Hari itu, adalah hari di mana aku melalui musim gugur pertamaku di Negeri Yukata. Pemandangan musim gugur yang terlihat di halaman depan paviliunku. Harus kuakui, semua daun gugur yang berserakan itu tampak sangat indah. Bertahun-tahun aku tinggal di istana Joseon, keluar masuk dengan mudah sebagai seorang pemusik. Tapi aku tidak pernah menjadi seorang pejabat ataupun bangsawan yang tinggal dalam paviliun mewah di sana. Karena itu aku sangat tertarik melihat daun-daun yang berguguran di halaman paviliunku.
Sudah dua bulan ini aku berstatus menjadi istri Oh Sehun. Dan sudah dua bulan pula musuhku semakin bertambah. Oh Sehun termasuk dalam daftar lelaki yang sangat disegani oleh seluruh wanita dari kalangan kasta manapun. Setiap kali diadakan pertemuan di dalam lingkungan kerajaan, selalu ada wanita yang memandangku dengan tatapan sinis mereka. Apalagi saat Oh Sehun sedang tidak bersamaku.
Hari itupun sama, saat aku berada di luar paviliun sambil menikmati udara musim gugur. Seorang wanita yang berpakaian layaknya seorang bengsawan melewati halaman paviliunku. Dia sangat cantik, tubuhnya tinggi dan ramping, namun tatapannya padaku benar-benar sangat mengganggu.
"kau pasti Kim Jong In, istri Jenderal Oh yang berasal dari Joseon"
Tanpa rasa hormat, kata-kata itu diucapkan olehnya, dialek Tokyo yang sangat kental ditambah dengan nada suara ketusnya benar-benar sangat kentara mengatakan bahwa dia membenciku. Dia menatapku dengan tatapan ularnya, seakan-akan berharap bahwa matanya dapat membunuhku atau mengubahku menjadi batu.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya, namun sepertinya ia tidak menyukainya.
"aku selalu heran dan bertanya-tanya, kenapa lelaki semenawan Jenderal Oh mau menikahimu. Seorang lelaki bodoh, pemusik amatir, dan tidak mempunyai sopan santun untuk menjawab pertanyaan seseorang"
Hembusan nafas panjang lolos dari batang hidungku. Si wanita semakin geram menatapku dan memaki-makiku dengan kata-kata pedasnya. Tangannya sudah akan menamparku, jika saja Oh Sehun tidak datang saat itu.
Wajah wanita itu berubah, sangat berbeda saat Oh Sehun berdiri di sebelahku. Oh Sehun menatap wanita itu dengan penuh tanda tanya lalu berbalik menatapku. Aku hanya menunduk dan malas menatap wajahnya. Entahlah, setiap ada wanita penggemarnya yang menemuiku dengan cara seperti ini, aku malah ikut membenci Oh Sehun. Karena bagaimanapun, dialah yang menyeretku menjadi istrinya dan juga membuatku menyukainya dan juga membuat jumlah para wanita yang membenciku semakin bertambah tiap jamnya.
"Aoko-san pergilah, para menteri telah menunggumu di paviliun utama. Bawa serta anak buahmu, pertemuannya telah usai. Dan pastikan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan"
Sontak wajahku terangkat dan menatap si wanita yang dipanggil Aoko oleh Oh Sehun. Aoko tampak sangat patuh pada Oh Sehun sebelum raut malunya terlihat oleh wajahku.
Bibirku terangakat, senyuman mengejek terukir jelas di wajahku dan terlihat jelas oleh matanya. Dadakupun kembali kubusungkan dengan penuh percaya diri sambil mengatakan sesuatu padanya.
"oh, rupanya kau seorang Geisha. Kau terlihat sangat anggun dan pandai dalam berkata-kata"
Ucapku menyindirnya. Sedangakan Aoko pergi meninggalkanku setelah membungkuk sembilan puluh derajat dan meninggalkan umpatan dari mulutnya tanpa bersuara.
Senyumku pun terukir, dan tawa ringanku terdengar oleh telinga Oh Sehun. Namun dia hanya menatapku dengan senyuman indahnya. Senyuman yang selalu ia berikan untukku. Tangan kanannya menangkup lembut pipi kiriku dan kemudian mencium keningku cukup lama.
Tangannya kemudian menggandengku dan membawaku masuk ke dalam paviliun. Oh Sehun terlihat sangat tampan saat ia mengenakan baju samurai biru tuanya. Namun tidak bisa ia sembunyikan wajah berseri-serinya yang seperti anak kecil itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/145389601-288-k872659.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AI
FanfictionKertas tua yang terluka akan goresan hidup Kim Jong In. Bukan sebuah saksi bisu sebuah kisah hidupnya namun sesosok pendengar yang bisa ia tumpui.