Bulan | 8

28 3 0
                                    

***

Kriiinggg

Bel pulang berbunyi.

"Selamat siang anak-anak"ucap Bu Tera seraya keluar kelas.

"Siang bu"jawab murid kompak.

Para murid 11 IPA-2 pun langsung berhamburan keluar kelas.

"Ra gue duluan ya mau olimpiade"ucap Bulan sambil menggedongkan tasnya.

"Iya, semangat"ucap Maura dengan senyum.

Maura meninggalkan kelas dan pergi ke kelas 10 IPA-3, karena hari ini penentuan seleksi olimpiade. Maura pun masuk ke dalam kelas dan menaruh tasnya.

Datanglah Bintang, dan ia pun melangkahkan kakinya untuk duduk di bangku paling belakang.

Bu Ita datang serta membawa kertas yang ada di genggaman tangannya.

"Selamat siang anak-anak"ucap Bu Ita.

"Siang bu"jawab murid kompak.

"Hari ini kita tidak akan belajar, karena ibu akan mengumumkan seleksi olimpiade Fisika" ucap Bu Ita.

Ketegangan dan keheningan yang terjadi di dalam kelas. Berharap salah satu dari mereka bisa mengikuti olimpiade tersebut. Doa yang mereka panjatkan dalam hati mereka karena panik, penasaran dan deg-degan.

"Jadi seleksi yang masuk, yang pertama Bulan Florent, yang kedua Bintang Ananta, yang ketiga Amanda Azahra, yang keempat Daffa Gio, dan yang terakhir Julian Andi. Selamat para peserta selesksi dan kalian akan belajar besok, setiap pulang sekolah"

Mendengar nama Bulan dipanggil Bulan merasa senang, semoga ia dapat mewujudkan cita-citanya.

"Sekarang kalian boleh pulang"ucap Bu Ita keluar dari kelas.

Bintang pun langsung meninggalkan kelas dan menuju parkiran.

Bulan yang masih kesal karena hari ini tidak ada yang menjemputnya, terpaksa ia harus naik ojek online. Ia pun berjalan ke depan gerbang dan membuka hpnya, dari arah depan datang seorang motor, Bulan merasa bingung, padahal ia belum memesan ojek online.

"Dengan mbak Bulan"ucap pria yang mengendarai motor itu.

Kayak gue kenal suaranya, batin Bulan.

"Ayo cepet naik"ucap pria itu dan membuka helm full-facenya, dan ya orang itu adalah Bintang.

"Ngapain sih lo?"tanya Bulan kesal.

"Gue mau jemput lo"jawab Bintang dengan senyum.

"Gue bisa jalan sendiri"ucap Bulan meninggalkan Bintang, dan berjalan menyusuri jalanan yang sangat sepi.

Bintang yang memperhatikan dari jauh, ingin memastikan bahwa Bulan tidak kenapa-kenapa.

Tanpa disengaja, tangan Bulan keserempet motor.Pengendara motornya meninggalkan Bulan.Bintang yang masih di motornya pun langsung turun dan berlari menghampiri Bulan.

Bulan yang masih memegang sikutnya, menahan rasa perih,karena ada darah yang mengalir dari sikutnya.

"Bulan lo gapapa?"tanya Bintang khawatir.

"Gue gapapa"ucap Bulan biasa. Padahal ia melawan rasa perih pada sikutnya.

"Gapapa gimana nih, nih sikut lo berdarah"ucap Bintang menunjuk sikut Bulan.

"Lo mending duduk dulu, gue mau beli hansaplast buat ngobatin luka lo"ucap Bintang pergi untuk mencari warung.

Setelah menunggu, akhirnya Bintang membawa hansaplast, kapas dan betadine dan menempelkan ke sikut Bulan.

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang