ㅇ12ㄷ| Gara-Gara Guanlin

93 16 1
                                    


Sudah dari setelah menyelesaikan praktek transfer in-nya tadi, Rara uring-uringan sampai sekarang. Harga dirinya serasa diinjak-injak. Padahal dia bukan tipe yang memusingkan nilai pelajaran sampai segitunya. Tapi kali ini beda!

Semester lalu, Rara memilih buat PKL di luar daerah. Dan dia merupakan salah satu dari empat orang beruntung yang bisa mendapatkan kompetensi lebih—guiding—yang gak bisa didapatkan teman-temannya yang PKL di dalam kota. Dimana temannya yang magang di dalam kota, mereka rata-rata cuma terfokus pada kompetensi ticketing.

Dan barusan apa? Rara sama sekali gak puas dengan nilai guiding-nya.

Salahkan Guanlin yang memperhatikan Rara sangat lekat. Seakan-akan cowok itu mau nerkam Rara. Mungkin Guanlin gak niat gitu, tapi emang dasar muka Guanlin yang kadang sedingin es batu—ditambah Rara masih salting gara-gara kejadian malam minggu kemarin—jadilah Rara gugup setengah mati saat menyampaikan materinya di depan kelas.

"Kamu kok tumben gugup segitunya?" tanya Pak Daniel tadi pada Rara sesaat sebelum beliau keluar kelas. Ya heran aja, soalnya Rara selama ini gak pernah melakukan kesalahan sebanyak ini.

"Ah masa, Pak?" tanya balik Rara pada guru muda itu sambil nyengir lebar. Padahal dalam hati sudah misuh ngatain Guanlin yang ngacauin semuanya. "Mungkin karena akunya kurang persiapan kali, Pak. Ehe, tapi nanti minggu depan boleh ngulang lagi gak?" pinta Rara sambil masang puppy face-nya yang menurutnya sendiri ngejijikin, tapi siapa tau Pak Daniel lagi kesambet terus luluh liatnya.

Pak Daniel menghela nafas, "Ya liat aja nanti. Kalau ada waktu. Tapi nunggu yang lain selesai maju semua dulu."

"Yeay! Makasih Pak!" Rara melebarkan cengirannya mendengar jawaban tadi. Tapi gak lama setelahnya—tepatnya setelah Pak Daniel keluar kelas, Rara langsung menghampiri Somi dengan muka yang kembali kusut.

Somi lagi leyeh-leyeh di kursinya sambil megang kipas angin mini dan tangannya sendiri asik nge-scroll timeline instagram. Tapi jadi kaget dan hampir ngelempar hp-nya karena Rara tiba-tiba ngegebrak meja kesal.

"Yaaaa ssibal-a!"

Mata Somi yang sudah belo jadi makin membelo. Tadi barusan dia disumpahin Rara pakai bahasa korea nih? Sialan, "Mulut mulut!"

"Lo juga sering misuhin gue, nyet!"

"Ck." Decakan terdengar dari meja depan. Hyungseob capek juga lama-lama dengerin dua maung ini berantem saban hari, "Lo berdua bisa gak sih sehari aja gak berantem?"

Tapi kemudian Hyungseob cuma dihadiahi cibiran dari dua sahabat ceweknya ini.

"Coba cerita kenapa lo jadi kesel gini," kata Hyungseob kemudian.

Pantat Rara mendarat dengan mulus di kursinya setelah mendorong Somi ke depan supaya dia bisa lewat. Cewek itu bersandar di tembok sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Gue ya, magang di Prambanan 2 bulan jadi guide. Cas cis cus sama bule, tapi pas praktek di kelas malah a-i-u-e-o. Harga diri gue keinjek lah!"

"Ya lo juga kenapa jadi baru aja ngapalin materinya! Sok sokan harga diri keinjek," kata Somi nyolot.

"Lo berdua gak ada yang ingetin, goblok!"

"Heh gue digoblokin!" Hyungseob menoyor Rara yang 'lagi-lagi' seenak jidat ngatain orang.

"Lagian ya." Rara memotong ucapannya kemudian memajukan badannya. "Tadi tuh Guanlin liatin gue terus intens banget, kan gue jadi keinget yang kemaren. Malu," bisik Rara.

Detik kemudian, Rara kembali mendapatkan toyoran. Kali ini dari Somi yang udah gak tahan dengan segala kelebayan temennya ini.

"Ya goblok! Dia berarti ngehargain lo yang di depan lah!"

"YA TAPI KAN GUE JADI KEINGET YANG KEMAREN DI MALL! IH GIMANA SIH?!" dan lepas lah jiwa maung Rara. Gak sadar, cewek itu spontan aja teriak. Kelas yang ramai karena anak-anak kelas kebanyakan udah balik dari kantin jadi hening karenanya.

Somi melotot. Hyungseob udah balik badan ke posisi semula. Rara sendiri jadi nutup mulutnya pakai tangan rapat-rapat sebelum kemudian berbalik badan menghadap ke tembok di kanannya.

"Kok sepi sih?" tanya Woojin yang baru masuk ke kelas bersama gerombolannya.

Dan pertanyaan Woojin itu disahuti Hyunmin yang dari tadi sudah nyengir-nyengir, "TENET TERET TET TENETTT TENET TERET TET TENETT TENET TERET TET TENETT TET TERET TET TET TET TET. Hey kenapa kamu, kalau nonton dangdut sukanya bilang!"

"ASEK ASEK! JOSSS!" Samuel juga gak mau kalah nyahutin.

Tapi konser dangdut dadakan tadi jadi berhenti karena Yoojung yang lagi asik ngemil mie lidi pedas batuk-batuk. Yoojung gak kepedesan, dari batuknya aja ketahuan kalo itu cuma pura-pura. Dan habis batuk-batuk begitu, Yoojung teriak dari kursinya.

"LIN! KATANYA ADA YANG MALU GARA-GARA KEINGET MOMEN PAS DI MALL KEMAREN NIH!"

"Oh."

CUMA OH? Mungkin gitu isi hati Rara buat Guanlin yang merengek minta dikeluarin. Tapi Rara kepalang malu gara-gara Yoojung, dia akhirnya cuma bisa neriakin balik Yoojung yang udah ketawa-ketiwi sambil gigitin mie lidinya lagi

"YOOJUNG!"

Dare To Love -; LGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang