PART 11 (FINAL)

7K 226 24
                                    

SETETES EMBUN CINTA NIYALA
Karya : Habiburahman El-Shirazi

”Kak Faiq, jelaskan padaku...apa arti semua ini? Kakak sedang bersandiwara bukan?” Lanjut Niyala dengan terisak dan air mata berkucuran.

”Adikku Niyala, dengarkan baik-baik ya! Kakak bersumpah demi Allah, kakak sungguh-sungguh hendak menikahimu secepatnya. Kakak tidak mungkin bisa hidup tanpa dirimu disamping kakak. Kakak sangat mencintaimu. Dan kakak tidak pernah dan tidak akan pernah mencintai wanita selain Umi dan dirimu. Kakak ingin kau menjadi istri kakak, menjadi pendamping kakak mengarungi hidup ini, berlayar menuju ridha Ilahi. Dan kakak ingin kaulah yang melahirkan, mendidik dan membesarkan anak-anak kakak. Kakak berjanji akan membawamu ke istana kebahagiaan semampu kakak. Ini bukan sandiwara lagi. Ini serius. Apakah kau ragu untuk melangkah ke pernikahan, mengarungi hidup dengan kakak, Adikku?” Kali ini Faiq menjawab dengan segenap perasaannya.

Kedua matanya basah.
Mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari lisan Faiq dengan penuh kesungguhan itu, Niyala merasa ada hawa dingin yang turun dari langit. Hawa dingin itu merasuk di ubun-ubunnya lalu menjalar ke seluruh tubuhnya. Hatinya merasakan kesejukan yang luar biasa. Tetesan air matanya semakin deras.

”Adik ikut kakak. Adik sepenuhnya percaya pada kakak.” Pelan Niyala sambil menunduk. Perasaan haru, bahagia, cinta, optimis dan surprise membaur jadi satu dan berpendar-pendar dalam dadanya. Ia belum pernah merasakan perasaan seindah itu sebelumnya.

”Semuanya sudah terang. Jadi dalam rencanamu, kapan akadnya akan dilangsungkan, Anakku? Tanya Umi sambil memandang wajah Faiq lekat-lekat.

”Ananda berharap tidak ada yang kaget. Akad nikah akan kami laksanakan malam ini juga!”
Tak ayal Niyala, Umi, Pak Rusli dan Herman kaget mendengarnya.

”Ini bukan lelucon Anakku!” Seru Umi.

”Ananda serius, Umi. Ananda tidak main-main. Untuk sebuah acara sakral yang cuma sekali dilaksanakan dalam hidup, apa ananda akan main-main? Ananda sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Ananda sudah mengontak KUA dan membereskan administrasinya. Ananda juga sudah mengundang tokoh-tokoh masyarakat, remaja masjid dan masyarakat sekitar sini. Ananda sudah mengundang Pak Kiai Imam Jazuli. Ananda juga sudah mempersiapkan katering dan handycamnya. Semua sudah ananda persiapkan di Aula Islamic Centre, Umi. Setengah jam lagi acaranya akan dimulai. Orang-orang sudah menunggu disana. Dua puluh menit lagi akan ada dua mobil datang kemari. Sekarang sebaiknya Niyala, Umi, Pak Rusli, dan Mas Herman bersiap-siap. Adik Niyala, kau cucilah mukamu. Berdandanlah yang anggun dan jangan berlebihan, namun jangan juga sampai ada guratan kesedihan di wajahmu. Kakak ingin kau bahagia. Gaun pengantin khas Turki yang kakak berikan tadi pagi pakailah. Sementara kakak juga akan bersiap-siap. Kalau begitu, kita tutup dulu musyawarah ini dengan doa kafaratul majlis. Lalu kita semua bersiap-siap.”

Setelah ditutup dengan doa. Empat orang itu sibuk mempersiapkan diri untuk sebuah acara sakral yang tidak terduga-duga.

***

Niyala membasuh wajahnya dengan lotion pembersih wajah. Lalu mengambil air wudhu. Di kamarnya ia menyempatkan untuk shalat dua rakaat meminta ketenangan dan kebahagiaan. Setelah itu ia berdandan seperti yang diminta kakak angkat yang sangat ia kagumi dan ia cintai, yang kini tiba-tiba menjadi calon suaminya. Ia memakai gaun pengantin khas Turki. Kepalanya ditutupi jilbab sutera Turki. Ia berdandan dengan cepat namun hasilnya tetap luar biasa. Tanpa berdandan pun Niyala sudah cantik mempesona. Di luar terdengar suara derum mobil.

Faiq keluar dari kamarnya dengan pakaian biru telur yang menawan. Peci hitam bersulam emas membuat dia semakin tampan. Lalu Niyala keluar dati kamarnya. Keduanya berpandangan sesat lalu saling menunduk. Hati keduanya berbunga-bunga. Baru kali ini mereka berpandangan namun disertai perasaan sangat indah yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Tak lama kemudian Umi, Pak Rusli dan Herman sudah siap. Merekapun meluncur menuju Islamic Centre. Di sana semuanya telah siap. Lampu hias menyala gemerlapan. Para tetangga, para pemuda dan tokkoh-tokoh masyarakat sudah memenuhi ruangan.

SETETES EMBUN CINTA NIYALA ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang