***
Sinar mentari pagi memasuki setiap celah yang ada di kamar ini, suara burung berkicau dengan indahnya mengawali pagi ini.
Tetap saja,semua itu tidak berpengaruh untuk gadis perempuan yang kini tubuhnya masih diselimuti dengan selimut,dan dengan guling yang masih di pelukannya.
"Bulan,bangun" ucap Vino, kakak Bulan yang langsung membuka pintu kamar Bulan dan menggoyangkan tubuh adiknya itu.
"Iya ini juga udah bangun"ucap Bulan yang masih berbicara saat tidur.
"10 menit lagi masuk loh" ucap Vino meninggalkan kamar Bulan.
Bulan pun segera bangun dari tempat tidur queen sizenya. Lalu ia turun ke bawah. Dan langsung mengambil roti dan terburu-buru meminum susunya.
"Mahh Bulan berangkat ya" ucap Bulan langsung menutup pintu rumahnya.
"Iya, hati-hati" ucap mama Bulan yang ada di dapur.
"Ayo Bang" aja Bulan sambil masuk ke dalam mobil.
Mobil yang dikendarai pun melaju dengan dengan kecepatan rata-rata.Sampailah disebuah gedung yang kelihatan elit.
Sesampainya di SMA Labir (Langit Biru)
Mobil itu pun langsung meninggalkan Bulan.
"Yahh telat lagi" ucap Bulan,berlari dan masuk ke dalam barisan murid yang terlambat.
Karena kalian telat, bapak akan hukum kalian untuk mencabuti rumput yang ada di setiap tanaman, dan kalian akan masuk jika semua sudah bersih,ucap pak Wanto, guru piket.
Semua murid pun langsung melaksanakn tugasnya,begitu juga dengan Bulan. Tanpa disengaja ia menabrak seseorang ketika hendak meggeser tubuhnya untuk mencabuti rumput yang disebelahnya,dan seseorang ituuu, siapa lagi kalau bukan Bintang Ananta.
"Ee-ehh sorry,gue ga sengaja"ucap Bulan dengan nada gugup.
"Iya, tapi masalahnya baju gue jadi kotor karna lo" ucap Bintang menatap Bulan.
"Tapi kan gue udah minta maaf" ucap Bulan dengan kepala menunduk.
"Iya, udah gue maafin" ucap Bintang sambil membersihkan kotoran yang ada di bajunya.
Tiba-tiba air mata berjatuhan di pipi mulus Bulan, dan ya Bulan menangis tanpa sebab.
"Hiks hiks hiks" suara Bulan sambil menangis.
"Kok lo nangis? Kan gue udah maafin lo"ucap Bintang menatap Bulan yang masih menunduk.
Tangan Bintang mengusap air mata yang ada di pipi Bulan. Bulan pun mendongakkan wajahnya, dan menatap Bintang,ia tidak menyangka jika Bintang sangat perhatian dengannya.
Lalu tangan Bintang turun dari pipi Bulan dan bersikap biasa.
"Hahaha" tawa Bulan memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Kok ketawa?"tanya Bintang yang masih bingung.
"Jadi gue tuh cuma nangis bohongan, percaya aja, hahahaha" jawab Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan
Novela JuvenilKisah 2 insan manusia yang selalu ingin menjadi yang terbaik di sekolahnya, dan ya orang itu adalah Bulan dan Bintang. Bintang,cowok yang pintar, bisa dibilang kepintarannya melebihi Bulan. Tapi tetap saja Bulan selalu menantang Bintang,bisa dibil...