#11

1.1K 127 3
                                    

"Hei, hei, bisakah kau berhenti menangis, Em? Aku akan segera kembali. Tenanglah."

Tom berusaha untuk meyakinkan Emma bahwa kepergiannya kali ini ke London hanyalah untuk Emma. Untuk membatalkan penikahan gila yang mengandalkan obsesi semata.

"Kau harus berjanji kalau kau akan kembali, Felton!"

"Ya, ya, aku berjanji. Tapi kau juga harus berjanji padaku."

"Apa itu?"

"Jangan sesekali mencoba mendekati lelaki lain. Asal kau tahu, tak semua lelaki bisa memiliki hati yang baik sepertiku. Kau juga harus menjaga dirimu sendiri, karena aku jauh, aku tak mampu memberikan pukulan pada orang yang berani mengganggumu. Paham, Mudblood?"

Emma terkekeh pelan. Dan selanjutnya, ia memeluk tubuh Tom dengan erat, seolah-olah ini menjadi hari terakhirnya bertemu Tom. Tom membelai lembut surai brunette milik gadis yang baru saja menjadi kekasihnya kemarin.

Tak lama, suara pengumuman bergemuruh di seluruh bandara, bahwa pesawat yang akan ditumpangi Tom akan lepas landas dalam 30 menit lagi.

Sesegera mungkin Emma memberikan kecupan di bibir Tom, lalu ia mendorong badan prianya itu dengan terburu-buru.

"Kau harus lekas bila tak ingin aku menikah."

Senyum hangat ia tunjukkan kepada Tom.

Tak lama bagi Tom untuk menghilang dari pandangan Emma, sesaat setelah ia memandang senyum manis kekasihnya.

"Kau bahagia?"

Suara yang tak asing di telinga Emma, membuatnya terpaksa membalikkan badan dengan malas.

Jade.

"Hei, aku bertanya padamu Emma Watson. Kau bahagia sudah merebutnya dariku?"

"Jade. Asal kau tahu, aku sangat menyukai—ah, mencintainya sejak masih belasan tahun. Aku berusaha mati-matian melupakannya, namun aku gagal. Saat ia datang, kenangan itu muncul,"

Mata Jade mulai berkaca-kaca.

"Ya, dia cinta pertamaku yang selalu kuharapkan akan menjadi cinta terakhirku kelak. Yang akan menemani masa tuaku. Tapi saat aku melihatmu dengannya, aku sempat berputus asa. Bahkan aku sangat ingin menjadi dirimu. Dia sangat mencintaimu, namun perasaannya kau sia-siakan. Lalu, siapa yang salah disini?"

"Kau."

Jawab Jade ketus.

"Untuk apa kau datang ke kehidupannya lagi!? Bila kau tidak datang, mana mungkin dia berpaling!?"

Emosi Jade mulai memuncak dan derai air mata pun terlihat membasahi pipinya.

"Jade. Kenapa kau menyia-nyiakannya bila kau masih mencintainya? Untuk apa kau berciuman dengan Roger ketika kau memiliki Tom!? Kurang sempurna apa hidupmu itu!?"

Emma langsung meninggalkan sosok Jade sendirian di tengah keramaian bandara. Ia tak mau tahu apa yang hendak Jade lakukan setelah itu.

Tangisan Jade meledak.

Emma berakting seolah ia gak mendengar apapun.

Seolah tak mengerti siapa Jade.

Sudah cukup bagiku untuk mengalah terus padanya. Dan sudah cukup bagi Tom untuk menyimpan kesakitannya, sendiri.

Kini Tom memilikiku, dan aku tidak akan membuatnya kecewa seperti yang telah Jade lakukan padanya.

[.]

"Felton!"

Ms. Watson langsung memeluk Tom dengan gembira, langsung saja wanita itu membawa Tom masuk ke kediamannya dan mamenyuguhinya teh chamomile.

"Anda tak perlu repot-repot Ms. Watson."

"Kau sudah kuanggap sebagai anak sendiri disini. Jadi tak usah bersikap seperti itu, nak,"

Tom tersenyum hangat.

"Sudah 2 tahun kita tidak bertemu, bukankah begitu?"

"Ya. Terakhir, aku ingat saat itu Anda masih meletakkan pohon natal di sisi kanan ruang tamu. Kalau tidak salah, saat itu malam natal."

Mereka berdua terkekeh mengingat-ingat kenangan kecil namun berharga di rumah itu.

Tom kembali mengingat malam natal indah itu.

Saat-saat dimana Emma mengungkapkan bahwa Tom lah yang telah mencuri hatinya diam-diam.

Namun karena perkataan Tom, hubungan mereka berdua jadi renggang. Tak ada komunikasi, tak mengetahui bagaimana kabar masing-masing bahkan hampir melupakan.

"Kau pasti mengenang masa-masa itu kan? Sayangnya, Emma tak ada disini. Ia kembali ke Amerika sudah lama."

"Aku sudah bertemu dengannya, Mrs. Watson. Dia sangat cantik."

Mrs. Watson tersenyum hangat. Merasa bangga kepada putrinya.

"Baiklah Mrs. Watson,aku ingin berbiacara dengan Anda langsung kepada intinya. Aku ingin memberitahu bahwa aku, Tom Felton, telah menyadari siapa yang akan menjadi pendamping hidupku kelak. Yaitu, putrimu, Emma Watson. Aku ingin melamarnya segera."

"Woah, look at this. Competitor. Are you trying to block my way, Thomas Andrew Felton?"

Again  [ FeltSon ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang