tadi,Taehyung menawarkan untuk mengantarkannya pulang. Alien itu bahkan memamerkan mobil baru miliknya. Ternyata pemuda ceroboh itu keturunan Chaebol.

"Aahhh...," Suzy  kembali berteriak jengkel," tapi, seharusnya Sehun menjemputku! Dasar, pria bodoh itu malah mengabaikan pesanku."

Semenjak tadi siang, mood Suzy jadi uring uringan tak jelas di mulai dari pertemuannya dengan pelanggan aneh yang membuat jantungnya cenat cenut, ditambah sikap Sehun yang seharian ini mengabaikannya. Biasanya pria itu akan mendatanginya saat jam pelajaran kosong, atau pada saat pulang dia pasti singgah.

"Pabo pabo pabo,"kali ini dia memukul kepalanya berulang kali," apa aku harus mengatakan perasaanku dulu? Hah!? Memang dia tidak bisa melihat mataku?! Sudah jelas mataku ini memancarkan pancaran cinta." Tunjuknya pada dua bola hitam jernih miliknya.

" Aigooo... benar benar pria tidak peka. Sekarang aku sadar kenapa dia tidak punya pacar."

Suzy mengangguk anggukkan kepalanya seakan paham sesuatu, perjalanan pulang ini Suzy manfaatkan untuk mengeluarkan isi hatinya, berbicara sendiri layaknya autis.

Jalanan malam ini terasa lebih sunyi dari biasanya, seakan mendukung suasana angin bertiup cukup kencang. Suzy semakin merapatkan jaketnya. Berharap mengurangi rasa dingin itu. Instingnya beraksi, mata Suzy bergerak gelisah, mewaspadai sekitarnya. Firasatnya mengatakan ada yang aneh. Terbukti, saat melewati pepohonan di samping gerbang sekolah, Suzy merasa sedikit terkejut karena mendengar geraman anjing.

Gggrrrrrr.

Seekor anjing buldog berbulu coklat melompat di depan Suzy, mata anjing itu menatap Suzy lapar, air liurnya menetes netes di sela giginya yang tajam. Spontan wanita itu memundurkan langkahnya.

"Ahhh... Heol, anjing siapa ini?," Suzy bertanya pada dirinya sendiri, mewaspadakan diri. Susah payah wanita menelan salivanya yang mendadak kering, anjing itu berperawakan cukup besar seperti anjing pemburu.

Tiba-tiba suara siulan seseorang terdengar bersamaan anjing itu berjalan mendekat kearah Suzy dengan buasnya.

"Sial! Ottoke?," Suzy berjalan mundur, ia tahu jika berlari menghindar itu takkan sempat. Anjing itu pasti sangat kencang, karena anjing itu terlihat terlatih. Tak habis pikir Suzy melirik pagar sekolah yang tingginya dua meter, entah keyakinan dari mana, wanita itu melompat dengan gesitnya melewati pagar seakan ia memiliki ilmu meringankan tubuh.

Huftt.

Mulus. Suzy mendarat dengan mulus layaknya pemain akrobat. Saat beberapa detik kakinya telah menginjak tanah, kedua tangan dan kakinya bergetar dengan mulut terbuka sempurna membentuk pola O disertai mata bulat indahnya terbelalak. Beberapa detik ia termangu dalam posisi itu. Hingga sebuah siulan kembali terdengar.

Mafia LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang