#15 ( END )

2K 117 14
                                    

William mendekati wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu, ia mencium pundaknya yang terekspos dengan lembut.

"Kau tampak mempesona Em."

Emma yang dipuji oleh calon suaminya itu hanya tersenyum kecut.

Sesingkat inikah jalan cintanya?

Serumit inikah jalan hidupnya?

Dan

Sesempurna inikah balasan akan kesetiaannya?

Hatinya terasa tersayat tiap kali ia melihat senyum William. Bagaimana bisa William tetap gembira ketika wanita yang konon sangat ia cintai malah meneteskan air matanya. Ia tak merasakan kebahagiaan apapun, ia hanya memikirkan sosok Tom Felton.

Lelaki yang ia tunggu selama ini.

Ia kembali.

Namun, William mengacaukan semuanya.

Sungguh sempurna.

"Kau gugup? Aku juga merasakan hal serupa. Tenanglah, aku disini. Baiklah, sampai bertemu lagi, Em."

William memberikan sebuah kecupan di pipi kanan Emma, lalu meninggalkan ruangan itu.

Sekarang Emma sendirian, menatap pantulannya di cermin dengan gelisah.

"Where are you? I need you, Tom."

[.]

"Apakah kau tak mau memberikan kecupan selamat pagi untukku?"

Pinta Jade sambil menggoda lelakinya yang tengah bersiap-siap itu.

"Maaf Jade. Aku sibuk."

Tiba-tiba saja Jade berhenti dari aktifitasnya dan menatap Tom dengan sorotan tajam.

"Apa lagi sekarang?"

"Where are you going, Tom?"

"Somewhere."

"Mengapa kau seringkali meninggalkanku semenjak kota kembali bersama!? Apakah kehadiranku tak cukup untukmu!? Jika kau mencintainya, kau akan merelakannya berbahagia dengan William!"

Tom mengepalkan tangannya, ia balas menatap Jade dengan tatapan garang. Emosinya sudah tak dapat ia hindarkan lagi.

"Hei, nona, wake up! Seharusnya itu yang kau katakan ada dirimu! Apakah kai benar-benar mencintaiku? Kelihatannya tidak, kau tidak mencintaiku. Kau hanya terobsesi. Kau hanya mementingkan apa keinginanmu tanpa memikirkan bagaimana perasaanku!"

Jade menatap kekasihnya dengan tidak percaya. Mulutnya kehilangan kata-kata.

"Dan kali ini, jangan coba kau menghalangiku."

[.]

Emma berjalan ke altar dengan tangan yang masih terpaut di lengan sang ayah. Pandangan para tamu undangan semakin membuatnya ingin pergi dari tempat ini segera.

"Jangan gugup anakku."

Emma menatap mata sendu sang ayah yang tengah menatapnya dengan senyuman yang dipaksakan, membuat Emma semakin membenci sosok William.

Sekarang, mereka sudah berdiri di depan William, sang ayah pun memberikan kecupan di dahi putri tercintanya dan mulai menyerahkan Emma dengan meletakkan tangan kanan sang putri ke lengan William.

Hati Emma terasa sangat sakit.

'Aku harap Tom ada di sini.'

Matanya mulai berkaca, namun ia tak akan membiarkan itu terjatuh.

Bila William telah ditakdirkan untuknya, maka ia tak bisa menolak. Biarlah itu terjadi.

"Hei Em. Miss me?"

[.]

Mata Emma terbelalak mendengarkan suara yang tak asing di telinganya.

Begitu juga dengan William.

"Haruskah aku mengungkap semuanya disini? Bagaimana kau memaksa Emma menikahimu? Bagaimana kau bekerjasama dengan Jade untuk melakukan hal bodoh ini? Bila kau memang mencintai Emma, bukankah kau seharusnya tak menculik paksa dirinya?"

Emma menatap lelaki berambut blonde itu dengan pesona takjub.

"Tak puas dengan Emma, kau juga menyakiti keluarganya."

Terlihat wajah William mulai gusar, keringat mengucur deras di dahinya dan para hadirin pun mulai menatap William tak percaya.

Emma hanya tertunduk, mengingat apa yang selama ini telah terjadi. Rahasia yang ia simpan dari muka umum, akhirnya terungkap.

Secara tiba-tiba, polisi memasuki ruangan dan berjalan ke arah William, lalu membawanya ke luar ruangan.

Orang tua William pun mengikuti anaknya, sementara kedua orang tua Emma menghampiri Tom, mengucapkan beribu terima kasih pada lelaki itu.

"Terima kasih, bila saja kehadiranmu tak terjadi, mungkin dia sudah menjadi istri dari lelaki brengsek itu. Aku tak mau kakakku menikahi lelaki yang salah."

Ujar Alex yang entah sejak kapan sudah berada di samping Tom.

"Itu salahnya. Untuk apa dia mencari masalah dengan lelaki Slytherin ini."

Canda Tom sambil menepuk lengan Alex.

[.]

3 bulan berlalu semenjak kejadian tersebut.

Dan kini Emma kembali berdiri di depan altar, namun sekarang ia berdiri dengan lelaki yang dicintainya, lelaki yang telah melindunginya.

Tom Andrew Felton.

Janji suci itu telah terucap dari mulut keduanya disertai senyuman gembira.

"Aku tak tahu apa jadinya bila hal tersebut tak terjadi."

Bisik Emma pelan.

"Asal kau tahu, Em. Aku akan melindungi apapun yang menjadi milikku dan aku tak akan melepaskannya."

END.

.......

Akhirnya SUGA kembali setelah sekian lama menghilang.

Dengan kembalinya SUGA, maka wattpad Feltson pun tamat.

Masih banyak yang mau SUGA tulis, but ya.... SUGA masih sibuk :((((

Maklum kelas akhir di SMA pasti banyak ujian :3

Jadi mungkin SUGA bakal publish nya agak lamaan, ga apa kan ya :3

Tapi SUGA tetep up kok, tenang saja.

Makasih buat yang udah voment di ceritanya Feltson, TYSM!!!

GET READY FOR THE ANOTHER FANFIC! :*

Again  [ FeltSon ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang