Chapter 7

6 0 0
                                    

Malam semuanya....maaf ya aku baru bisa publish semalem ini.

Karena ada keperluan mendesak.

Selamat membaca semuanya ^_^

Maaf ya jika ada kesalahan penulisan....



Keesokan paginya

Kami semua sudah berkumpul untuk sarapan di ruang makan dan sarapan pun telah tersedia di atas meja makan. Semua seperti biasanya, tapi hanya 1 orang yang sedikit berbeda dia adalah Stella. Tina dan Ann ternyata menyadari hal itu, sebenarnya Tuan Peter dan Istrinya pun juga sadar tapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan sepertinya Stella sedang berusaha menutupi permasalahan semalam dari kakanya.

' Sepertinya ada yang aneh dengan adikku hari ini. Ada apa dengannya? ' Batin Tina

' Ada apa dengan adikku? Dia terlihat murung ' Batin Ann

Setelah semuanya selesai sarapan, akhirnya semuanya mulai beraktifitas. Pagi hari ini tidak ada percakapan seperti biasanya.

Ice's House

Sarapan pagi telah tersedia di ruang makan Keluarga Tuan Mark, ayah Ice, ada yang sedikit berbeda di pagi ini, ya...semua lengkap Tuan Mark, Istri Tuan Mark dan juga Ice. Ini merupakan pemandangan langka di dalam rumah besar itu, karena biasanya Ice hanya sarapan seorang diri.

' Ada apa ini, apa ada kesalahan pada mataku? Mereka masih dirumah pada jam seperti ini? ' Batin Ice

Saat Ice sedang berkutat dengan lamunannya, Ayahnya membuka percakapan...

" Ada yang ingin Ayah katakan padamu Ice. "

" Jika ada yang ingin kalian bicarakan, kalian ingat jika memiliki anak? "

" Jangan seperti itu nak. " Ucap Ibuku

" Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran untuk pergi. "

" Kau selalu bersikap seperti itu pada kami, jika kami tidak pernah dirumah maka maafkan kami nak. " Ucap Ibuku

" Aku pergi dulu. " Ucapku lalu berjalan pergi tapi Ayahku menahannya

" Ice, maafkan kami. Tapi untuk kali ini tolong dengarkan aku sebagai Ayahmu. Sekarang duduklah. " Ucap Ayahku

Dan aku pun melakukan apa yang diperintahkan

" Kau tahu kan jika kemarin Ayah dan Ibu bertemu dengan sahabat lama kami? " Tanya Ayahku

" Ya. Lalu "

" Kami membicarakan rencana kami sejak kami muda dulu. "

" Langsung saja. " Ucapku singkat

" Saat kami muda, kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak. Kaulah anakku dan aku ingin kau bertemu dengan anaknya. Apa kau bersedia? "

" Kalian melakukannya lagi. "

" Minggu depan apakah kau ada acara? Kami merencanakan minggu depan acara pertemuanmu dengan anaknya. "

" Siapa dia? Laki-laki? Perempuan? "

" Kau mengenalnya nak. Apa kau bersedia? " Ucap Ibuku

" Akan aku lihat jadwalku dulu. Tapi aku tidak janji. " Jawabku dan langsung pergi

Setelah Ice pergi maka Tuan Mark pun segera pergi ke kantor dengan sepotong roti ditangan. Setelah melihat anaknya pergi begitu saja tanpa sarapan, membuat Ibu Ice cemas. Dan memanggil Bibi Pei.

My Mistake, My Destiny (Hiatus)Where stories live. Discover now