Dua belas

6.4K 565 10
                                    

Setelah Darren pulang, Lia kemudian menyusul untuk pulang. Yang gue heran adalah tumben kenapa Sheldon ga ikutan beranjak pulang.

"Lo ga pulang Don?"

"Habis gini."

"Emang lo mau ngapain?"

"Sis gue ada mau ngomong sama lo deh."

"Ya udah di luar ya. Dek, kakak ke luar bentar ya." sahut gue pamit ke Devina untuk keluar dari ruangan.

"Sis." sahut Sheldon.

"Apaan Don?"

"Lo emang udah serius sama Darren?"

"Hah? Kok lo bisa nyimpulin kayak gitu?"

"Maksud gue kan lo baru aja kenal sama Darren, masa iya lo udah pasti bakal jadian dalam waktu dekat?"

"Lah lo sama Celine juga gitu kan?"

"Gue sama Celine kan beda. Gue yang lebih picky dalam memilih cewek dan lo tahu itu kan. Maksud gue, lo harus tahu Darren luar dalam dulu sebelum melangkah lebih jauh."

"Emang kenapa lo bisa jadi tiba-tiba sok perhatian gini sih tentang hubungan gue dan Darren?"

"Ya karena gue sahabat lo Sis dan gue ga ingin lo salah langkah."

"Don, Darren orang yang baik. Ga salah kan kalau gue memikirkan untuk menjalin hubungan lebih dekat sama dia?"

"Bukan gitu sis. Lo kan harus tahu juga dia orangnya gimana, lo itu baru kenal berapa bulan sis. Jangan gegabah juga."

"Don, gue tahu yang terbaik buat gue. Lo jangan kelamaan di sini, nanti dicariin Celine." sahut gue.

"Sis, tapi jujur gue ga suka lo deket sama Darren."

Aneh.

"Kenapa? Lo takut gue ga ada waktu buat lo lagi?"

"Gue ga yakin kalau dia terbaik buat lo sis." sahut Sheldon.

"Jujur ya Don, gue merasa lo egois. Lo ga suka lihat gue sama Darren karena lo takut perhatian gue selama ini akan beralih ke Darren." sahut gue dengan nada tegas.

Sheldon pun hanya terdiam mendengar pernyataan gue.

Kenapa sih Don lo harus sok perhatian di mana gue mencoba untuk melupakan..

"Gue ga mau berdebat sama lo sis. Gue balik dulu. Lo jangan lupa makan dan istirahat." sahut Sheldon membuka omongan dan beranjak pulang.

Gue pun masuk kembali ke kamar Devina dan menjumpai Devina yang masih belum tidur.

"Dev, kamu kok belum tidur?"

"Bentar lagi kak, nunggu kakak masuk soalnya. Wajah kakak kenapa? Kok kelihatan sedih?"

"Ngga kok Dev, kakak ga ada masalah apa-apa." sahut gue berusaha menutupi.

"Kakak lagi dideketi kak Darren sama kak Sheldon ya?"

"Hah? Ngga dek. Kamu ini kebanyakan baca novel deh kayaknya dek." sahut gue sambil tersenyum.

"Meskipun aku masih kecil, cuma aku tahu kok kak tatapannya kak Darren dan kak Sheldon itu beda ke kakak."

"Hahaha sama aja dek. Udah tidur ya. Kakak juga mau lanjut kerja." sahut gue sambil membuka laptop.

***

Keesokan harinya gue sudah kembali bekerja di kantor dan mama gantian menjaga Devina di rumah sakit. Jujur badan gue berasa kayak dilindas truk karena gue harus begadang menyiapkan surat banding yang mau direview sama mas Burhan.

Consultant Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang