Aku kaget!, dia akan membawaku kerumahnya?!. Tapi aku juga tidak mau ke rumah sakit. Apa lagi aku harus tidur dirumah sakit?!. NO!, I hate hospitals. Apa aku bisa numpang bermalam ditempatnya ya?. Tapi pasti akan merepotkan dia.
"Hmm, Zack?." Kataku, dia menoleh sejenak lalu memperhatikan jalan lagi.
"Kenapa kamu kembali lagi?" Tanyaku.
"Apa kamu pikir aku meninggalkanmu?" Bukannya memberi jawaban dia malah memberi pertanyaan.
"Hmm ya,.. lagi pula kamu tidak memberitahuku kemana kamu akan pergi."
"Aku hanya membeli minuman dan beberapa makanan disebrang jalan." Katanya, ternyata disitu!, kalau tau dia disitu mungkin aku akan ikut dengannya. Aku kan juga ingin beli sesuatu. Aku sempat melihat disebrang jalan tempat Zack memarkir mobilnya ada sebuah mini market.
"Sayangnya semua yang aku beli, aku buang begitu melihatmu dibawa dua orang pria itu." Sebagai orang yang baru aku kenal, dia ternyata cukup baik. Meski dengan kesan awal yang buruk.
"Makasih." Kataku tulus.
Dia hanya tersenyum tipis yang sedang memandang jalan didepan. Aku baru sadar ternyata tanganya penuh darah. Dia seperti orang yang habis membunuh seseorang dengan begitu sadis dan membuang mayatnya di sungai. Itu pasti darahnya Si ubanan. Beberapa menit kemudian Zack memberhentikan mobilnya. Aku melihat bangunan yang kumuh. Bukan sebuah rumah, tapi terlihat seperti rumah susun. Zack lalu turun, dan membukakan pintu untukku.
"Lepaskan sepatumu." Kata Zack.
"Apa?" heranku, saat aku sudah berada diluar mobil.
"Aku bilang lepas sepatumu." Sambil melirik kakiku.
"Lalu aku jalan tanpa alas kaki begitu?!!." Tanyaku protes, Zack hanya diam menunggu. Sesusah ini kah mau masuk tempat tinggalnya?. Belum menemukan keset yang bertuliskan 'Welcome' atau pintu masuknya, sudah disuruh buka sepatu, Aiisss.
Aku menurutinya saja, dan melepaskan high heelsku. Auuuu, perih! saat mengenai luka di kedua kakiku, masing-masing ditumit dan di jari kelingking. Kini aku menenteng high heelsku dan bertelanjang kaki.
"Naik." Katanya, yang jongkong membelakangiku. Apa ini artinya dia akan menggendongku lagi?. Dengan segera aku menolaknya.
"Ah tidak usah, aku bisa jalan..."
"Cepat naik!." Katanya memutuskan perkataanku dan sedikit membentak. Hmmm, mungkin aku harus menarik perkataanku kalau dia baik. ckck
Aku pun naik ke punggungnya, dengan santainya dia berjalan sambil menggendongku. Ternyata kami menaiki tangga, aku khawatir apa dia tidak keberatan menggendongku?.
"Zack, kalau kamu merasa gak kuat, turunkan aku saja." Kataku yang merasa canggung.
"Gak apa-apa, setelah tangga ini kita masih akan naik dua tangga lagi." Katanya santai. Apa? dua tangga lagi?. Cukup sudah!, ini berlebihan hanya karena kakiku berdarah bukan berarti aku gak bisa jalan kan?. And well kalau aku berjalan mungkin sedikit pincang.
"Sudahlah Zack turunkan aku!, aku bisa jalan sendiri!." Kataku padanya dengan sedikit kesal.
"Baik." dan Zack pun akhirnya menurunkan aku di lantai 2.
"Kamarku ada dilantai 3 no 23. So silahkan, ladies first." Katanya sambil tersenyum mempersilahkan aku duluan. Baru satu kali melangkah, kakiku terasa sakit sekali, perih!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
RomanceBanyak kejutan yang dialami Jenny ketika ia baru saja lulus SMA. Salah satunya adalah ia harus menikah demi melunasi hutang-hutang ayahnya selama ini. Dimana situasi tidak mendukung kepadanya sehingga ia harus menghadapinya. Mampukah Jenny menghada...