Chapter 12

468 43 7
                                    

Jihoon kembali sibuk dengan komputernya, mengedit beberapa lagu yang telah selesai di rekam oleh dirinya, Seungcheol dan Vernon. Ia menyatukan lirik dengan musiknya kemudian menghapus beberapa part yang dia rasa tidak perlu. Di ruangannya kini hanya ada Jihoon dan Seungcheol, Seungcheol sendiri sedang menghapal beat untuk lagu terakhirnya sebelum melakukan recording. Jihoon ingin segera menyelesaikan pekerjaannya karna itu ia menyandera Seungcheol sampai malam ini. Sudah hampir tiga jam yang lalu Vernon meninggalkan studio, dan Jihoon hampir selesai dengan editan lagunya, namun Seungcheol masih saja sibuk menghapalkan lirik dengan beatnya yang akan di record malam ini.

"Woozi...." panggil Seungcheol pelan. Jihoon hanya menjawabnya dengan 'hum', menandakan bahwa ia mendengar Seungcheol memanggilnya.

"Aku lelah, bagaimana kalau kita pergi." Ucap Seungcheol. Jihoon seketika menghentikan pekerjaannya dan menoleh kearah Seungcheol.

Dada Jihoon berdegup kencang, tatapan Seungcheol tepat menuju matanya dan wajahnya benar-benar tepat ada dihadapannya. Jihoon langsung mengalihkan pandangannya kemudian menggeleng.

"tidak, kau harus menyelesaikan recordingmu malam ini juga." Ucap Jihoon.

Seungcheol melipat tangannya didepan dadanya kemudian menatap Jihoon dengan tatapan sayu.

"Ayolah Woozi, kau harus tahu... aku ini tidak boleh terlalu stress, aku punya penyakit neuresthenia. Aku tidak boleh stress, marah, dan terlalu memaksakan diri untuk mengingat kejadian masa lalu. Jika aku memaksakannya, aku bisa—"

"Baiklah-baiklah!, kemana kita akan pergi?" tanya Jihoon. Seungcheol tersenyum lebar, mengambil jaket Jihoon yang ada di sofa dan menarik lengan Jihoon.

"What—"

"lihat saja nanti!" ucap Seungcheol sambil menyeret Jihoon keluar dari ruangannya.

====+++++======

Jihoon mengedipkan matanya beberapa kali, memandang sekelilingnya. Ia masih berdiri tepat dipintu masuk, menatap teriakan orang-orang dan keadaan sekitarnya.

"Taman hiburan? Apa kau bercanda?" tanya Jihoon tanpa mengalihkan pandangannya dari kerumunan orang-orang.

Seungcheol menoleh kearah Jihoon dan mengangguk, "Ya, taman hiburan. Ada yang salah?"

Jihoon membuang nafasnya berat, ia tidak terlalu suka tempat yang terlalu ramai dengan kerumunan orang-orang dan teriakan yang membahana, ia lebih menyukai tempat yang tenang dan itu dapat memberikannya inspirasi untuk lagunya.

"Tidak."Jawab Jihoon singkat. Seungcheol tersenyum lebar kemudian menatap ke sekelilingnya. Pandangannya tertuju pada stand permaianan menembak, ia mengambil lengan Jihoon, menariknya dan kemudian berlari menuju tempat itu.

"Seungcheol--!" Jihoon terkejut dengan perlakuan Seungcheol yang tiba-tiba.

"Ayo Woozi, aku akan menembak kaleng itu dan mendapatkan hadiah jackpotnya!"

Jihoon hanya tersenyum kecil, ia merasa bahwa dirinya tidak masalah untuk menghabiskan waktu sebentar dengan kekasihnya sebelum semuanya kembali seperti semula setelah acara taman hiburan ini berakhir.

Seungcheol dan Jihoon menghampiri stand tersebut kemudian mulai bermain. Seungcheol bertaruh untuk mendapatkan jackpot, yaitu sebuah gitar dengan model terbaru yang menggantung di atas kaleng tersebut. Seungcheol berusaha menembak kaleng yang berputar-putar itu namnun sudah beberapa kali gagal. Jihoon tertawa dengan melihat raut wajah Seungcheol yang kesal, Seungcheol menyipitkan matanya kemudian kembali mengeluarkan uangnya untuk bertaruh. Si penjual itu pun menggelengkan kepalanya sambil tertawa.

IT'S YOU - JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang