ㄷ05ㅅ| Pamit

102 23 2
                                    

"Besok gue jemput jam 1," janji Guanlin malam tadi. Tapi ini udah jam setengah 2, dan Rara yang masih bisa leha-leha depan tv sambil nonton funny moment biasnya di hp. Soalnya dari tadi Guanlin masih belum ada ngasih tanda-tanda mau jemput sama sekali. Padahal, dari sejam yang lalu Rara sudah siap dengan setelan dress putih gading 5cm di bawah lutut dan jaket denim over-sizednya.

"Kamu jadi jalan gak, sih?" tanya Mama yang baru aja balik dari dapur. Rara bisa nyium aroma opor ayam dari Mamanya yang ikut duduk nonton tv. Jadi lapar, tapi kayaknya gak keburu kalau makan dulu.

"Jadi kok..."

"Kok belum dijemput?"

Rara memajukan bibirnya, "Gak tau nih." Tapi pop up notif line yang muncul di layar ponselnya langsung membuat Rara cepat-cepat membuka aplikasi linenya.

Guanlin
Rumah lo dimn?

Rara
Masuk komplek seberang tempat cuci motor
Lo tunggu depan cuci motor situ aja


Guanlin
Ck, gw nanya rumah lo
Gw jemput di rumah

Rara
IH JANGANNN, TUNGGU DEPAN AJA
Ntar lo repot nyari ke dalem


Guanlin
Ra

Rara menggigit bibir bawahnya. Bukannya apa, tapi sekarang di depan rumah ada ayahnya yang lagi santai-santai duduk sambil ngerokok. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Rara pernah dijemput cowok, dan yang terjadi adalah Rara harus menjawab pertanyaan panjang kali lebar dari ayahnya. Rara males banget kalo harus jelasin panjang lebar mau jalan kemana, kenapa jadi sama cowok jalannya, berdua aja apa nanti ada temen disitu, terus harus ngeyakinin ayahnya kalau Rara pulangnya gak kemaleman. Soalnya Rara sendiri segan sama ayahnya yang mukanya sangar itu.

Guanlin
Lama amt
Gece

Rara
Jalur 1
Rumah warna magenta
Jangan kaget, depan rumah ada ayah gue
Mukanya emang sangar :(
Aslinya kayak spongebob kok :(


Guanlin
ya
gw otw


Setelah Rara menerima pesan Guanlin tadi, dia langsung pamit dengan mamanya, mau nunggu di depan rumahㅡgak lupa juga minta duit tambahan buat jajan. Di depan rumah, Rara langsung ditanyai ayahnya. Benar kan dugaannya.

"Mau kemana?"

"Mau nonton, yah," jawab Rara sambil memasang sepatunya.

"Sama siapa?" tanya ayahnya lagi.

"Temen."

"Cewek atau cowok?"

"Eee... cowok. Boleh kan Rara jalan?"

"Hhh, rame-rame gak nanti di sananya?"

Rara jadi kelabakan sendiri bingung mau jawab apa. "Y-y-ya... berdua aja sih..."

"Oh, pulangnya jangan kemaleman."

Rara takjub, gitu doang? Padahal waktu SMP pertanyaannya bakalan lebih panjang lagi. Apa ini faktor karena Rara udah kelas 11? Udah dianggap gede? Ah, pokoknya dia jadi takjub sendiri. "Ah, yaaa. Gak malem kok."

Dan gak berselang lama, sebuah vario hitam berhenti di depan pekarangan rumah Rara. Si pemilik motor membuka helmnya sebelum turun dari motornya dan masuk ke pekarangan rumah Rara.

"Eh, Lin. Bentar," kata Rara yang kemudian sibuk nyari helm-nya. Sementara itu, ayahnya sudah berdiri aja ngedeketin Guanlin.

"Siang, Om," sapa Guanlin duluan begitu ayah Rara menghampirinya.

"Siang. Kamu, pacarnya Rara?"

Rara yang baru saja ngambil helm-nya tiba-tiba kelepasan dan membuat bunyi gedebuk yang nyaring. Guanlin sendiri cuma ketawa renyah nanggapin pertanyaan tadi, "Haha, bukan om, saya bukan pacarnya Rara."

"Kalau gitu, gebetan?"

"Yahhhh...," rengek Rara yang udah gak tahan sama ayahnya sendiri.

"Haha, saya temen sekelas Rara. Kebetulan saya ada tiket nonton lebihan, tapi anak kelas udah pada nonton filmnya, Rara bilang dia belum nonton, ya saya ajakin aja anak om," jelas Guanlin panjang lebar. Rara takjub, ternyata Guanlin bisa ngomong panjang.

"Oh... ya udah sana jalan. Ra, jangan pulang kemaleman," pesan ayah.

"Iya, yahh. Gak malem. Udah ya, aku berangkat dulu. Assalamualaikum!" setelah mengucap salam dan salim dengan ayahnya, Rara duluan berjalan yang kemudian diikuti Guanlin yang tadi juga melakukan hal sama ke ayahnya Rara.

Dalam hatinya Rara sudah menjerit-jerit. INI SERIUS? GUANLIN TADI PAMIT SAMA AYAHNYA? Karena gak tau ini mungkin karena Rara yang kurang pengalaman dijemput cowok atau gimana, tapi selama ini, kalau dia dijemput cowok, pasti hanya Rara yang pamit. Dan tadi apa? Guanlin salim sama ayah? Rara takjub, ternyata masih ada cowok begitu.

Dare To Love -; LGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang