Aku benar-benar shock! Dia adalah adik Thomas. Bagaimana aku bisa menghilangkan rasa sukaku, kalau dia akan menjadi bagian dari keluargaku?!.
"Duduklah, jangan mematung didepan pintu begitu." Kata Zack yang entah bagaimana sudah duduk disofa ruang tamu. Aku mendekatinya,..
"HEY! Lepaskan sepatumu! itu membuat lantainya kotor." Kataku padanya sambil menujuk sepatunya. Dengan santai dia melepaskan sepatu mengkilat yang seperti baru keluar dari pabrik itu. Lalu dia menaruh sepatunya disamping kakinya. Huuu, ingin sekali aku melempar sepatunya keluar jendela. Kalau begitukan sama saja masih mengotori lantai rumahku. Tapi aku acuhkan saja.. Karena banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya.
"Jadi kamu adiknya Thomas?" Tanyaku, yang tidak duduk disofa.
"Calon kakak ipar bikinin minum dong~ haus nih." Katanya yang manja, tidak menjawab pertanyaanku. Aku sedikit kesal dia memanggilku dengan sebutan calon kakak ipar.
"Kalau kamu udah tau aku calon kakak iparmu, kenapa kamu menciumku?." Kataku berusaha menahan marah. Karena disini aku sudah dipermainkan, tapi salahku juga mau saja dicium olehnya.
"Eeettss.. simpan pertanyaan itu. Dan sebaiknya calon kakak ipar ganti baju dulu." Katanya mengalihkan pembicaraan. Tapi kenapa harus ganti baju coba?
"Memangnya kenapa dengan bajuku? ada yang salah?" Tanyaku kesal sambil melipat tanganku didada. Lagipula ini kan di rumah, di rumahku malah!, jadi aku bebas memakai baju apa saja. Kok dia yang sewot?!!. Hari ini aku memakai celana kain dibawah lutut berwarna coklat dan t-shirt warna merah.
"Karena kita akan pergi makan siang."
"Gak perlu ganti baju, begini juga bagus. Lagipula kita hanya makan siang doang." Kataku ketus.
"Ckck, calon kakak ipar harus menuruti perkataanku jika ingin semua pertanyaan calon kakak ipar terjawab." Katanya ramah sambil memberikan senyuman termanisnya. Sayangnya aku tidak degdegan, karena perasaanku lagi panas. Demi ingin mendengar penjelasan dari semua kebingungan ini, aku terpaksa menurutinya.
"Oh ya, jangan lupa sebelum ganti baju buatkan minum dulu ya." Katanya mengambil remot tv dan menyalakannya. Sebisa mungkin aku menahan kesal. Sabar Jenny sabar... Aku segera ke dapur dan mengambil minuman untuknya.
"Loh? kok air putih? aku maunya sirup." Protesnya.
"Cerewet! minum saja, Nanti kita juga makan siang diluar!." Kataku dan segera aku ke kamar, aku tidak mau berlama-lama mendengar ocehannya. Aaggh, Bisa pecah kepalaku!!.
"Ayo kita pergi." Kataku usai ganti baju seperti maunya.
Tapi aku tidak melihat Zack. Kemana anak itu?. Aku dengan segera mencarinya. Ku lihat didepan rumah, masih ada mobil dan bodyguardnya. Menandakan kalau dia belum pulang dan masih ada disekitar rumahku. Aku ke dapur, dan ke belakang perkarangan rumah juga tidak ada. Kemana sih hilangnya dia? Mungkin dia ke kamar mandi. Pikirku, tapi belum sampai ke kamar mandi aku melihat kamar ayahku terbuka.
"Hey!, sedang apa kamu?" Tanyaku tapi dia tidak memperdulikanku. Jangan-jangan dia mencari dokumen penting. Mungkin surat tanah rumahku atau semacamnya?!. Karena dia sedang mengecek lemari baju ayahku.
"Baju calon kakak ipar sudah ketinggalan jaman ya?" Tanyanya yang menemukan baju ibuku.
"Berhenti memanggilku dengan sebutan calon kakak ipar!!" Kataku kesal.
"Hmmm, baiklah kalau begitu aku panggil seperti biasa." Kata Zack santai tapi terkesan main-main.
"Aku panggil Katerin.... atau,, Jenny?" Senyumnya pun berkembang licik. Oh Ya ampun!. dia tau nama asliku!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
RomanceBanyak kejutan yang dialami Jenny ketika ia baru saja lulus SMA. Salah satunya adalah ia harus menikah demi melunasi hutang-hutang ayahnya selama ini. Dimana situasi tidak mendukung kepadanya sehingga ia harus menghadapinya. Mampukah Jenny menghada...