Satu

18.2K 973 5
                                    

"Sis! Gue mau cerita!" sahut Sheldon tiba-tiba muncul mendatangi gue.

"Kenapa lagi? Tentang Celine lagi?"

"Lo kok rasanya keberatan gitu kalau gue cerita tentang Celine?"

"Gue ga keberatan, cuma masa setiap hari lo cerita Celine lagi suka makan ini, Celine lagi suka pergi ke mana. Dulu aja pas jamannya lo lagi pdkt ke Sarah juga ga segini amat." sahut gue.

"Sarah mah cerita lama sis. Lagian sapa suruh dia ternyata berani ngancem-ngancem lo gitu. Belum juga jadi pacar udah berani ngancem sahabat gue." sahut Sheldon

"Ya kan dia takut kalau lo gue ambil! Makanya dia sampai-sampai berani ngancem gue gitu."

"Tapi kan nakutin ga sih, dia sampe nyamperin ke rumah lo gitu. Cari tahu lo, terus ngomong jangan deketin Sheldon. Serem gue."

"Lah lo aja serem, apalagi gue masbro." sahut gue.

"Memang lo yang ngertiin gue deh sis." sahut Sheldon.

Iya memang gue yang cuma bisa ngertiin lo Don.

Sudah setahun sejak Lia jadian sama Greyson, Sheldon mencoba mendekati beberapa wanita. Sebenernya bukan hanya Sarah atau Celine, tapi yang lain harusnya tidak masuk hitungan, karena Sheldon tidak pernah serius lebih dari 2 bulan untuk mengejar mereka. Gue tahu pesonanya Sheldon gimana. Bahkan gue salut sih sama Lia, dia bisa menolak cowok sekelas Sheldon.

Tapi hanya Celine yang bener-bener cukup melekat di hati Sheldon. Terbukti selama 5 bulan belakangan ini, hampir tiap hari yang dibahas adalah Celine. Entah kenapa setiap dia cerita tentang Celine ke gue, ingin rasanya gue menghilang saat itu juga. Gue sudah banyak bersabar mendengarkan cerita dia sebagai sahabat yang baik. Tapi menurut gue, udah cukup kesabaran gue.

Cuma masalahnya adalah gue ga akan bisa terus terang bilang ke Sheldon bahwa alasan gue ga mau mendengar ceritanya tentang cewek siapapun adalah karena gue suka sama dia.

"Sis?" tanya Sheldon.

"Hah?"

"Lo kok jadi mendadak melamun sih. Kan gue belum cerita."

"Udah ntar aja ceritanya, gue mau ngadep sama mas Burhan dulu." kelit gue.

"Iya deh iya. Duluin aja mas Burhan terus daripada gue." sahut Sheldon.

"Mau diduluin? Jadi bos gue dulu sana." sahut gue.

"Dasar anak tengil. Ntar habis balik, gue cerita ya."

***

Selepas gue kembali dari ruangan mas Burhan, Sheldon pun memulai ceritanya. Dia berencana untuk mengajak gue memilihkan kado buat Celine. Katanya bulan depan Celine mau ulang tahun, jadi dia berencana mau kasih kado yang spesial.

"Lo kok ga jadian aja sih sama Celine? Anak orang digantung melulu. Lo kata jemuran apa." sahut gue setelah mendengarkan cerita Sheldon.

"Jadian itu ga segampang itu sis. Lagian gue juga baru kenal selama 5 bulan, masih banyak yang butuh diuji."

"Lo ngalah-ngalahin guru aja deh pake ujian segala."

"Ya kan harus penuh seleksi sis. Untuk saat ini Celine is the best candidate."

"Lo kenapa bisa suka sama Celine?"

"Dia bisa membaca pikiran gue sis."

"Lo suka sama cenayang dong kalau gitu?"

"Tuh kan lo itu ga pernah serius! Maksudnya gue jarang nemu cewek yang bisa bener-bener tahu jalan pikiran gue. Bahkan sering sebelum gue ngomong ke dia, dia udah tahu maksud gue apa. Demikian juga halnya dari gue ke dia."

"Terus apalagi Don?"

"Dia apa adanya sih sis. Meskipun dia cantik, gue udah sempet ketar ketir takutnya dia high maintenance gitu. Ternyata dia sederhana, ga neko-neko, cocoklah buat jadi istri."

"ISTRI?"

"Ya kelak kan kalau Tuhan mengijinkan. Eh lo sendiri gimana tuh kapan hari sama siapa? Irvan?"

"Irvan dari Hong Kong! Maksud lo si Jimmy kan?"

"Iya. Itu maksud gue!"

"Ga lanjut lah. Lo kan udah gue ceritain Don."

"Masa sih?"

"Lo terlalu sibuk cerita, sampe lupa dengerin cerita gue." sahut gue.

"Ga gitu juga kali sis. Gue dengerin kok harusnya. Nanti gue kenalin lo sama temen-temen gue deh sis."

"Hmm."

"Jangan galak jadi cewek sis, ntar keburu lari duluan loh cowoknya."

"Lo buktinya ga lari?" tanya gue.

"Gue kan sahabat lo. Ga mungkin lah gue lari dari lo." sahut Sheldon sambil tersenyum.

Sahabat.

Kenapa istilah yang begitu indah dan rupa itu menjadi sebuah kata penghalang di antara gue dan Sheldon. Kenapa Sheldon tidak pernah sadar dan peka kalau gue melakukan semua ini karena gue suka dan peduli sama dia. Kenapa dia ga pernah mencari apa yang ada di depan mata, malah mencari yang di luar sana. Entahlah.

***

Consultant Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang