Matahari mulai menenggelamkan dirinya di barat sana. Jungkook yang sedari tadi mencari kekasihnya namun belum menemukannya. Dan sampailah dia di sebuah taman yang sepi. Dapat dilihatnya dua orang duduk berdampingan saling melihat satu sama lain tanpa menyadari ada dirinya.
Jungkook melangkahkan kakinya mendekat. Tapi apa yang lihat membuatnya mengurungkan niatnya dan menghentikan langkahnya. Didepannya dua orang dengan enaknya berpelukan. Masih terdiam di tempat yang sama sampai dua orang didepannya melepaskan pelukan mereka. Dan mereka baru menyadari bahwa Jungkook melihat mereka.
Jungkook berjalan mundur lalu berbalik meninggalkan dua orang yang saat ini berdiri melihatnya.
Ji Eun terkejut melihat Jungkook yang ada didepannya. Dia dan lelaki disampingnya sama-sama berdiri. Ji Eun melihat Jungkook yang pergi tanpa sepatah katapun langsung mengejarnya. Ji Eun berhasil menarik langan Jungkook sampai Jungkook berhenti didepannya.
"Jungkook."
Jungkook menghentakkan tangannya sampai tangannya lepas dari genggaman Ji Eun. Dia tidak berbalik sama sekali.
"Jadi ini yang nuna lakukan selama dibelakangku." ucap Jungkook dengan nada dingin
"Tidak Jungkook, ini tidak seperti yang kau pikirkan."
Jungkook berbalik menghadap Ji Eun, dia juga dapat melihat orang yang seenaknya memeluk kekasihnya dibelakang Ji Eun.
"Lalu seperti apa? Dia menyukaimu sejak dulu. Dan apa yang kau lakukan, kau membalas cintanya, hah!"
Jungkook berjalan meninggalkan Ji Eun. Tidak mendengarkan Ji Eun yang mencoba menjelaskan permasalahan yang sebenarnya.
"Jungkook, kumohon dengarkan aku dulu."
Ji Eun mengejar Jungkook tapi Jungkook sama sekali tidak menghentikan langkahnya. Jungkook semakin mempercepat langkahnya.
BRUKK
Jungkook tidak mendengar suara Ji Eun lagi tapi mendengar suara tumbukan. Dengan refleknya, dia menoleh ke belakang. Mendapati kekasihnya sudah terbaring di atas aspal dengan darah yang bercucuran dan sebuah truk yang berhenti.
Air matanya jatuh begitu saja. Jungkook berlari ke arah Ji Eun dan menggenggam tangan Ji Eun. Dari arah berlawanan, seorang lelaki yang bersama Ji Eun berlari ke arah keduanya.
"Nuna....Ji Eun nuna..." Panggil Jungkook dengan khawatir
"Uhuk....Jung...Juungkook...."
Tangan Ji Eun yang berlumuran darah berusaha menggapai wajah mulus Jungkook. Jungkook langsung menyentuh tangan Ji Eun dan menyentuhkan pada pipinya, tidak perduli wajahnya akan berlumuran darah.
"Nuna...."
"Ak... aku...maafkan aku..."
"Nuna kau tidak bersalah, aku yang harus minta maaf, maaf telah membuatmu seperti ini."
"Aku...tidak ada...uhuk...hubungan dengan Taehyung."
Jungkook hanya mengangguk mendengar ucapan Ji Eun yang semakin melemah. Jungkook memeluk tubuh yang tidak berdaya itu.
"Jaga...uhuk...dirimu. Maaf meninggalkanmu."
"Apa maksudmu? Kau pasti selamat."
Ji Eun berusaha tersenyum walau begitu menyakitkan. Tangannya melemas dan terjatuh, tidak lagi menyentuh pipi Jungkook.
"YAK! Nuna, bertahanlah. Aku membutuhkanmu. JI EUN NUNA!."
Ambulan datang sesaat Ji Eun tak sadarkan diri. Lelaki yang berdirilah yang menelpon ambulan. Dia hanya berdiri tanpa suara melihat Jungkook yang berusaha memasukkan Ji Eun ke ambulan. Dia menangis, itu dapat dilihat dari pipinya yang terkena lelehan air mata. Orang yang dicintainya sekarat tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Bahkan ambulan mulai meninggalkannya.
******
Dia hidup, dia bernafas, dia juga bergerak, tapi dia seperti telah kehilangan arwahnya. Jungkook, sedang memandang kosong ke arah depan. Tidak perduli orang-orang yang sedang memberikan penghormatan terakhir untuk kekasihnya didepannya.
Jungkook menoleh ke samping, melihat ibu Ji Eun yang menangis tersedu-sedu sambil memanggil nama anaknya. Hal itu membuat Jungkook kembali mengeluarkan air matanya. Ayah Ji Eun berusaha menenangkan istrinya walaupun dirinya juga sama terpukulnya.
Jungkook kembali melihat ke arah depan. Didepannya sekarang ada Taehyung yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri sedang memberi penghormatan untuk Ji Eun.
Sebelum meninggalkan orang tersayang, Ji Eun sempat koma selama beberapa hari. Dan sayangnya Ji Eun tidak dapat bertahan untuk mempertahankan kehidupannya.
*****
Setelah berlangsungnya permakaman. Jungkook kembali ke rumahnya diantar oleh Namjoon. Dia langsung memasuki kamarnya tanpa menyapa orang tuanya. Wajah cerianya telah berubah sejak kecelakaan Ji Eun lima hari lalu.
Pintu kamar Jungkook terbuka menampilkan seorang wanita dengan nampan ditangannya memasuki kamarnya. Wanita itu duduk disamping Jungkook yang memandang kosong didepannya.
"Jungkook, kau harus makan, beberapa hari ini kau belum makan kan." perintah ibunya dengan lembut
"Kau semakin kurus, jadi makanlah."
"Baiklah, ibu akan meninggalkan makanannya disini. Tapi kau harus memakannya."
Seperti berbicara dengan patung, ibu Jungkook meninggalkan putranya dengan makanan yang sudah diletakkan di meja nakas.
Setelah ibunya keluar, Jungkook membuat tubuhnya yang semula duduk menjadi tiduran miring. Tak ada niat untuk makan. Rasa laparnya tidak sebanding dengan rasa sakit ditinggalkan orang yang sangat dia cintai.
'Jika kau tidak bersamaku, mungkinkah kau masih hidup?'
'Andai semua bisa terulang kembali. Aku rela melepasmu jika itu satu-satunya cara menyelamatkanmu. Tidak bersamamu jauh lebih baik daripada tidak melihatmu untuk selamanya. Aku berharap ada satu kesempatan lagi untuk mengulang semuanya. Tetap melihatmu di dunia ini, aku sudah bahagia.' jeritan hati Jungkook
"Kumohon, kembalilah Ji Eun nuna."
TBC
VOTE & COMMENT
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE MORE CHANCE [KookU]
Fanfiction~Jungkook~ Andai semua bisa terulang kembali. Aku rela melepasmu jika itu satu-satunya cara menyelamatkanmu. Tidak bersamamu jauh lebih baik daripada tidak melihatmu untuk selamanya. Aku berharap ada satu kesempatan lagi untuk mengulang semuanya...