"Sis. Maaf cuti kamu belum bisa saya approve." sahut Mas Burhan membuka pembicaraan di pagi yang indah.
"Kenapa ya mas?"
"Kan kamu tahu kalau banyak klien kita yang sedang pemeriksaan dan banding. Kita pun juga harus mobile dan juga kekurangan orang. Jadi saya harap kamu bisa mengerti."
"Tapi saya kan udah mengajukan cuti ini dari jauh hari mas, lagian saya cuma cuti 2 hari lo mas." sahut gue.
"Memangnya kamu cuti mau ngapain?"
"Ya itu urusan saya mas cuti mau ngapain. Kan ga ada keharusan saya bilang juga ke mas." sahut gue dengan nada meninggi.
Masalahnya ya, gue cuti itu benernya cuma ingin di rumah doang. Ga kemana-mana. Cuma kalau gue bilang sama mas Burhan kalau gue di rumah doang, dia pasti akan lebih mencari alasan supaya cuti gue ga diapprove. Nanti pasti bilangnya ngapain cuti sis kan sayang cutinya bisa dipakai hal lain. Err. Gitu aja alesannya sampai nanti manusia udah pindah ke Mars.
"Ya saya tahu Sisca kalau kamu ga usah ngomong ke saya cutinya mau ngapain, cuma saya ingin kamu lebih mengerti kondisi pekerjaan kita."
"Mas, cuti saya itu masih ada 20 hari dan belum terpakai lo mas. Saya merasa selama ini juga saya sudah cukup mengerti kondisi Perusahaan. Jadi mohon sekarang mas bisa mengerti kondisi saya." sahut gue.
"Ya udah gini, kamu cuti sehari dulu gimana? Nanti seharinya lagi kamu ambil bulan depan. Saya beneran lagi butuh kamu di kantor." ujar Mas Burhan memberikan penawaran.
"Oke tapi dengan satu syarat mas. Saya harap saya ga akan diganggu dengan pertanyaan mengenai kerjaan pada hari saya cuti." sahut gue.
"Oke Sisca."
Gue pun melangkah keluar dari ruangan mas Burhan sambil menaruh pengajuan cuti gue di meja mba Ririn.
"Sis, akhirnya gimana lo jadi cuti?" tanya Sheldon.
"Cuma disetujui satu hari. Parah."
"Hah kok bisa sih? Lo emang bilang alasan cuti lo?"
"Gue ga bilang. Bahkan gue tadi udah mulai naik darah pas ngomong sama mas Burhan. Kesabaran gue mulai diuji kayaknya."
"Sabar ya sis. Gue penasaran lo sama cerita lengkapnya." sahut Sheldon.
Gue pun panjang lebar menceritakan apa yang gue sampaikan ke mas Burhan tadi.
"Sumpah lo ngomong gitu sama mas Burhan? Kesambet apaan lo?" sahut Lia tiba-tiba bergabung dalam pembicaraan.
"Gue ga tahan gila. Udah jadi company slave kayak gini. Sekali-kali gue kan juga mau dimengerti!"
"Lo tau kan mas Burhan gimana, lagian ati-ati sama nilai eval lo kalau lo berani ngelawan dia kayak gini." sahut Lia menambahkan.
"Iya sih, ah bodo amat kalau eval gue dikasih jelek. Masih interim eval juga, ga bakal ngefek ke bonus." sahut gue.
"Tapi lo keren sih sis, bisa mengungkapkan aspirasi hati lo." sahut Sheldon.
"Udahan ah ga usah dibahas. Pusing gue malahan." sahut gue.
"Oh ya sis, lo cuti itu minggu depan kan? Lo mau dinner kan sama gue?" sahut Lia.
"Ada apaan nih tiba-tiba lo ngajak gue dinner. Gue mencium bau sesuatu."
"Greyson sama temennya bakal dateng ke sini. Dia mau ngenalin temennya yang bakal jadi bestman di nikahan gue." sahut Lia.
"Terus gue ngapain?" sahut gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Consultant Love Life
ChickLitSpin-off dari Curhatan si Konsultan ❤️ Karena banyak yang kangen sama Sisca :) Buat yang belum tahu siapa gue, nama gue Sisca. Gue ga punya nama panjang, kayaknya ortu gue ga mau ribet ngasih nama panjang. Akhirnya berujung pada nama gue yang cuma t...