It Began in One Night (2)

682 78 25
                                    

Mengetahui bahwa Jenderal Park ternyata juga mencintaiku membuat seluruh syarafku berhenti secara tiba-tiba. Aku terlalu terguncang dan tidak siap untuk menerima kenyataan yang berbanding terbalik dengan apa yang kuperkirakan. Aku berfikir, apa setelah ini Jenderal Park akan mau menemuiku dan mau menyapaku layaknya masa-masa dulu ?

Kubaringkan tubuhku di ranjang gulung bermotif bunga emas dengan corak biru milikku dengan lemas. Sayangnya, aku benar-benar gagal saat mencoba untuk mengistirahatkan tubuh serta pikiranku. Terlebih pikiranku.

Pikiranku kalut, antara bingung, senang dan ragu. Ragu karena aku takut itu semua hanya jebakan semata untuk memenggal kepalaku. Meskipun aku tahu Jenderal Park bukanlah orang seperti itu.

Mataku mulai tertutup. Seluruh tubuh serta batinku terasa sangat penat pada hari itu, kepalaku serasa mau pecah.

BRAK !

Saat itulah, aku mendengar suara gebrakan yang ternyata adalah suara awal dari kekacauan negeri ini. Tentara Jepang itu datang, membawa sebuah pedang besar di tangannya. Menjambak rambutku dan menyeret tubuhku secara kasar keluar, membuangku di halaman depan di mana aku melihat seluruh keluargaku diperlakukan dengan sama.

"Bawa mereka !"

Saat itulah aku melihatnya, saat aku mendengar salah satu suara bangsaku. Lelaki tinggi bermata elang dengan kulit putih pucat, bekas sabetan di pipi kirinya yang nampak samar, namun tidak bisa disembunyikan. Sangat jelas bahwa dia adalah orang Joseon meskipun tubuhnya dibalut dengan pakaian Samurai serba hitam, tapi kenapa dia membantu seluruh tentara Jepang itu ?

Tubuhku dihempaskan pada sebuah kereta keranjang bau yang sudah sangat sesak karea terlalu banyak orang di dalamnya. Seluruh tubuhku tidak dapat bergerak, semuanya terasa kaku , mataku berkunang-kunang.. Dan aku hilang kesadaran.

---------------

Aku tidak ingat berapa lama aku kehilangan kesadaranku. Saat aku bangun, aku sudah berada di sebuah penjara bersama orang-orang sebangsaku. Aku mulai tertatih untuk bangun dan melihat keluar sel-ku.

Tepat di depanku, Jenderal Park dengan kepalanya yang bersimbah darah duduk di pojok sel-nya dengan mata merah, seakan terkubur perasaan amarah yang begitu kuat akan sesuatu. Tapi, ada yang berbeda dengan sel jenderal Park. Selnya kosong, tidak seperti milikku yang di isi oleh lebih dari 5 orang.

Aku hendak memanggilnya, mengatakan perasaanku yang sangat senang karena melihatnya. Tapi, seseorang datang. Dengan baju samurai berwarna merah gagah dan membawa pedang yang ada di pinggulnya, rambut hitam pendek yang agak berantakan menambah kesan bengis padanya.

"hai Chanyeol ?"

Lelaki itu memanggil jenderal Park dengan nada seolah sangat mengenalnya. Aku mengenal suara itu dan postur tubuh itu. Dia lelaki berkulit pucat yang menyeramkan itu.

"kau terlihat seperti hal yang biasa kulihat di penjara ini ... apa itu ya ?? biar kuingat ?? Oh ya, sampah !"

Amarahku memuncak, lelaki itu merendahkan Jenderal Park seakan ia lebih tinggi darinya.

"pengkhianat keji ! kau lebih rendah dari sampah Oh Sehun !"

"haha ! itu dulu, sebelum semua ini terjadi. Sekarang dengarkan aku baik-baik Park Chanyeol, semuanya akan segera berubah"

Lelaki itu memutarkan badannya, sekarang aku dapat melihat jelas wajahnya. Matanya sangat tajam seperti mata elang yang sedang mengintai mangsanya, sangat tegas, dan bengis dan juga tampan. Tapi tidak setampan jenderal Park.

AITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang