Chapter 2

19 2 0
                                    

In Thailand

Kami saat ini sudah resmi pindah ke Thailand dan kami tinggal di daerah yang cukup crowded (padat). Aku akui di Thailand sangat berbeda dengan Amerika, tidak hanya dari keseharian tetapi juga tempat tinggalnya. Aku harus mencoba untuk beradaptasi terlabih dahulu saat aku di Thailand ini. banyak sekali perbedaan yang cukup jelas aku lihat. Bagiku....itu sangat sulit untukku, tetapi untuk kakak-kakakku mungkin mereka tidak merasakan kesuliatan lagi, karena sebelum aku lahir mereka sudah pernah pergi berlibur ke Thailand bahkan bisa dibilang tinggal di Thailand, Karena Thailand adalah tempat lahir kami bertiga tetapi, belum genap umurku 1 tahun kami pindah ke amerika dan menetap, pasti sedikit banyak mereka bisa mengerti keseharian penduduk di Thailand.

Saat pertama kali aku berada di Thailand, itu membuatku sangat bingung dan juga seperti seorang yang hilang arah dan itu sangat jauh berbeda dengan kedua orang tuaku dan juga kedua kakakku. Ayah dan Ibu setidaknya sudah mengetahui adat dan bahasanya, apalagi Ibuku karena ia lahir dan besar di Thailand sedangkan untuk kedua kakakku pasti sudah mengerti bahasanya dari pada aku. Aku merasa bagaikan anak hilang. Aku hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan itu pun aku lakukan dengan Ayah dan Ibu serta kedua kakakku.

Sudah hampir 1 minggu kami berada di Thailand, tetapi selama itu pula aku selalu berdiam diri dirumah. Hanya melakukan pekerjaan seadanya main game, baca novel/komik, chatting dengan teman-temanku di Amerika, dan lainnya. Saat ini aku merasa bosan dan ingin sekali pergi berkeliling Negara Thailand ini. dan akhirnya aku bertekad untuk keluar dari zona nyamanku dirumah.

" Ayah aku sangat ingin pergi jalan-jalan ke luar rumah. Aku merasa bosan berada di dalam rumah terus-menerus. " pintaku pada Ayah saat kami sekeluarga sedang berada di ruang makan.

" Apa kau yakin? Kau bahkan tidak menguasai bahasa disini dan juga tidak tahu jalan disini. Bagaimana caramu berkomunikasi? " tanya Ayah padaku dan itu membuatku juga berfikir

sampai......

Ting Tong

Terdengar bunyi bel rumah kami, jelas aku merasa bingung. Mengapa ada tamu, padahal kami baru saja pindah. Dan tanpa bertanya aku sudah mendapatkan jawabannya. Karena Ayah dan Ibuku pasti sudah punya kenalan dan teman mereka datang untuk mengucapkan selamat datang pada keluarga kami. Bibi Lim membukakan pintu dan tidak lama masuk ke dalam dan....

" Maaf Tuan, ada tamu untuk Tuan dan Nyonya. " Kata Bibi Lim pada Ayah dan Ibu.

" Siapa mereka Bi? " Tanya Ibu.

" Mereka bilang, kalau mereka adalah teman lama Tuan dan Nyonya." Kata Bibi

" Sepertinya aku tahu siapa mereka Ma. " Kata Ayahku.

Akhirnya Ayah dan Ibu pergi ke ruang tamu untuk menemui tamu, dan aku mendengar pertemuan mereka yang sangat akrab sekali. Sepertinya memang mereka sangat dekat. Tidak lama setelah mereka berbincang di ruang tamu, akhirnya Ayah membawa mereka ke ruang makan untuk bergabung bersama kami diikuti oleh ibu tentu saja. Mereka ada 3 orang yang terdiri dari pria dan wanita paruh baya dan seorang lagi mungkin adalah anaknya. Dan aku perkirakan seumuran dengan kakakku.

" Zee, apa kabar? Sudah lama kami tidak melihatmu. Kapan kita akan keluar bersama? " Kak Tina memulai perbincangan dan tentu saja menggunakan bahasa Thailand dan aku tidak mengerti itu.

" Wah...kau semakin keren saja P'Zee. " Kata Kak Ann menyambung.

" Wah...aku juga sudah lama tidak melihat kalian berdua. Bagaimana kabar kalian? " Tanya Kak Zee

" Kami berdua tentu saja baik. " Jawab kedua kakakku.

" Bagaimana kalau kau perkenalkan putri cantikmu itu pada kami Peter? " Kata paman itu pada Ayahku

My Mistake, My Destiny (Hiatus)Where stories live. Discover now