ㅇ14ㄴ| Di Atas Genteng Ditemani Semilir Angin, Capcin, dan Hyungseop

70 13 12
                                    

"Maaaaa! Kakak nginep rumah Hyungseop ya! Sekalian mau nugas! Besok subuh pulang!" teriak Rara begitu dia buka pintu kamar.

Woochan yang lagi duduk ngemper samping pintu sambil main Mobile Legend langsung nabok kaki kurus yang lebih tua. "Ga usah teriak begooo, udah malem!"

Denger adeknya ngomong gitu, Rara langsung melototin Woochan dan bahkan Rara sudah ngambil ancang-ancang buat ngadu ke mama yang lagi di dapur. Tapi Rara telat.

"WOOCHAN! Mulutnya nanti mama sumpel pake cabe ya!" ternyata mama sadar duluan kalau mulut anaknya lagi blong. Gak lama setelah itu, Mama munculin kepalanya di pintu dapur. "Ya udah, nginep aja. Jangan nyusahin tante Meera!"

"Ngapain nyusahin tante Meera, kalau ada anaknya yang bisa disusahin?" celetuk Rara yang setelahnya langsung kabur ninggalin mamanya yang kembali lagi ke dapur dan Woochan yang masih ngemper tapi dengan bibir yang dimajuin entah berapa senti. Rara tebak sih, lagi-lagi adeknya kalah main ML. Hmm, dasar noob.

Ujian Rara buat nginep di rumah sobatnya ternyata belum terhenti hanya pada tabokan sang adik. Di teras ayah lagi nongkrong ganteng ditemani segelas teh hangat, sebatang rokok, dan semilir angin. Tapi untungnya sesi tanya jawab kali ini gak sepanjang waktu mau jalan sama Guanlin Sabtu kemarin. Apalagi sepanjang jalan kenangan. Enggak. Alhamdulillah. Setelah ayah bilang hal yang kurang lebih sama kayak yang mama bilang tadi, langsung saja Rara meluncur.

Kebiasaan Rara kalau keluar malam, dia selalu liat langit selama jalan di dalam kompleks yang emang agak sepi kalau malam. Apalagi kalau lagi cerah kayak malam ini. Senyumnya sudah terlukis dari telinga ke telinga. Mungkin orang yang lewat bakal ngira kalau Rara kemasukan.

"Hehe, Euigeon lagi apa ya sekarang?" sambil masih memandang bintang-bintang, Rara ngomong. Sendiri. Nanyain kabar oppa. Orang yang gak tau mungkin bakal beneran ngira Rara kemasukan setan. Apalagi sekarang malam Jumat...

Malam Jumat... Rara jadi kepikiran. Kalau hari ini hari Kamis, berarti sudah 3 hari sejak dia pulang bareng Seonho. Atau dalam artian lain, sudah tiga hari sejak Guanlin nyuruh Seonho mengantar Rara pulang. Dalam tiga hari itu, gak ada perubahan berarti di antara dirinya dan Guanlin. Biasa aja. Guanlin tetap perhatian walaupun masih gak bisa menghilangkan jiwa tsundere-nya-yang mana hal itu bikin Rara makin pusing. Anak kelas juga masih suka ngegodain.

Berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua, Rara mengibaskan tangan kanan ke depan wajahnya sendiri. "Ngapain gue mikirin si tiang sih. Gak ngerti."

Setelah berhasil menjernihkan pikiran, tangan Rara langsung bekerja membuka gerbang besi bercat hitam yang menjadi pembatas rumah ini. Begitu sudah berhasil membuka gerbang, mata Rara langsung tertuju pada halaman yang terasa luas karena range rover yang biasa terparkir disana sedang tidak ada.

"Cup! Buka pintu dong!"

Tenang, Rara gak cuma teriak-teriak useless. Satu jarinya ia gunakan untuk mencet bel di samping pintu. Satu kali, dua kali, tiga kali. Gak ada jawaban. Kayaknya Rara memang harus buka pintu sendiri.

"Assalamualaikum!"

Tik tok tik tok.

"Ngeri banget sih." Rara bergidik ngeri. Iya lah ngeri! Rumah temannya ini luas dan besar, tapi seringnya sepi. "Cupppp!"

Kalau keadaannya normal, mungkin Rara gak bakal bertindak se-enggak sopan ini ngebuka kamar cowok tanpa ngetuk duluan. Ya tapi, lagian mereka udah temenan dari kecil juga-walaupun orang tua Rara selalu ngewanti-wanti buat tau diri.

Dan yang Rara dapati pertama kali adalah pemandangan Hyungseop yang lagi tiduran sambil main hape di kasurnya-yang kalau kata Rara ukurannya mubazir banget kalau cuma si kurus Hyungseop yang nempatin.

Dare To Love -; LGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang