Chapter 11

4 0 0
                                    

Mendengar perkataan Stella barusan entah mengapa membuat Ice merasa kesal dan marah padahal justru sebaliknya Ice sedang mencari cara agar bisa berlama-lama dengan Stella, Ice ingin dekat dengan Stella melebihi Zee dan Pin. Ice berfikir mungkin dengan lebih dekat dengan Stella akan membuatnya lebih mengenal Stella yang sekarang ada di hadapannya. Aku ingin bersamanya walaupun mungkin Stella justru tidak ingin bersamanya.

" Kau tidak apa-apa Kak? " Tanya Stella khawatir

" Bolehkan aku meminta sesuatu padamu? " Tanya Ice setelah sadar dari lamunannya

" Oh....apa itu Kak? "

" Bisakah...kau tetap bersamaku sekarang? Entah kenapa aku tidak ingin sendirian malam ini. " Kata Ice pada Stella

Mendengar hal itu, Stella cukup terkejut karena ini bukan seperti Ice yang biasanya, tapi entah kenapa mendengar hal itu membuat Stella sangat senang. Sangat lama Stella berfikir membuat Ice berpikir bahwa Stella tidak ingin bersamanya. Akhirnya Ice kembali menyalakan mesin mobilnya sampai...

" Aku rasa kau tidak ingin bersamaku. " Kata Ice sambil menyalakan kembali mesin mobilnya.

Mendengar hal itu Stella pun berusaha mencegah Ice menyalakan mesin mobilnya, dan hal itu membuat Ice terkejut namun merasa senang.

" Baiklah aku akan menemani Kak ice, sebagai ucapan terima kasih sudah membelikan baju ini. " Kata Stella sambil menunjuk pakaian yang ia pakai.

" Sebelumnya aku akan membawamu untuk berterima kasih pada orang yang sudah membantuku. " Kata Ice lalu melajukan mobilnya menuju ke tempat ia membelikan pakaian untuk Stella

Selama perjalanan Ice dan Stella sama sekali tidak membuka percakapan satu sama lain. Ice fokus pada kendaraan dan jarak pandangnya sedangkan Stella hanya memandang ke arah luar jendela. Mereka tidak mengerjakan apapun sampai akhirnya Ice memberhentikan mobilnya di salah satu tempat parker salah satu bangunan Mall. Setelah mobil berhenti sempurna dan Ice pun mematikan mesin mobil dan mengajak Stella keluar.

" Kita sudah sampai. " Kata Ice dan langsung membuka pintu dan berjalan kearah Stella untuk membukakan pintu untuk Stella

Stella yang mendapatkan perlakuan seperti itu cukup terkejut dan juga senang, mungkin saat ini mukanya akan memerah.

Setelah keluar dari area parkir mereka pun langsung masuk ke dalam Mall dan Ice langsung membawa Stella ke salah satu toko pakaian dan mereka berdua langsung masuk ke dalam toko tersebut dan disambut ramah oleh seorang penjaga toko yang ternyata masih mengingat Ice.

" Selamat malam, selamat dat...bukankah kau yang sore tadi membeli baju untuk kekasihmu? Dan... " Belum sempat melanjutkan perkataannya, penjaga toko tersebut melihat seorang gadis yang tak lain adalah Stella

' Kekasih? Siapa yang dimaksud? Aku? Tidak mungkin atau orang lain? ' Batin Stella

" Ternyata bajunya sangat cocok denganmu. Pacarmu ini sangat bingung memilihkan baju untukmu tadi sore, akhirnya aku sarankan baju yang kau kenakan itu. Kau sangat beruntung Nona. Ternyata kau lebih cantik dari pada di dalam foto " Kata Penjaga toko pada Stella

" Dia yang membantuku memilihkan baju untukmu, tadi kau bilang ingin mengucapkan terima kasih. " Kata Ice

" Oh...iya aku ingin mengucapkan terima kasih padamu. Maaf merepotkanmu. Tapi sebenarnya Kak Ice itu buk..." Kata Stella pada penjaga toko tetapi belum selesai Stella menyelesaikan kalimatnya sudah dipotong oleh Ice karena Ice tahu apa yang akan diucapkan oleh Stella.

" Kau sudah mengucapkan terima kasih kan. Ayo kita pergi jalan-jalan. " Kata Ice pada Stella dan berjalan lebih dulu.

Setelah Ice berjalan lebih dulu akhirnya Stella mengikutinya dan berpamitan pada penjaga toko sebagai bentuk kesopanan. Setelah keluar Stella pun mengikuti arah Ice berjalan. Selama berjalan Stella merasa banyak mata yang memandang ke arahnya dan itu membuatnya merasa tidak suka. Ice yang berjalan di depan Stella merasa aneh dengan sikap Stella yang tampak ketakutan dan akhirnya Ice melihat kearah sekitar dan mendapati banyak pria yang melihat ke arahnya dan juga beberapa tom lainnya dan itu membuat Ice gerah dan akhirnya meraih tangan Stella dan menggenggamnya dan memelototi setiap orang yang memandangi Stella seolah memberikan peringatan.

My Mistake, My Destiny (Hiatus)Where stories live. Discover now