Umum POV
Suzy bergerak gelisah saat merasa sesuatu yang berat melingkupi perutnya. Tanpa membuka mata, jemari lentik Suzy berusaha memindahkan kungkungan lengan kekar Sehun. Pergerakan Suzy malah membuat pria disampingnya semakin mempererat pelukan.
"Sehun-nie pabo, lepaskan tanganmu."Suzy mencubit lengan Sehun tapi tak memberi pengaruh.
"Sebentar lagi, ini masih pagi." Beriringan dengan suara seraknya Sehun menyamankan kepalanya di cekukan leher Suzy.
Hembusan teratur nafas Sehun meniup leher Suzy lembut, membuat wanita itu meremang.
"Yak. Lepaskan atau aku tendang!" Dengan geram Suzy mendorong Sehun.
"Aakkkk,"
Bruuukkkk.
Sehun jatuh dengan tidak elegannya. Pria itu meringis mengusap kasar pantatnya seraya memicingkan mata menatap Suzy kesal. Tapi, wanita itu malah terkikik melihat kesialan Sehun karena ulahnya.
"Wanita bar bar,"rengut Sehun.
Suzy melangkah turun dari kasur, berjalan layaknya model melewati Sehun. Dengan sengaja menggoyangkan pinggulnya penuh kemenangan.
Tersenyum kecut, tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Sehun. Dengan cepat pria itu berlari menyusul Suzy yang hendak ke kamar mandi.
"Tepos," ucap Sehun bersamaan tangannya memukul pelan pantat Suzy.
Sepersekian detik Suzy terperangah, hingga akhirnya roh wanita itu kembali keraganya.
"Pabo pabo pabo." Jerit Suzy bersamaan langkanya mengejar Sehun yang sudah berada di pintu, pria itu memeletkan lidahnya mengejek Suzy kemudian membuka pintu kamar secepat mungkin berlari menuju tangga.
******
Sudah seminggu ini Suzy kurang fokus, pikirannya tetap melayang kekejadian dimalam saat ia melihat jelas wanita berlipstick merah yang menatapnya nyalang seakan dia adalah buruan membuat Suzy bertanya-tanya siapa wanita itu sebenarnya. Dalam seminggu ini dia selalu memimpikan wanita itu. Membuatnya takut untuk tidur, tapi sialnya dia sangat nyaman tidur disamping Sehun. Apa dia harus slalu tidur dengan Sehun? Ah... memikirkan itu membuat Suzy memerah sendiri.
"Ah. Ini tidak benar, apa aku mulai menyukainya? Anio anio. Itu tak boleh! Dia teman Chanyeol oppa. Aku tak boleh menyukainya." Suzy berperang melawan pikirannya sendiri. Sedari tadi wanita itu mondar mandir menghalau pikirannya sendiri.
Gemerisik bunyi bel terdengar bersamaan masuknya seorang pria berperawakan tinggi dengan kulit agak kecoklatan. Wajahnya tegas namun lembut secara bersamaan. Pria itu menatap Suzy dengan senyum menawan membuat Suzy entah bagaimana seakan mengenali pria itu.
Suzy mengernyitkan alis mengamati pria yang saat ini duduk menempati meja dekat jendela yang dibatasi jendela kaca menghadap laut.
Menghembuskan nafasnya secara perlahan, Suzy berusaha menetralkan jantungnya yang berdebar-debar secara tiba-tiba. Aneh baginya merasa tidak nyaman melihat tamu pria yang masih duduk santai melihat daftar menu.
"Selamat siang, pesan apa tuan?"
Suzy menyapa dengan profesional.Pria itu menengadahkan kepala menatap Suzy dengan senyum sedikit sensual.
"Ah tentu, kopi hitam yang pahit pastinya."Suzy memaksakan diri membalas dengan sopan, "itu saja tuan?"
Pria itu mengangguk dengan tangan memegang dagunya, menggosok pelan seakan berpikir.
"Ya. Itu saja," jawabnya pasti disertai senyuman maut miliknya.
Suzy bergerak menuju dapur, dengan lincah memainkan mesin kopi menenangkan detak jantungnya. Entah kenapa dia merasa dekat dan sedikit gelisah melihat pria yang barusan ditemuinya.
"Beda rupa beda jiwa." Ucap pria itu menerawang menatap ke dalam mata Suzy, saat wanita itu meletakkan gelas kopi dihadapannya.
Suzy mengernyit,memiringkan kepalanya, "apa maksud anda tuan?"
Kembali pria itu tersenyum dibalik minumannya, "tidak, hanya teringat pada kawan lama."
Selang beberapa detik keduanya hanyut dengan pikiran masing-masing, hingga kembali suara bel menyadarkan lamunan mereka.
"Noona. Selamatkan aku."
Suara teriakan frustasi Taehyung, menginterupsi.Kali ini untuk pertama kalinya Suzy berterima kasih alien itu menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Lady
AléatoireDia berbahaya. Tutup matamu! Jangan jatuh hati padanya! Yoon Hae, pembunuh bayaran yang berniat memulai hidupnya yang baru, tapi masa lalu slalu datang menghantuinya. Dapatkah ia memulai lembaran yang baru, bersama pria yang baru pula? 21+