Strakhćhîrøn

2.2K 140 0
                                    

"Jangan memandangku seperti itu"

"Ada apa?"

"Tidak" memalingkan wajah dari Rein

Alexa dan Rein sedang berjalan menelusuri lorong koridor sekolah. Setelah kejadian tadi mereka bertingkah canggung satu sama lain.

(Flashback)

"Auchh..

"Apa kau tidak apa-apa?"

Rein menggapai tubuh Alexa yang hampir jatuh karena tergelincir.

" kenapa kau ada di sini? Bukankah kau harusnya sudah tidur?" Tanya Rein.

"Aku hanya sedang berjalan-jalan, daan bisakah kau melepaskan tubuhku, sekarang?" Kata Alexa sambil menjauhkan tubuhnya secara perlahan.

Rein tak berkutik. Ia bahkan tak ingin mendengar apa yang di katakan Alexa. Ia terus memegang erat tubuh Alexa sambil Menatapnya. Rein tak ingin melepas pandangannya terhadap orang yang ia sukai saat ini. Ya ia sangat menyukai Alexa. Tak tahu mengapa, tetapi belakangan ini Hanya Alexa saja yang ada di pikiranya.

Reinhard Pov

Sejak kapan aku bertingkah seperti ini? Aku tak pernah memiliki perasaan nyata kepada seorang gadis. Dan apa ini? Mengapa mata Alexa begitu indah, tetapi ia terus menatapku dengan tatapan yang tajam, maksudku, apa kesalahanku sehingga dia menatapku seperti itu? Ini hanya sebuah dekapan. Tapi kenapa aku merasa ini seperti dekapan penuh nafsu?

Aku langsung melepaskan tubuh Alexa, ia langsung berbalik kemudian meninggalkanku di tempat itu. Ahh kau sangat bodoh Rein, kau membuat proses pendekatanmu hancur. Dan sekarang kau hanya akan di cap oleh Alexa sebagai lelaki nafsuan.

Dia bahkan tak melirik ku sebagai seorang pria. Hey semua gadis di sekolah ini takluk kepadaku. Dan kenapa Alexa tak tergoda sama sekali setelah berada di dekapan ku? Ini sungguh memalukan.

"Alexa!" Panggilku.

Ia langsung berhenti kemudian berbalik dengan matanya yang tajam.

Aku hanya terus menatapnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Jangan menatapku seperti itu"

" ada apa?"

"Tidak" ia langsung memalingkan wajahnya dariku.

Ya tuhan gadis ini memiliki sifat yang terlalu dingin.

Braaakkk!!

Hancur, atap gedung magysk Academy berjatuhan. Aku langsung berlari untuk menyelamatkan Alexa. Apa ini? Bagaimana gedung ini bisa seperti ini? Bukankah telah di beri mantra pelindung?

"Apa ini Rein? Kenapa kau memelukku?"

"Apa kau tidak lihat sekitarmu? Gedung ini akan rubuh Alexa!"

" Rein sadarlah! Di sini baik-baik saja. Dan hei kenapa raut wajah mu seperti itu? Apa kau baik-baik saja?atau beginikah cara mu saat tidur?"

"Alexa aku serius! Menyingkirlah dari sini. Lari dan cari pertolongan!! "

Aku tak bisa bernafas, ada apa ini?

"Rein!! Bagaimana punggungmu bisa berdarah seperti itu? "

"Tidakkah ka..u lihat? Aku tertimpa serpihan kayu saat menyelamatkanmu Alexa"

"Tapi tak terjadi apa-apa di sini, dan..kayu? Tak ada serpihan kayu di belakangmu Rein"

"Apakah aku berada di illution?" Batinku.

"Pergi dan cari bantuan Alexa, a..aku sudah tak tahan"

Setidaknya itulah yang ku katakan sebelum seluruh pengelihatanku berubah menjadi gelap.

....

Author Pov

Alexa berlari menyusuri lorong kosong di Magysk Academy. Wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Ia hanya terus memikirkan apa yang terjadi kepada Rein.

"Berdarah! Ia penuh darah!! Tolong kami!!" Teriak Alexa dengan panik. Ia tak berhenti berlari.

"Tolong kami! Siapa saja!!!"

Alexa hanya terus mencari-cari orang yang mungkin mampu menolong Rein. Ia tak tahu harus kemana. Ia bahkan murid baru di sekolah itu.

Sementara itu Rein terbaring lemah di pintu dekat tangga lantai 3 Asrama putri. Ia menutup matanya tapi tak tertidur. Ia terus meringis kesakitan dan hanya berharap Alexa akan segera datang dengan bantuannya.

" Illution! Ini hanya mantra halusinasi! Tapi mengapa Alexa bisa melihat darah yang mengalir? Bukankah itu hanya bisa di lihat oleh pencipta mantra, yang menguasai mantra dan para Demon" Batin Rein

Rein terus di serang. Di dalam illution itu Rein melihat sosok berjubah hitam yang sedang memegang sebuah tongkat dengan ujung berwarna biru terang.

" jauhi dia dan kau takkan mengalami hal seperti ini lagi" kata pria itu sambil tersenyum sinis.

" siapa kau? " teriak Rein dengan lantang.

" kau tak perlu tau! Diam dan nikmati rasa sakit yang aku berikan. Hahaha" kata pria itu sambil tertawa.

3 bilah pisau keluar dari jubah pria itu dan langsung menikam Rein. Rein menahan ringisannya. Ia tak ingin memperlihatkan kelemahannya kepada pria itu

"A..alexa kau di mana?" Batin Rein

"Bahkan hanya menyebut namanya kau tak di izinkan tuan Reinhard Xerigar"

Pria itu hampir melemparkan sebilah pisau lagi ke arah jantung Rein. Namun semua itu menghilang tepat setelah Alexa menyebut nama Rein dengan lantang.

"Rein!! "

....

"Pria itu mencari Alexa" lamun Rein saat Alexa sedang tertidur di samping kasur yang ia tempati.

Rein mengelus pelan rambut Alexa
"Siapa kau sebenarnya?"

"Aku Alexa" dengan suara suraunya ia mengankat wajahnya perlahan.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Alexa dengan raut wajahnya yang seperti biasa.

"Dingin"

Alexa langsung mengambilkan selimut untuknya.

"Bukan aku, tapi wajahmu. Kenapa wajahmu selalu seperti itu?" Tanya Rein

" yaa memang seperti ini" jawabnya sambil melipat kembali selimut yang telah ia bongkar.

"Mata mu bengkak" kata Rein sambil menatap lekat wajah Alexa.

"Siapa yang tak meneteskan air mata ketika temannya sedang terluka"

"Jadi aku temanmu?"

"Tak apa jika kau tak mau"

Halo lagi readers😁 siapa cowok itu hayooo?
Chapter berikutnya?
Perkenalan tokoh lagi. Pasti pd penasaran kan sm mukanya Rein😁

I am the Demon [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang