Chapter 1

234 10 1
                                    

Aku suka aroma. Tidak, bukan aroma parfume atau masakan. Aku suka aroma alam. Petrikor adalah yang paling kusukai. Aku juga tidak menyukai hujan, karna aku bukan tipikal melankolis. Tapi aku sungguh menyukai semerbak aroma tanah selepas hujan.

Rasanya menenangkan. Seperti membawa kilas balik dirimu akan kampung halamanmu. Rindu yang begitu membuncah.

Aku memejamkan kedua mataku. Menikmati semilir angin yang membawa aroma menenangkan. Dan ketika oksigen yang kuhirup memperkenalkan aroma lain, aku tersenyum.

"Sepertinya Jung-ssi sungguh menyukai aroma laut ya?"

Deg.

Aku menggenggam pilar balkon semakin erat. Menoleh kekiri, dan aku cukup terkejut saat kedua netraku menemukan sosok tampan dengan rambut ash brown nya yang berantakan oleh angin laut.

"Jeon Sajangnim?"

"Eiii, aku bukan sajang. Tolong,"

"Tetap saja anda adalah atasan saya."

Sosok tampan itu, ralat, Jeon sajangnim menghela napas beratnya. Ia bersandar pada pilar balkon yang sialnya kenapa sungguh terlihat mempesona sekarang.

"Tapi aku tidak setinggi itu, Jung-ssi."

"Baiklah, Jeon gwajang."

"Hah. Keras kepala sekali."

Aku tersenyum. Begitulah semua orang mengenalku. Aku tipikal wanita yang memiliki kepala batu. Itu benar, karna itu aku bisa menjabat sebagai Manager HRD diusia 27 tahun. Jeon gwajang memang bukan direktur, tapi dia adalah asisten kepercayaan direktur utama yang membuatku lebih mengartikan sama saja dengan sajangnim.

"Bagaimana bisa anda berada di hotel karyawan? Kenapa tidak lantai atas?" Tanyaku, mencoba memenuhi rasa penasaranku kenapa asisten kesayangan Min sajang berada dikamar hotel sebelahku.

"Ini adalah liburan perusahaan. Bisakah kita melupakan sejenak struktur jabatan?"

Aku membuang pandangan kearah laut. Sungguh hotel strategis yang memiliki view yang cantik. Pantas jika Min sajang menjadi salah satu orang terjenius di Korea. Hotel Jeju yang strategis ini adalah buktinya.

"Aku bagian HRD, Jeon gwajang. Aku sedikit kesulitan." Alasan logis yang praktis.

Jeon gwajang tertawa. Suaranya lumayan keras. Aku menoleh kembali. Pria itu melayangkan pandangannya kelaut. Memejamkan kedua onyxnya dan aku cukup tahu, ia sedang memanjakan paru-parunya dengan,

Aroma laut?

"Apa anda suka aroma laut juga?" Tanyaku to the point.

"Ya. Sangat."

Kenapa? Ah tiba-tiba lidahku kelu barang untuk bertanya lagi,

"Aku dari Busan."

Ah.

"Tempat tinggalku dipesisir. Menghirup aroma laut membuatku rindu akan kampung halamanku."

Huppp. Aku lupa cara respirasi dengan benar.

"Anda seperti Mind-reader."

"Haha. Tidak. Aku hanya memberi pernyataan, bukan jawaban. Omong-omong, darimana asalmu Jung-ssi?"

"Yangyang-gun." Jawabku cepat. Aish, kenapa otakku sensitif sekali?

"Aaa, Gangwon-do."

Aku memicingkan mataku. "Anda tahu?"

Land Breeze (JEON JUNGKOOK FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang